Bayangkan sebuah piano mengendarai ombak, menantang badai, dan menghasilkan simfoni unik yang tercipta dalam arus, terinspirasi oleh burung laut.
Bayangkan sebuah perahu dengan piano yang mampu mengarungi lautan, mencapai pantai mana pun dan berlabuh di teluk-teluk kecil yang paling sulit dijangkau, mampu berlabuh di pelabuhan mana pun dan memproyeksikan melodinya pada jarak puluhan sampai ratusan meter dari publik yang diam-diam menatap dan mendengar dengan seksama di pantai atau di perahu di atas air, semua berkat sistem difusi suara tahan cuaca yang inovatif.
Piano di atas perahu layar adalah visi puitis, romantis dan modern yang menggabungkan keindahan visual dan aural.
Inilah yang akan dilakukan Ananda Sukarlan, pianis dan komponis Indonesia yang tahun 2020 lalu masuk dalam daftar 100 seniman Asia paling berpengaruh (Asian Most Influential Artists) oleh media group Tatler Asia, bersama dengan penyanyi Filipina Lea Salonga, seniman seni rupa Cina Xu Bing dan sutradara Indonesia Mira Lesmana.
Ananda diminta pemerintah propinsi Cantabria, tempat tinggalnya di Spanyol untuk menunjukkan kepada dunia betapa indahnya propinsinya, baik dari segi pemandangan alam dan musik etnisnya. Dan uniknya, ia diminta untuk melakukannya dengan profesinya : main piano, tapi bukan sembarang main piano. Melihat kesuksesannya
memperkenalkan Indonesia lewat berbagai videonya produksi Kemendikbudristek di berbagai situs emblematik di Indonesia, mereka
memintanya untuk bermain piano menulusuri Playa El Sable, sungai yang
kemudian bermuara di teluk Cantabria dan kemudian samudra Atlantik.
Untuk ini mereka telah mempersiapkan sebuah rakit layar khusus yang akan membawa Grand Piano Yamaha putih dan Ananda, didampingi oleh beberapa
orang yang mengendalikan rakit tersebut serta mengontrol sound system
dan video. Piano itu menggunakan mikrofon yang menghubungkannya dengan
para pendengarnya yang dapat mendengar dan melihatnya melalui puluhan
pengeras suara dan layar televisi di tepi sungai.
Di sela-sela kesibukannya dalam mempersiapkannya, Ananda masih sempat diwawancara oleh warnaplus.com lewat WhatsApp dari rumahnya di Spanyol.
warnaplus.com : Tentu tidak mudah bermain piano di atas air. Bagaimana mempersiapkannya, dan apa saja kendalanya?
AS : Persiapannya sih permulaannya sama saja seperti konser biasa, di rumah. Tapi kemudian saya juga harus banyak berkomunikasi dengan para teknisi mengenai “flow” konsernya yang berhubungan dengan kemana perahu itu harus berlayar. Saya harus merekam musiknya supaya mereka bisa tahu gambarannya, dan urutannya kita diskusikan bersama. Kalau musiknya sulit, saya butuh spot yang airnya tenang, dan kalau musiknya lebih mudah untuk dimainkan, perahu bisa bergerak ke tempat-tempat yang arusnya bisa lebih bergelombang. Masalahnya, saya tidak punya waktu banyak untuk latihan di atas perahu, hanya latihan sehari sebelumnya dan pagi/siang saat mau konser. Kendala lain, ini “live”, jadi kalau saya salah, ya sudah, tidak bisa di”cut” dan ulang lagi seperti video-video saya di Papua, Labuan Bajo dll. yang saya kerjakan untuk Kemdikbudristek di Indonesia.
warnaplus.com : Karya apa saja yang akan dimainkan nanti?
