warnaplus.com-Rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo kembali menggelar kegiatan diskusi virtual pada Selasa, 22 Juni 2021. Kolaborasi ketiga lembaga tersebut dikhususkan pada penyelenggaraan Literasi Digital di wilayah Sulawesi.
Dalam webinar yang digelar di Minahasa Selatan, Sulawesi Selatan ini membahas tema Bagaimana Berbelanja Online dengan Dompet Digital. Hadir secara virtual sejumlah pemateri, yaitu Fachruddin Palapa selaku aktivis Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Amanda Komaling selaku Jurnalis Televisi, Brando G Sumampouw dari OVO, serta Daniel Adolf Tampi selaku Creativepreneur dan Content Creator. Sedangkan moderator dibawakan oleh Sinta Pramucitra. Kegiatan yang dihadiri oleh empat narasumber ini diikuti oleh 364 peserta.
Sebagai pembicara pertama, Fachruddin Palapa membawakan materi tentang keahlian digital atau digital skill dengan tema Cara Menggunakan Dompet Digital dalam Bertransaksi. Dompet digital kini menjadi pilihan masyarakat lantaran lebih mudah dan fleksibel penggunaannya ketimbang kartu kredit atau debit maupun uang tunai. Bahkan, hampir setiap hari toko-toko online menawarkan banyak promo dan diskon menarik yang pada akhirnya mendorong pengguna internet lebih mengutamakan dompet digital.
Berdasarkan data Bank Indonesia, per Februari 2021 nilai transaksi dompet digital mencapai Rp19,2 triliun atau tumbuh 26,4% secara year on year (YoY). “Selama beberapa tahun terakhir angkanya terus meningkat. Apalagi setahun terakhir selama pandemi ketika ada pembatasan sosial, pilihan berbelanja lebih banyak kepada belanja digital,” ujar Fachruddin.
Selanjutnya, materi kedua disampaikan Daniel Adolf Tampi yang memaparkan tentang etika digital atau digital ethic dengan topik Memahami Aturan Belanja di Dunia Digital. Berdasarkan proyeksi BI pada tahun ini nilai transaksi digital akan mencapai Rp 337 triliun atau tumbuh 33,2% ketimbang realisasi tahun 2020 lalu sebesar Rp253 triliun. Menurut Daniel, peningkatan nilai transaksi e-commerce atau e-dagang tersebut seharusnya juga imbangi dengan kualitas etika, baik dari pengelola lokapasar atau marketplace, penjual dan pembeli, hingga pengelola kurir atau jasa pengiriman.
Beretika digital itu merupakan suatu aturan atau tata krama yang bertujuan untuk menjaga kenyamanan di antara para pengguna digital. “Sekarang ini banyak terjadi dan cukup viral salah seorang kurir yang kena semprot kaum emak-emak karena protes barang yang dibelinya. Padahal, kurir tersebut tidak tahu persoalan transaksinya,” jelas Daniel.
Materi ketiga disampaikan oleh Amanda Komaling dengan bahasan kultur digital bertajuk Pilih Mana Nabung atau Belanja Online. Pergeseran gaya hidup masyarakat yang ingin cepat dan instan turut mendorong tumbuhnya nilai transaksi belanja online. “Saya sih sebetulnya tidak akan memberikan suatu pilihan kepada audiens, apakah Anda berbelanja atau menabung. Karena, menabung ataupun berbelanja tetap harus punya uang, apalagi di era digitalisasi sekarang ini karena akses belanja online semakin mudah,” ujarnya.
Seminar virtual di Minahasa Selatan ini juga menampilkan narasumber keempat yaitu Brando G Sumampouw yang mengangkat tentang keamanan digital atau digital safety bertema “Main Aman Saat Berbelanja Online”. Salah satu gangguan keamanan digital pintu masuknya melalui surat elektronik atau email yang menyertakan alamat (link) untuk dikunjungi. “Untuk memastikan keamanan, hapuslah semua email yang diperoleh dari orang tidak dikenal. Kalaupun menerima email dari teman, harus dicek kebenarannya,” ujar Brando.
Seminar virtual berjudul Bagaimana Belanja Online dengan Dompet Digital ini menarik perhatian dari para peserta. Sejumlah pertanyaan dilontarkan peserta, diantaranya dari Harun Indayangyang bertanya bagaimana cara memastikan dengan beralih belanja online maka keamanan konsumen lebih terjamin. Panitia seminar virtual kali ini menyediakan 10 voucher dengan nilai masing-masing Rp 100.000 yang akan diberikan kepada 10 penanya terbaik.
