warnaplus.com- Seiring komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam rangka meningkatkan kualitas udara Ibukota, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menghadirkan armada berbasis listrik sebagai bus masa depan. Ini ditujukan guna mengurangi emisi karbon di sektor transportasi dan mengurangi polusi udara untuk menjadi kota berketahanan iklim yang sejalan dengan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Report.
Dimana, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 50 persen pada 2030. Saat ini Jakarta baru mencapai 26 persen pengurangannya.
Jakarta juga memiliki target untuk mencapai Net-Zero Emission di 2050. Untuk itu Jakarta berusaha memulai sustainable mobility melalui pengintegrasian sistem transportasi. Dan transformasi yang efisien untuk bisa mengakomodasi jutaan perjalanan setiap hari.
Elektrifikasi dalam sistem transportasi disampaikan Plt. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Angelina Betris telah diamanatkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 90 Tahun 2021. Ini juga sejalan dengan Presiden No 55 Tahun 2019 Tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Bus listrik Transjakarta tercatat menjadi armada berbasis listrik pertama yang hadir di Indonesia, khususnya Jakarta.
“Sebagai BUMD yang bergerak di sektor transportasi, tentunya Transjakarta berperan penting dalam menghadirkan armada bus listrik dalam sistem layanan kami. Terimakakasih atas dukungan Pemprov DKI beserta jajaran serta Insan Tije sehingga implementasi bus listrik sudah bisa berjalan,” Selasa (8/3).
Betris menambahkan, saat ini Transjakarta memiliki lintasan BRT sepanjang 237 km, non BRT dan angkutan mikro dengan jumlah armada yang besar melayani masyarakat setiap harinya. Oleh karena itu, elektrifikasi bus ini diharapkan dapat memberi dampak yang signifikan terhadap manfaat kesehatan masyarakat serta peningkatan kualitas udara. “Besarnya jumlah armada listrik dapat mendorong roda produksi kendaraan listrik domestik maupun komponen-komponennya, sehingga dapat mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan listrik nasional ke depan,” katanya.
Kehadiran bus listrik dalam layanan Transjakarta lanjut Betris, dapat menurunkan polusi suara mengingat armada bus listrik menghasilkan suara 28 persen lebih rendah dibanding kendaraan armada konvensional. Rencananya, semua armada Transjakarta akan berganti armada bus baru yang bebas emisi pada tahun 2025.
“Saat ini kami sudah mengoperasikan armada rendah emisi untuk rute Senen – Bundaran Senayan (1P) yang siap melayani masyarakat mulai pukul 05.00-21.30 wib dengan tarif regular Rp. 3.500 sekali jalan. Ke depan, semua armada akan beralih menjadi bus listrik secara bertahap. Mari menjadi saksi perubahan besar pada layanan transportasi berbasis bus,” imbuhnya.
Sebagai informasi, armada bus listrik Transjakarta memiliki kapasitas baterai sebesar 324 kWh dengan jarak tempuh hingga 250 km atau 17 jam beroperasi. Satu unit armada memiliki proses pengisian daya dengan waktu yang cepat yakni selama 1,5 jam.