Suci Amalia Ramadani, mahasiswa semester 5 dari STIE Bina Karya, bersama tim “The Innovators,” berhasil menciptakan aplikasi berbasis gamifikasi untuk meningkatkan partisipasi pemuda Desa Leuwimalang. Perjalanan dari Sumatera ke Jakarta ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga pengalaman bermakna yang mengajarkan kolaborasi lintas budaya dan semangat pantang menyerah, seperti diungkapkan oleh Isaac Munandar, CEO Maxy Academy, yang terinspirasi oleh dedikasi dan keberanian mereka.
Surabaya, 19 Desember 2024 – “Dimana ada kemauan, di situ ada jalan.” Peribahasa ini seolah menjadi cerminan dari perjalanan luar biasa Suci Amalia Ramadani, mahasiswa semester 5 dari STIE Bina Karya. Bersama timnya, yang dikenal sebagai “The Innovators,” mereka berhasil menciptakan aplikasi inovatif berbasis gamifikasi untuk meningkatkan partisipasi pemuda Desa Leuwimalang dalam kegiatan desa. Perjalanan ini tidak hanya menjadi sebuah pengalaman kompetisi, tetapi juga pelajaran hidup yang penuh dengan tantangan dan inspirasi.
Perjalanan yang Penuh Makna
Suci dan rekan-rekannya merancang produk bernama “Teman Desa” sebuah aplikasi yang bertujuan untuk menghubungkan pemuda desa dengan berbagai kegiatan lokal yang relevan dan bermanfaat. Ide awal mereka mencakup berbagai aspek, seperti event, paket wisata, blog, mitra petani, dan kegiatan volunteering. Namun, seiring berjalannya waktu dan proses evaluasi, ide ini difokuskan pada pengembangan fitur event berbasis gamifikasi untuk memaksimalkan manfaat bagi masyarakat desa.
Aplikasi ini tidak hanya dirancang sebagai alat digital biasa, tetapi sebagai solusi kreatif yang membawa dampak nyata. Pengguna dapat memperoleh poin dan penghargaan sebagai motivasi untuk aktif dalam kegiatan desa, seperti gotong-royong, pelatihan keterampilan, hingga lomba kreatif. Selain itu, “Teman Desa” juga menawarkan fitur kalender acara dan ruang diskusi online untuk mempermudah koordinasi antar pemuda desa. “Kami ingin aplikasi ini tidak hanya mempermudah koordinasi, tapi juga membuat kegiatan desa lebih menarik bagi anak muda,” jelas Suci dengan penuh antusiasme.
Proses pengembangan ini tidak datang tanpa tantangan. “The Innovators” melakukan observasi langsung ke Desa Leuwimalang untuk memahami permasalahan masyarakat dari dekat. Mereka mengunjungi UMKM setempat, berbincang dengan pengurus desa, dan mencoba merasakan kehidupan lokal. Dari hasil observasi mendalam ini, mereka mendapatkan wawasan tentang kebutuhan desa yang sebenarnya dan bagaimana teknologi dapat menjadi jembatan untuk memberdayakan generasi muda di sana.
Kerja Tim dan Tekad yang Kuat
Perjalanan Suci menuju hackathon ini penuh dengan tantangan. Bagi Suci, keberangkatan ke Jakarta sendiri sudah menjadi pengalaman besar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang jauh berbeda dari kampung halamannya di Sumatera. “Aku sempat merasa takut waktu tiba di Jakarta sendiri. Banyak hal baru yang aku temui, tapi untungnya tim dari Maxy Academy sangat membantu,” kenangnya dengan senyum kecil.
Selama proses kompetisi, “The Innovators” menghadapi tekanan waktu yang sangat ketat. Dengan hanya tiga hari untuk menyelesaikan prototipe, setiap anggota tim memainkan peran penting. “Aku fokus di pembuatan wireframe dan desain UI, sementara teman-teman lain membantu copywriting dan persiapan presentasi. Meskipun capek, aku merasa bangga bisa menyelesaikannya bersama,” ujar Suci.