Kegiatan Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif dari para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.
Dalam webinar yang digelar di Minahasa Selatan, Sulawesi Selatan ini membahas tema Bagaimana Berbelanja Online dengan Dompet Digital. Hadir secara virtual sejumlah pemateri, yaitu Fachruddin Palapa selaku aktivis Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Amanda Komaling selaku Jurnalis Televisi, Brando G Sumampouw dari OVO, serta Daniel Adolf Tampi selaku Creativepreneur dan Content Creator. Sedangkan moderator dibawakan oleh Sinta Pramucitra. Kegiatan yang dihadiri oleh empat narasumber ini diikuti oleh 364 peserta.
Sebagai pembicara pertama, Fachruddin Palapa membawakan materi tentang keahlian digital atau digital skill dengan tema Cara Menggunakan Dompet Digital dalam Bertransaksi. Dompet digital kini menjadi pilihan masyarakat lantaran lebih mudah dan fleksibel penggunaannya ketimbang kartu kredit atau debit maupun uang tunai. Bahkan, hampir setiap hari toko-toko online menawarkan banyak promo dan diskon menarik yang pada akhirnya mendorong pengguna internet lebih mengutamakan dompet digital.
Berdasarkan data Bank Indonesia, per Februari 2021 nilai transaksi dompet digital mencapai Rp19,2 triliun atau tumbuh 26,4% secara year on year (YoY). “Selama beberapa tahun terakhir angkanya terus meningkat. Apalagi setahun terakhir selama pandemi ketika ada pembatasan sosial, pilihan berbelanja lebih banyak kepada belanja digital,” ujar Fachruddin.
Selanjutnya, materi kedua disampaikan Daniel Adolf Tampi yang memaparkan tentang etika digital atau digital ethic dengan topik Memahami Aturan Belanja di Dunia Digital. Berdasarkan proyeksi BI pada tahun ini nilai transaksi digital akan mencapai Rp 337 triliun atau tumbuh 33,2% ketimbang realisasi tahun 2020 lalu sebesar Rp253 triliun. Menurut Daniel, peningkatan nilai transaksi e-commerce atau e-dagang tersebut seharusnya juga imbangi dengan kualitas etika, baik dari pengelola lokapasar atau marketplace, penjual dan pembeli, hingga pengelola kurir atau jasa pengiriman.
Beretika digital itu merupakan suatu aturan atau tata krama yang bertujuan untuk menjaga kenyamanan di antara para pengguna digital. “Sekarang ini banyak terjadi dan cukup viral salah seorang kurir yang kena semprot kaum emak-emak karena protes barang yang dibelinya. Padahal, kurir tersebut tidak tahu persoalan transaksinya,” jelas Daniel.
Materi ketiga disampaikan oleh Amanda Komaling dengan bahasan kultur digital bertajuk Pilih Mana Nabung atau Belanja Online. Pergeseran gaya hidup masyarakat yang ingin cepat dan instan turut mendorong tumbuhnya nilai transaksi belanja online. “Saya sih sebetulnya tidak akan memberikan suatu pilihan kepada audiens, apakah Anda berbelanja atau menabung. Karena, menabung ataupun berbelanja tetap harus punya uang, apalagi di era digitalisasi sekarang ini karena akses belanja online semakin mudah,” ujarnya.
Seminar virtual di Minahasa Selatan ini juga menampilkan narasumber keempat yaitu Brando G Sumampouw yang mengangkat tentang keamanan digital atau digital safety bertema “Main Aman Saat Berbelanja Online”. Salah satu gangguan keamanan digital pintu masuknya melalui surat elektronik atau email yang menyertakan alamat (link) untuk dikunjungi. “Untuk memastikan keamanan, hapuslah semua email yang diperoleh dari orang tidak dikenal. Kalaupun menerima email dari teman, harus dicek kebenarannya,” ujar Brando.
Seminar virtual berjudul Bagaimana Belanja Online dengan Dompet Digital ini menarik perhatian dari para peserta. Sejumlah pertanyaan dilontarkan peserta, diantaranya dari Harun Indayangyang bertanya bagaimana cara memastikan dengan beralih belanja online maka keamanan konsumen lebih terjamin. Panitia seminar virtual kali ini menyediakan 10 voucher dengan nilai masing-masing Rp 100.000 yang akan diberikan kepada 10 penanya terbaik.
Kegiatan Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif dari para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (if)