Saturday, January 11, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeHeadlinesTingkatkan Literasi Dakwah Agar Kajian Agama Semakin Menyejukkan Dunia Digital

Tingkatkan Literasi Dakwah Agar Kajian Agama Semakin Menyejukkan Dunia Digital

warnaplus.com-Rangkaian Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo kembali menggelar kegiatan diskusi virtual pada Rabu, 16 Juni 2021. Kolaborasi ketiga lembaga tersebut dikhususkan
pada penyelenggaraan Literasi Digital di wilayah Sulawesi.

Dalam webinar yang digelar di Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, ini, akan membahas materi tentang “Dakwah yang Ramah di Internet”. Pada episode kali ini diikuti oleh 312 peserta dari berbagai kalangan. Adapun sejumlah pembicara yang hadir dalam diskusi virtual ini adalah Aan Anshori selaku Aktivis Kebhinekaan, Abd. Rahim selaku Dosen KPI UIN Alauddin Makassar, Dicky Sofjan selaku Aktivis Indonesian Consortium of Religious Studies (ICRS), serta Andhika Fachrozi Muhadi selaku Co-Founder The Agency ES & Frodigi Digital Agency. Sebagai moderator dalam webinar ini adalah Ginar Ayuningtyas.

Pembicara pertama adalah Aan Anshori yang membawakan materi “Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama”. Menurutnya, berdakwah di dunia digital tidak hanya membutuhkan sikap yang ramah. Tapi, setiap pendakwah yang baik harus terlebih dahulu meluruskan niat dan tujuan, untuk apa dirinya berdakwah di media sosial dan internet. Sebab, dakwah yang menyesatkan terkadang bisa juga dibawakan oleh seseorang dengan cara ramah.

“Jika kita ingin membakar Indonesia dengan kebencian bisa saja dilakukan hanya bermodalkan media sosial. Tapi, apakah itu tujuan dakwah? Untuk menghancurkan? Tentu
tidak. Dakwah itu harusnya mengajak orang menuju kebaikan. Karena dari yang saya tahu, dakwah itu sifatnya mengajak, bukan memaksa, “ujar Aan.

Selanjutnya, pemateri kedua, yakni Abd Rohim, mengambil tema “Bijak di Kolom Komentar”. Ia menjelaskan, media sosial ibarat pisau bermata dua, ketika digunakan secara
positif maka hasil yang akan dituai juga positif, begitu pun sebaliknya. Oleh sebab itu, para warganet diimbau untuk selalu bijak dalam beraktivitas di media sosial termasuk dalam berkomentar.

Menurut dia, dalam berkomentar tentang isu agama sebaiknya warganet menghindari kata mayoritas dan minoritas. Sebab, pandangan tersebut justru akan menjebak pengguna media sosial dalam persepsi yang sempit. "Sosialisasi UU Nomor 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) perlu juga digalakkan lagi sehingga masyarakat akan lebih memahami dampak negatif dan konsekuensi di media sosial,”kata Abd Rohim.

Webinar ini juga menghadirkan Dicky Sofjan yang membawakan tema “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”. Sejatinya, literasi agama adalah bukanlah tuntutan seseorang untuk belajar tentang agama lebih dalam lagi, tapi lebih pada belajar tentang bagaimana beragama. Dengan begitu, sikap toleran dan menghargai kepercayaan agama lain akan timbul dalam bermedia sosial.

Literasi digital dan pemahaman akan cara beragama di dunia maya dapat memitigasi perihal polarisasi di masyarakat yang dihasilkan dari efek ruang gaung. Dicky meyakini para pemuka agama dan jejaringnya dapat menjadi ujung tombak penyebaran nilai-nilai keagamaan yang damai, progresif dan sesuai cita-cita bangsa dan negara.

Materi terakhir disampaikan oleh Andhika Fachrozi Muhadi yang mengambil tema “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan, setiap kiriman status ataupun konten di media sosial akan menjadi jejak digital dan ini sesuatu yang sulit bahkan tidak bisa dihapus. “Adapun hal-hal yang bisa mempengaruhi jejak digital kita, di antaranya reputasi dan nama baik, prospek kerja dan jenjang karir, hubungan sosial, serta reputasi orang lain di sekitar kita, “kata Andhika.

Sejumlah peserta dalam webinar kali ini cukup antusias mengikuti acara hingga selesai dan engajukan pertanyaan. Misalnya saja, peserta bernama Laila yang bertanya mengapa saat ini justru banyak muncul pendakwah yang terkadang bersikap intoleran terhadap pemeluk agama lain atau dengan kelompok lain yang berbeda pandangan dan pemahaman. Sebagai apresiasi pertanyaan dari para peserta, panitia webinar menyediakan 10 voucher dengan nilai masing-masing Rp 100.000 yang diberikan kepada 10 penanya terbaik.

Kegiatan Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital “di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif dari para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (if)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments