Apakah kamu pernah melihat aksi pelecehan seksual saat berada di ruang publik?
Atau bahkan pernah mengalami aksipelecehan seksual di ruang publik?
Dalam riset yang yang dilakukan secara nasional oleh L’Oreal Paris melalui IPSOS Indonesia, ditemukan bahwa 82% perempuan Indonesia pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik dan persentasi ini lebih tinggi dari rata-rata 8 negara lain yang di-survei*.
*STAND UP International Survey on Sexual Harassment in Public Spaces – L’Oréal Paris Indonesia – IPSOS, 2021
Berikut adalah bentuk pelecehan seksual di ruang publik, menurut hasil survey L’Oréal Paris dan IPSOS, 2020
59% | Pandangan, gestur, tatapan, atau lirikan seksual yang tidak senonoh dan tidak diinginkan yang membuat saya merasa tidak nyaman. |
45% | seorang yang secara berulang bersuit ke arah saya, mengejek, membuat suara ciuman, melolong, atau mendecakkan bibir dengan cara seksual. |
45% | Komentar atau lelucon yang sugestif atau agresif secara seksual tentang penampilan saya, pakaian saya, anatomi, atau rupa saya yang membuat saya merasa tidak nyaman. |
42% | Seseorang yang bersikap agresif dan bersikeras untuk mengetahui nama, nomor telepon, atau informasi pribadi saya, atau mendesak untuk mendapatkan kencan. |
41% | Seseorang yang menunjukkan kepada saya gambar yang eksplisit secara seksual yang membuat saya merasa tidak nyaman. |
39% | Sentuhan, pelukan, atau ciuman yang tidak diinginkan. |
39% | Pertanyaan agresif dan berulang tentang kehidupan pribadi atau seks saya yang membuat saya merasa tidak nyaman. |
32% | Seseorang yang memaparkan dirinya kepada saya dengan cara seksual, menunjukkan organ seksual kepada saya, atau bermasturbasi di depan saya. |
31% | Seseorang yang berada di dekat saya atau mengikuti saya dengan niat seksual. |
29% | Seseorang yang secara tidak senonoh atau berulang menyebut saya sebagai gadis, molek, boneka, sayang, atau cewek, menghina saya (anjing betina, jalang, pelacur, dsb.). |
22% | Desakan yang tidak diinginkan dan berulang untuk bantuan seksual, seseorang yang bersikeras agar saya memperlihatkan bagian tubuh saya yang tidak ingin saya perlihatkan. |
https://www.standup-international.com/id/id/facts
“Saya percaya setiap individu sangatlah berharga, dan kita berhak untuk merasa aman dan nyaman untuk menjalani hidup kita dan mencapai impian kita. Bersama-sama kita bisa mengakhiri isu ini, dan membuat perempuan Indonesia merasa aman di tempat umum. Itu sebabnya, saya bangga bisa menjadi Spokeperson L’Oréal Paris dan menggunakan suara saya untuk memberikan inspirasi melalui edukasi dan mengajak semua orang mengikuti pelatihan ini, karena saat yang lain diam saja, #WeStandUp!” Cinta Laura, Spokesperson L’Oréal Paris
BAGAIMANA CARA KITA MELAWAN PELECEHAN SEKSUAL DI RUANG PUBLIK?
Stand Up Against Street Harassment merupakan adalah kampanye global intervensi pelecehan seksual di ruang publik, dan bertujuan untuk menciptakan ruang publik yang aman, nyaman dan inklusif bagi semua orang; sebuah bentuk nyata dari L’Oréal Paris untuk dapat memberdayakan perempuan agar dapat melangkah dengan bebas dalam mencapai cita-citanya.
Bekerja sama dengan Hollaback!, L’Oréal Paris mengajak perempuan di seluruh dunia untuk mengikuti pelatihan 5D. Hingga saat ini, sudah lebih dari 370.000 orang yang mengikuti pelatihan 5D dan angka ini terus meningkat dari hari ke hari.
“Usaha menghapus terjadinya pelecehan seksual di ruang publik tidak akan bisa dilakukan sendiri oleh satu pihak saja. Diperlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, dan sudah menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat untuk bahu-membahu melakukannya. L’Oréal Paris bersama para mitra strategis, akan terus menggaungkan kampanye Stand Up Against Street Harassment di Indonesia, agar lebih banyak masyarakat Indonesia yang mengerti cara mengintervensi situasi pelecehan seksual di ruang publik dan lebih peduli kepada lingkungan sekitar.” Maria Adina, Brand General Manager L’Oréal Paris Indonesia
Metode 5D dari Hollaback! adalah kumpulan alat yang diakui oleh para ahli yang dapat membantu kamu mengintervensi dengan aman ketika menyaksikan pelecehan di tempat umum.
Metode 5D
- Dialihkan
Berpura-pura menjadi teman, menanyakan waktu, alihkan perhatian, Anda bisa melakukan hal yang kreatif.
2. Dilaporkan
Temukan seseorang yang berwenang (misalnya guru, bartender, atau pengemudi bus) dan minta mereka untuk membantu.
3. Dokumentasikan
Perhatikan dan saksikan, tuliskan atau rekam video pelecehan, berikan rekaman kepada korban dan jangan pernah memposting rekaman daring atau menggunakannya tanpa izin dari korban.
4. Ditegur
Berbicaralah dan tegur pelaku pelecehan, lalu alihkan perhatian Anda kepada orang yang dilecehkan. Jika pelaku merespons, abaikan mereka; jangan memperkeruh situasi. Hanya gunakan Ditegur sebagai upaya terakhir untuk mencegah terjadinya kekerasan. Keamanan Anda dan korban pelecehan harus diutamakan.
5. Ditenangkan
Tenangkan korban pelecehan setelah pelecehan terjadi dan akui bahwa perilaku itu adalah salah. Posisikan diri anda sebagai seorang teman.
Source: https://www.standup-international.com/id/id/our-training/bystander
“Seringkali ketika kita menjadi saksi insiden pelecehan seksual di ruang publik, kita berpikir bahwa kita tidak dapat membantu. Untuk persepsi seperti inilah Training 5D hadir sebagai solusi, sebuah metode intervensi yang telah diakui oleh sejumlah ahli sebagai solusi aman, praktis dan efektif untuk diimplementasikan baik bagi saksi maupun saat kita mengalami pelecehan seksual. Bersama-sama kita berlatih untuk mengambil tindakan, Dialihkan, Dilaporkan, Dokumentasikan, Ditegur, dan Ditenangkan untuk membantu mereka yang mengalami pelecehan seksual seketika, sehingga merasa aman di ruang publik. Sejak tahun 2016, Hollaback! Jakarta telah menjalankan tugasnya dalam melawan tindakan diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Kami sangat mengapresiasi L’Oréal Paris yang telah mendukung misi utama kami dimana bersama-sama kita dapat memberdayakan masyarakat untuk bertindak, bagi dirinya dan orang lain, saat ini dan di masa mendatang.” Anindya Restuviani, Site Leader & Co-Director of Hollaback! Jakarta
Aksi pelecehan seksual di ruang publik tidak sepatutnya terjadi pada siapa pun. Berdiam diri bukanlah pilihan. Kita semua memiliki peran dalam menekan angka pelecehan seksual di ruang publik.
Mari bersama-sama kita lawan pelecehan seksual di ruang publik dengan metode 5D.
Ikuti pelatihannya secara online di: