Wednesday, December 25, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeHeadlinesSAMBUT HARI ANAK NASIONAL 23 JULI 2021 BERSAMA EP “SEMAR &...

SAMBUT HARI ANAK NASIONAL 23 JULI 2021 BERSAMA EP “SEMAR & PASUKAN MONYET” DARI ARDHITO PRAMONO

Kehadiran EP (Extended Play) anak berjudul “Semar & Pasukan Monyet” dari Ardhito Pramono bisa menjadi tambahan keceriaan dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional yang jatuh tanggal 23 Juli setiap tahunnya. Ditengah langkanya karya musik khusus anak–anak, EP “Semar & Pasukan Monyet” yang terdiri dari 7 lagu ini di compose Ardhito dengan menyelami dunia anak untuk melahirkan karya yang bisa dinikmati oleh anak–anak Indonesia.

Karakter Semar yang menjadi pusat penceritaan pada EP ini diambil dari tokoh pewayangan yang merupakan kisah asli dari Indonesia. “Melalui EP ini, saya ingin memperkenalkan dan mengingatkan kembali betapa kayanya kita dengan cerita asli Indonesia. Itulah sebabnya saya memilih karakter wayang Semar sebagai tokoh utama project ini. Semar identik dengan seorang yang bijak, seorang filsuf yang mempertanyakan banyak hal sekaligus seorang pengasuh dan dekat dengan anak–anak. Sedangkan Pasukan Monyet menggambarkan anak–anak yang melihat dan meneladani Semar”, begitu Ardhito bercerita.

“Semar & Pasukan Monyet” dirilis secara bertahap mulai tanggal 14 April sampai 28 Mei 2021. Dalam pengerjaannya, Ardhito Pramono dibantu oleh music producer Aldy Nada Permana. Tidak hanya dalam format audio, EP ini juga dilengkapi dengan visual berupa video animasi yang tayang pada kanal YouTube: Ardhito Pramono.

Ardhito Pramono berharap melalui karyanya ini menjadi legacy, sesuatu yang bisa dikenang dan terus dinikmati oleh berbagai kalangan usia. “Semar & Pasukan Monyet” adalah karya musik yang membawa kegembiraan masa anak–anak di tengah keluarga. Bukan Ardhito Pramono namanya kita tidak menyelipkan berbagai pesan di dalam karyanya. Untuk itu, mari kita selami masing–masing track pada EP “Semar & Pasukan Monyet”

Track 1 – SOMETHING NEW

“Something New” adalah track pembuka dari EP ini. Lagu ini terdengar seperti acoustic folk guitar based khas Ardhito seperti yang dituang pada lagu “Cigarettes of Ours”. Hal ini dilakukan oleh Ardhito karena memang ditujukan sebagai jembatan menuju dunia anak yang festive dan ceria pada lagu–lagu berikutnya. Lagu juga menjadi gerbang pembuka petualangan di dunia Semar dan Pasukan Monyet. Pada lagu ini Ardhito juga mengajak para anak untuk tidak takut bermimpi, let out your creativity, singing around with Orang Utan, go beyond you eternity.

Track 2 – TIGER SONG (DO THE WIGGLE)

Pada lagu ini digambarkan Semar memasuki dunia fantasi, di mana ia terdampar di sebuah pulau dan bertemu dengan makhluk menyerupai hantu, yang membantunya menelusuri hutan. Dalam perjalanan tersebut, Semar bertemu dengan 3 teman yang lucu; Monkey, Puppy dan Rabbit, yang kemudian menjadi cikal bakal Semar dan Pasukan Monyet. Perjalanan mereka berlanjut hingga akhirnya bertemu dengan Tiger, “The King of the Island”, yang pada akhirnya bergabung ke dalam rombongan tersebut.

Mereka meneruskan perjalanan, sampai akhir mereka menemukan sosok peri liliput yang tertidur di dalam sebuah kristal. Ia adalah peri Gempita. Pada lagu ini Ardhito mengingatkan kita dengan kalimat; your dreams must have a reason.

Track 3 – ORANG UTAN

Melalui lagu ini, Ardhito juga memperkenalkan Orang Utan, salah satu satwa langka yang dilindungi dan hidup di hutan Kalimantan. Ardhito bercerita bagaimana Orang Utan hidup bebas bergerombol di dalam hutan sebagaimana seharusnya.

Visual lagu ini memperlihatkan Semar dan Pasukan Monyet yang menjelajahi dunia baru, yaitu istana peri Gempita. Istana tersebut merupakan sebuah pohon raksasa yang ditinggali oleh sekumpulan Orang Utan. Dengan bimbingan peri Gempita, Semar dan teman-teman lainnya memutuskan untuk memanjat pohon tersebut untuk bersenang–senang.

Track 4 – 1, 2, 3, 4, 5 (That’s How It Goes)

Kali ini petualangan Semar dan Pasukan Monyet sampai di pulau awan yang berbentuk angka angka, di mana mereka merasakan kegembiraan dalam berhitung dan melompat–lompat di awan. Tapi, sayang sekali mereka harus berpisah dengan peri Gempita. Setelah melewati pulau awan dengan tangga pelangi akhirnya Semar dan Pasukan Monyet terdampar di sebuah tempat yang terlihat seperti Banana Island.

Jika diperhatikan sekilas, lagu ini terlihat sebagai lagu pengenalan angka kepada anak, dengan sedikit sentuhan personal dari Ardhito yang menceritakan sedikit perjalanan hidupnya melalui lagu yang ceria, di mana hal tersebut dimulai saat memasuki kuliah pada umur 19 dan memulai kehidupan sesungguhnya di usia ke-20.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments