warnaplus.com-Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber kreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 10 Juni 2021 di Bone, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial.”
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Zainuddin Muda selaku dosen Ilmu Komunikasi UGM; Iman Adi Perkasa selaku penulis sekaligus fotografer; Qudratullah selaku dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Bone; dan Muh. Fadli selaku dosen Ilmu Komunikasi UIN Makassar. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Hery Pamungkas selaku dosen. Episode kali ini diikuti oleh 552 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Narasumber pertama, Zainuddin Muda, memberikan materi “Digital Skills: Aman dan Kreatif di Dunia Internet.” Menurutnya, literasi digital di Indonesia masih dalam kategori sedang. Untuk meningkatkannya, tips yang bisa dilakukan, yaitu membaca sebelum berbagi kiriman dan jeli dalam mencermati fakta. “Selain mampu mengoperasikan pelbagai perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari, kita juga harus mampu mengoptimalkan penggunaannya untuk sebesar-besar manfaat bagi diri sendiri dan orang lain,” tegas Zainuddin.
Pemateri selanjutnya, Iman Adi Perkasa, memaparkan materi “Digital Ethics: Bebas Tapi Jangan Bablas.” Menurut dia, kebebasan berpendapat seseorang di media sosial harus dibatasi. “Pelanggaran etika dalam berpendapat dan mengunggah konten di media sosial berisiko sanksi sosial dan hukum,” kata Iman mengingatkan.
Pembicara ketiga, Qudratullah, memaparkan materi “Digital Culture: Penggunaan Bahasa Baik dan Benar di Dunia Digital.” Qudratullah menjelaskan permasalahan dalam penggunaan bahasa di dunia digital yang tidak mengikuti tatanan bahasa baku. Fenomena “kebimbangan bahasa” atau “kemunduran bahasa” di media sosial tersebut setidaknya dapat diatasi dengan kehadiran aplikasi penapis bahasa. “Aplikasi tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan kemahiran berbahasa Indonesia para jurnalis, menghadirkan artikel dengan kualitas bahasa Indonesia lebih baik, memengaruhi dan ikut meningkatkan kemahiran berbahasa masyarakat luas,” urainya.
Narasumber terakhir, Muh. Fadli, memaparkan materi “Digital Safety: Hati-Hati Rekam Jejak Digital.” Kata dia, era digital membuat kita kesulitan menghapus jejak digital. “Untuk itu, kita harus hati-hati dalam bermedia sosial. Hindari sikap sok tahu, tahan jempol, dan periksa ulang segala informasi. Ingat, media sosial adalah tanggung jawab pribadi,” ujarnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusiasME dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp 100.000 bagi sepuluh penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (if)