warnaplus.com- Dr. Sandersan (Sandy) Onie, peneliti kesehatan mental dan pendiri Emotional Health for All, hari ini secara resmi meluncurkan buku berjudul ‘Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia’ yang diterbitkan oleh KOMPAS Gramedia. Buku pegangan ini berisi pedoman singkat mengenai depresi, kecemasan, maupun beberapa kondisi stres kronis dan cerita dari mereka yang pernah mengalaminya.
Buku ini memaparkan sepuluh langkah terbaik yang dapat dilakukan terhadap mereka yang sedang berada dalam situasi sulit, kemudian dilanjutkan dengan apa yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang yang sedang mengalami situasi sulit, dan cara menangani individu yang ingin bunuh diri.
Dalam peluncuran bukunya, Dr. Sandy Onie mengatakan. “Seringkali, kita memiliki anak, teman, keluarga, atau seseorang yang kita temui bertingkah aneh atau mengalami masa sulit, dan kita tidak tahu harus berbuat atau berkata apa. Buku ini membantu kita memahami bagaimana menangani situasi ini, apa yang harus dilakukan dan dikatakan, serta apa yang tidak boleh dilakukan dan diucapkan.”
Lebih lanjut, Dr. Sandy Onie mengungkapkan bahwa buku ini ditulis berdasarkan temuan terbaru dan masukan dari para ahli, baik dari dalam negeri maupun luar Indonesia, dan bertujuan untuk membekali setiap orang di Indonesia dengan pengetahuan dasar mengenai kesehatan mental dan semangat saling membantu dalam masa-masa sulit dan penuh tantangan.
Kesehatan jiwa merupakan problematika di Indonesia, dengan tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi. Namun dikarenakan stigma dan literasi kesehatan mental yang rendah, guru, orang tua, tokoh agama memiliki kendala dalam menanganinya. Dengan pertimbangan kondisi tersebut, buku ini dirancang dengan konteks khusus Indonesia – berbeda dengan buku pertolongan pertama kesehatan mental yang ditulis di negara lain seperti Australia atau UK – karena sesungguhnya, kesehatan mental, dan bagaimana kita mengatasinya, berkaitan erat dengan masyarakat, kondisi, dan budaya setempat, sehingga diagnosa klinis dan cara penanganan isu kesehatan mental pun bisa berbeda.
Dalam sambutannya, penulis lagu dan musisi Sidney Mohede mengatakan,”Saya banyak berinteraksi dengan beragam komunitas tua dan muda, masing-masing mempunyai permasalahan kesehatan mental yang berbeda. Saya membantu mengatasinya dengan menuliskan lagu dengan lirik sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan solusinya. Tetapi hal ini tidak cukup, karena kita perlu lebih banyak orang yang saling mendukung sesama dalam menyelesaikan kesehatan mental orang-orang di sekeliling kita. Buku Panduan yang disesuaikan dengan kondisi dan budaya di Indonesia ini sangat dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang sehat mental.”
DR. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si.,Psikolog Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menyambut baik dan mendukung peluncuran buku ‘Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia’. “Buku ini penting, karena bisa berperan sebagai salah satu cara untuk membantu; yang sangat praktis, untuk memberikan pemahaman ilmiah secara sederhana dan praktis sehingga mudah dipahami; pada masyarakat tentang masalah kesehatan jiwa, khususnya tentang kecemasan, stres dan depresi serta bagaimana penanggulangannya. Buku saku ini menyampaikan tentang pentingnya dukungan dari lingkungan terdekat dalam mengatasi gangguan kesehatan mental; dan upaya–upaya yang bisa dilakukan bagi diri sendiri atau upaya menolong orang lain, dengan teknik dan tips, atau berkaca dari pengalaman orang lain dalam menghadapi rintangan atau permasalahan hidup. Cara yang disampaikan antara lain dengan sikap peduli, empati, keberanian untuk berbicara, dan mengembangkan kekuatan diri melalui berpikir dan mengaktivasi perilaku positif.”, kata DR Gamayanti.