AS : Hampir semua adalah karya saya, antara lain Rapsodia Nusantara no. 8 yang berdasarkan lagu dari Sulawesi Utara “O Inani Keke”. Juga pertunjukan perdana karya “Variations on Santander La Marinera” yang berdasarkan lagu populer dari daerah Cantabria sini. Selain itu saya juga akan memainkan beberapa karya klasik seperti Beethoven dan Liszt.
warnaplus.com : Anda akan konser dua kali, programnya sama?
AS : Sama, ini untuk memberi kesempatan kepada penonton untuk bisa memilih sih (atau kalau datang di hari pertama dan suka, boleh saja datang lagi besoknya, hehehe). Tapi juga memberi saya kesempatan untuk “belajar”, dan saya yakin dokumentasi video dari konser ini akan banyak diambil dari hari ke-dua, karena saya akan sudah lebih “berpengalaman” dan semoga mainnya lebih baik di hari ke-2. Saya sudah minta stasiun TV untuk menyiarkan hari ke-2 saja, tapi mereka justru maunya hari pertama karena itu kan lebih “world premiere” dan juga akan menarik penonton untuk datang di hari berikutnya. Liputan media juga semua di hari pertama. Cuaca, warna langit dll. juga pasti berbeda dalam dua hari itu kan. Well, doakan saja lah.
warnaplus.com : Waktu anda ditawarkan tantangan ini, apa ragu-ragu atau langsung menerimanya?
AS : Saya langsung menerimanya, walaupun saya “clueless” banget nanti gimana jadinya. Tapi saya sih, dalam bidang musik, selalu ingin mencoba hal baru, dan paling tidak melakukan apa saja walau cuma sekali seumur hidup untuk pembelajaran. Kalau sampai gagal, saya tidak menyesal. Di usia saya saat ini, dengan segala kegagalan, kebodohan dan kesalahan yang sudah saya lakukan, saya tidak menyesalinya lagi. Saya akan lebih menyesal kalau tidak mencobanya. Di hidup ini, sometimes you win, sometimes you learn. You never lose. Kalau berhasil dengan sukses, saya ingin mengulangnya dengan tantangan yang lebih berat.
warnaplus.com : Apa berikutnya?
AS : Ya belum tahu, hehehe …. Main piano di atas kapal terbang mungkin? Udah kayak Tom Cruise aja nih LOL … eh tapi DI DALAM pesawat ya, jangan di luarnya ….
warnaplus.com : Ini tentu pertama kalinya Ananda main di atas perahu, moga-moga tidak kapok ya?
AS : Oh bukan pertama kali. Saya pernah main di atas kapal Rainbow Warrior dari Greenpeace, di selat antara Singapura dan Malaysia. Tapi itu kapal ya, berukuran besar, jadi jauh lebih stabil, dan waktu itu mengambang saja, tidak berlayar. Apapun yang terjadi, saya akan ingin mengulanginya, next time lebih baik.
warnaplus.com : Jadi beberapa minggu ini waktu anda sepenuhnya habis untuk proyek piano di perahu ini ya? Bagaimana perasaan anda?
AS : Nggak juga kok. Saya masih sempat mengurus G20 Orchestra di Indonesia, yang saya ditunjuk sebagai direktur artistiknya oleh Kemdikbudristek. Saat ini audisi untuk para musikus Indonesia masih jalan, bisa dicek di anandasukarlancenter.com . Ini ya saya kerjakan secara remote control, WFS, Work From Spain, hehe … Perasaan saya? Nervous sih soal konser di perahu ini, namanya juga pertama kali, cukup unpredictable dalam banyak hal. Makanya saya menyibukkan diri, biar ga sempat nervous dan mikir yang nggak-nggak LOL ….
Konser unik “Piano du Lac” ini akan dilangsungkan dua kali, yaitu tanggal 2 dan 3 Juli 2022 mendatang, pukul 20.30, saat indahnya matahari terbenam di propinsi Cantabria, Spanyol Utara.
Ananda akan dibantu oleh Léo Moreau (sound engineer), Xavier Nageotte (nakhoda perahu), Voël Martin (visual & artistic director) y Mónica Cofiño (ahli Informasi & Teknologi).