Jakarta, 28 Oktober 2018 — Rasa penasaran mengenai first look dan siapa aktor utama film Gundala terjawab sudah. Kedua jawaban atas teka-teki tersebut telah diumumkan lewat perhelatan Indonesia Comic Con yang berlangsung di Jakarta Connvention Center (JCC) Senayan, Minggu 28 Oktober 2018.
Dalam acara yang turut dihadiri oleh sutradara Joko Anwar itu, first look film Gundala resmi diperlihatkan ke publik. First look berupa video tersebut diawali dengan memperlihatkan percakapan
Sancaka kecil dengan ayahnya. “Karena kalau kita diam saja melihat ketidakadilan di depan mata kita, itu tandanya kita bukan manusia lagi,” demikian penggalan pesan sang ayah kepada Sancaka kecil.
Kemudian scene selanjutnya menampilkan adanya perkelahian yang melibatkan banyak massa, sampai akhirnya kita melihat Sancaka ketika dewasa, dan di penghujung video ditutup dengan munculnya sosok Gundala mengenakan topeng dengan telinga berbentuk sayap sesuai ciri khasnya.
Sementara pemeran utama karakter Sancaka dalam film Gundala, seperti yang sudah muncul dalam first look dipercayakan kepada aktor kenamaan, Abimana Aryasatya. Penampilan fisik dan ilmu beladiri yang dimiliki Abimana dinilai pas untuk memerankan Sancaka alias Gundala yang notabene-nya adalah jagoan Indonesia, pembasmi kejahatan.
Tak hanya Abimana, sejumlah pemain lainnya turut diperkenalkan di Indonesia Comic Con 2018 adalah Muzakki, Tara Basro dan Bront Palarae. Joko Anwar masih belum menjelaskan tentang karakter mereka ber tiga. Nama – nama pemain dan karakter lainnya masih dirahasiakan sampai pengumuman selanjutnya.
Saat ini, belum banyak yang dapat disampaikan Joko Anwar, Abimana dan cast lainnya mengenai Gundala. Namun film aksi jagoan Indonesia ini nantinya akan menceritakan asal mula Gundala, dan bagaimana ia mengemban tanggungjawab menjadi jagoan Indonesia. Di tangan Joko Anwar, Film Gundala dijamin akan menjadi tontonan yang menarik sebab menawarkan karakter ikonik dan jalan cerita relatable yang dikemas secara milenial, terutama untuk menggaet penonton-penonton muda.
Proses shooting film Gundala saat ini masih berlangsung dan akan segera rampung dalam waktu dekat. Rencananya, Gundala akan dirilis di bioskop pada 2019 mendatang. Perilisan first look Gundala dan pengumuman pemeran utama mendapat sambutan positif para pengunjung di Empire Stage Indonesia Comic Con 2018, ditambah dengan banyaknya limited edition merchandise bisa didapatkan di booth Gundala, membuat film Gundala kian dinantikan masyarakat.
Hadirnya Gundala di layar lebar diharapkan dapat membuka jalan bagi ikon-ikon jagoan legendaris Indonesia lainnya untuk hidup dan dinikmati kembali.
About Joko Anwar
Joko Anwar, born January 3, 1976 in Medan, North Sumatera, has been enjoying commercial and critical success as writer and director. The first film that he wrote, Arisan! (2003) won numerous awards at home and abroad and was hailed as a groundbreaking movie in Indonesia. His directorial debut, Janji Joni (Joni’s Promise, 2005) was box office smash comedy and was highly praised by international critics.
His next film, the genre-bending Kala (2007) was named one of the best films of the year by Sight and Sound magazine who cited him as one of the smartest filmmakers in Asia. His third feature, Pintu Terlarang (The Forbidden Door, 2009) won top prize at Puchon International Fantastic Film Festival and internationally acclaimed. His next film, Modus Anomali (2012) broke out into international market and also won praises from critics. His A Copy of My Mind (2015) competed at Venice International Film Festival and Toronto International Film Festival in 2015. His first horror feature, Pengabdi Setan (Satan Slaves) broke record as the highest grossing Indonesian horror film of all time and was the highest grossing Indonesian film in 2017 and was sold to more than 42 countries and won the most awards in Indonesian equivalent of The Oscars. The film also recorded the highest grossing Indonesian film released in other countries including in Malaysia.
Filmography
Arisan! (2003), writer
Janji Joni (Joni’s Promise) (2005), writer/director
Jakarta Undercover (2006), writer
Kala (Deadtime) (2007), writer/ director
Quickie Express (2007), writer
Fiksi (2008), writer
Pintu Terlarang (Forbidden Door) (2009), writer/director
Modus Anomali (2012), writer/ director
A Copy of My Mind (2015), writer/ director
Pengabdi Setan (Satan's Slaves) (2017), writer/director
Awards:
– Piala Citra 2007 (Best Indonesian Screenplay)
– Piala Citra 2008 (Best Screenplay)
– Piala Citra 2015 (Best Director)
– Best Visual Achievement, New York Asian Film Festival 2007
– Best Film, Puchon International Fantastic Film Festival 2012
– Best Director, Terror Molins de rei Film Festival Spain 2012
– Best Director, Silver Awards for Film Craft, Citra Pariwara 2017