Tedja Widjaja, pendiri Sekolah Lentera Kasih, mengatakan, “Sekolah mempunyai peran dalam membangun dan memperkuat kesehatan mental bagi anak didik, termasuk dalam perjalanan pendidikan anak, membangun ketahanan dan keterampilan terhadap kesulitan, mengembangkan faktor pelindung, serta keterampilan dan kepercayaan diri untuk intervensi dini terhadap masalah kesehatan mental yang dihadapi dirinya maupun lingkungannya. Dan buku Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia ini sangat praktis untuk kami bagi dengan para pendidik di sekolah.”
Linda Lesmana, juga pendiri Sekolah Lentera Kasih, mengatakan, “Tidak sedikit orang tua murid di sekolah yang juga menyampaikan masalah kesehatan mental anak, lingkungan dan keluarga di rumah yang berdampak pada prestasi anak. Tips-tips pertolongan pertama dalam menangani masalah kesehatan mental yang disajikan dalam buku panduan ini dapat membantu orang tua, lingkungan dan murid dalam mengatasi permasalahan kesehatan mental, dan diharapkan dapat mendorong prestasi dan ketahanan diri baik di sekolah maupun di lingkungan luar.”
Dr. Sandy Onie mengingatkan bahwa buku pegangan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan terapi dan penanganan profesional yang tepat. Peran psikiater dan konselor profesional tidak dapat digantikan. “Dukungan sosial yang baik dan kepedulian orang-orang yang mengasihi kita tidak kalah pentingnya dengan bantuan tenaga profesional. Tugas kita adalah menyediakan tempat yang aman dan nyaman bagi mereka dalam memproses perasaan dan pengalaman yang sedang dialami, serta menunjukkan kepedulian sebaik mungkin. Oleh karena itu, mari kita mulai. Saya berharap, setelah membaca buku ini, para pembaca memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menolong orang-orang yang disayangi”, ungkap Dr. Sandy Onie.
Buku ‘Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia’ telah tersedia untuk masyarakat umum dan tenaga profesional, dan dapat dimiliki dengan cara melakukan pembelian online di Gerai Kompas.id mulai tanggal 6-8 November 2021 untuk memperoleh diskon khusus sebesar 20% dan di toko Gramedia mulai tanggal 3 November 2021.
Untuk mendapatkan buku ‘Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia’, masyarakat dapat mengunjungi Gerai Kompas.id di situs:
· Gerai Kompas:
· Tokopedia Harian Kompas:
https://www.tokopedia.com/
· Shopee Harian Kompas:
Profil Dr. Sandersan (Sandy) Onie
Dr. Sandersan (Sandy) Onie adalah ahli kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri yang saat ini berkantor di Black Dog Institute, UNSW Sydney, Australia. Sandy merupakan pendiri Emotional Health for All, sebuah yayasan pencegahan bunuh diri di Indonesia. Sandy memimpin proyek penelitian secara global, dengan proyek nasionalnya berupa “Strategi Pencegahan Bunuh Diri” yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan serta Organisasi Kesehatan Dunia. Sandy juga mengembangkan modul pencegahan bunuh diri untuk hotline darurat dan kini ia menulis buku panduan pertolongan pertama kesehatan mental Indonesia. Sebagai pembicara, ia telah memberikan seminar untuk beberapa perusahaan besar termasuk BCA, Lazada, Blibli, dan Google Indonesia. Selanjutnya, ia bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan pemerintah di seluruh Asia Tenggara untuk memastikan kita memiliki ilmu pengetahuan dalam menginformasikan kebijakan dan intervensi untuk mengatasi tantangan regional. Karyanya dikenal luas, dibaca sebagai bagian dari program psikologi Harvard, dan telah menerbitkan makalah penulis tunggal di Nature serta diliput berbagai media, termasuk Majalah Forbes, ABC, dan Kompas. (if)