Bogor, 1 Desember 2021. Muncul dari fase pertengahan, pengusung ska elektronika asal kota hujan Dipantaraloka merilis single perdananya yang bertajuk “Morning Down”.
Single anyar yang sengaja diterbitkan setelah jeda proyek musikal dari para pengusungnya.
Dipantaraloka merupakan sasana kreatif yang mempertemukan Ridha Rakhman (Coffe Reggae Stone), Suryana Ramadhan (Cocktails, BomBom Cars) dan Anggit Saranta (Cocktails, Transheet). Ketiganya sempat terlibat kerjasama rekaman untuk unit jamaican sound lainnya, The Partikelir.
Mengatasnamakan DNA kreatif yang bersumbu pada dub, reggae, ska dan menyukai tata suara musik elektronika, Dipantaraloka menyepuh dirinya sebagai pengumpul bunyi dengan langgam dan lirik suka-suka.
Tak ada maksud untuk filosofis atau menggurui generasi, musik Dipantaraloka muncul sekedar memberikan alternatif menikmati bunyi tanpa sekat. Persis sebagaimana diksi dalam tetralogi ‘Bumi Manusia’ yang ditulis Pramudya Ananta Toer, ‘dipantara’ yang dipandang sebagai gugusan pulau-pulau. Sebuah keragaman yang menguat dan memperkuat makna ‘nusantara’.
Lantas menambahkan ‘loka’ sebagai bagian dari wahana dunia, bukti kesadaran para pengusungnya yang tak mau menjebakkan diri dalam sauvinisme.
“Dipantaraloka tak lebih dari sebuah reka ulang kronik ruang hidup yang pernah terjadi pada suatu masa, lantas menyesuaikan dengan kenyataan sebagai bentuk resistensi terhadap segala niat jahat,” beber Ridha Rakhman (vokal dan pembaca lirik).
“Morning Down” dirilis sebagai cara Dipantaraloka menyapa dunia hari ini.
Lirik yang ditulis Anggit Saranta (keyboard, pengolah MIDI dan penyintesis) itu bercerita tentang pagi yang tak ideal. Kisah orang-orang yang hidup dalam prasangka yang tak seharusnya. Tak semua dalam kondisi baik-baik saja, ada kala-nya ia murung, jatuh bahkan sakit meski tak nampak demikian.
““Morning Down” adalah cara kita memahami situasi dunia dalam dua tahun terakhir. Melihat dari sisi dunia yang murung, gelap dan membersamainya dengan logika. Masalah berkaitan pandemi kemarin tak cukup diatasi dengan kata ‘cinta’ dan ‘peduli’ atau kebijakan yang dipertentangkan, ia perlu aksi agar survival kehidupan tetap berjalan” jelas Anggit.
Dibawakan secara Low Fidelity (Lo-Fi), “Morning Down” tak terdengar seperti berusaha keluar dari standar ska-reggae yang biasa dimainkan para personilnya. Ketiganya menikmati persinggungan ska-reggae dengan eksperimen bunyi yang dilakukan Suryana Ramadhan (gitar, bass, pengolah MIDI dan penggambar tempo). Nama yang juga bertindak sebagai operator perekaman, penyeimbang bunyi (mixing) dan mastering.
Lirik ditulis dalam bahasa Inggris dan dibawakan secara natural namun terdengar eksperimental oleh Ridha Rakhman (vokal dan pembaca lirik). Menghempaskan nuansa ska layaknya lo-fi yang digandrungi remaja era 1990-an. Masa ketika hip-hop dan jazz dicampur dan dimodifikasi menjadi musik yang lebih sederhana.
“Single ini adalah jejak pertama Dipantaraloka yang sedang menyiapkan diri dengan #proyekcacahjiwa. Proyek yang kami niatkan akan berakhir dengan album dan berbagai guliran kreatifitas lain. Mohon doanya,” ungkap Suryana Ramadhan.
“Morning Down” saat ini hanya tersedia dalam format audio digital dan dapat didengarkan di berbagai digital music stores per 1 Desember 2021.
——————————————————–
Judul : Morning Down
Format : Digital (Audio)
Artist : Dipantaraloka
Year : 2021
Released by Jejak Tikus Records
Written by Anggit Saranta
Produced by Ridha Rakhman, Suryana Ramadhan, Anggit Saranta
Recorded at Gudang Studio (by Suryana Ramadhan)
Arranger : Suryana Ramadhan
Artwork by Idam ‘The Kuda’
Photo by Andi Abdul Ghani (Uphiel)
——————————————————–