Keputusan tim untuk memfokuskan aplikasi pada fitur event berbasis gamifikasi menjadi salah satu langkah strategis yang mengubah arah perjalanan mereka. “Kami ingin aplikasi ini lebih personal dan menarik untuk anak muda, makanya kami tambahkan elemen gamifikasi. Harapannya, mereka termotivasi untuk ikut kegiatan desa dan membantu pembangunan komunitas,” tambah Suci.
Namun, jalan menuju keberhasilan tidak selalu mulus. Diskusi panjang dan debat sering terjadi, terutama ketika harus memutuskan prioritas fitur. “Awalnya kami punya banyak ide, mulai dari paket wisata hingga blog desa. Tapi karena waktu terbatas, kami harus memprioritaskan. Diskusi ini justru memperkuat kekompakan tim,” ungkapnya.
Pengalaman Berharga yang Tak Terlupakan
Hackathon ini memberikan lebih dari sekadar pengalaman kompetisi bagi Suci. Ia mendapatkan pelajaran berharga tentang pentingnya kerja sama tim, komunikasi yang efektif, dan manajemen waktu. “Aku belajar bagaimana cara menyampaikan ide dengan jelas dan bekerja dalam tim meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. Semua ini membuat aku jadi lebih percaya diri,” ungkapnya dengan rasa syukur.
Selain itu, interaksi dengan peserta lain di hackathon membuka wawasan baru tentang inovasi teknologi. “Bertemu dengan orang-orang hebat dari berbagai daerah memberikan inspirasi tersendiri. Aku jadi tahu bahwa banyak sekali cara kreatif untuk menyelesaikan masalah,” tambahnya.
Salah satu momen paling berkesan bagi Suci adalah saat harus mempresentasikan ide timnya di depan panel juri yang terdiri dari para ahli teknologi dan pengembangan komunitas. “Aku sempat grogi, tapi dukungan dari teman-teman membuatku yakin. Prototipe yang kami buat berhasil berfungsi dengan baik, dan itu memberikan rasa lega yang luar biasa,” katanya. Pengalaman ini tidak hanya mengasah keterampilan teknisnya, tetapi juga membangun kepercayaan dirinya untuk menghadapi tantangan lebih besar di masa depan.
Harapan untuk Masa Depan
Suci berharap aplikasi yang telah mereka kembangkan tidak hanya menjadi prototipe, tetapi juga dapat diimplementasikan di Desa Leuwimalang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat. Ia percaya bahwa “Desa Muda” memiliki potensi besar untuk menginspirasi desa-desa lain di Indonesia dalam mengadopsi teknologi sebagai alat pemberdayaan.
“Aku ingin apa yang kami buat ini benar-benar membantu desa dan menjadi inspirasi bagi daerah lain,” tutupnya dengan penuh semangat. Tidak lupa, Suci juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Maxy Academy dan semua pihak yang telah mendukungnya selama perjalanan ini. Dukungan yang diberikan telah menjadi katalis penting dalam perjalanan mereka menuju final Impact National Hackathon 2024, sebuah kompetisi yang tidak hanya menantang kreativitas, tetapi juga membangun karakter yang tangguh dan berdaya juang tinggi.
Isaac Munandar, CEO dan Co-Founder Maxy Academy, mengungkapkan kekagumannya terhadap dedikasi Suci yang berasal dari Sumatera untuk mengikuti kegiatan ini di Jakarta. “Melihat keberanian Suci meninggalkan kenyamanan lingkungan asalnya untuk berkompetisi di ibu kota sungguh menginspirasi. Perjalanannya menunjukkan bahwa semangat dan kerja keras bisa mengalahkan segala keterbatasan geografis,” ujarnya. Menurut Isaac, pengalaman ini juga memberikan perspektif baru bagi Suci dan timnya tentang pentingnya kolaborasi lintas budaya dan lokasi.
Tentang Maxy Academy
Press release ini juga sudah tayang di VRITIMES