Melalui programer yang didanai oleh pemerintah Inggris saat itu, mereka ILO telah mempromosikan keterlibatan dan keterlibatan industri melalui Komite Keterampilan Sektoral untuk membangun sumber daya manusia yang kompeten, produktif dan kompetitif dalam ekonomi berbasis laut Indonesia.
Jakarta (Siaran Pers Bersama) – Indonesia telah menetapkan ambisi tingkat tinggi untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada usia seabad pada tahun 2045. Untuk itu, Indonesia telah memulai program pengembangan sumber daya manusia yang komprehensif melalui revitalisasi teknis nasional yang berorientasi pada permintaan. dan sistem pendidikan dan pelatihan vokasional (TVET) untuk membangun sumber daya manusia yang kompeten, produktif dan berdaya saing.
Untuk mendukung ambisi tersebut, Program Keterampilan untuk Kemakmuran Organisasi Buruh internasional di Indonesia (SfP-Indonesia), yang didanai oleh pemerintah Inggris Raya dan didukung oleh Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, meluncurkan temuan utama Laporan Prioritas Keterampilan Sub-Sektor untuk tiga subsektor maritim yaitu Shipbuilding, International Logistics dan Seafaring hari ini (31/5) di Jakarta. Sub-sektor ini sangat penting untuk mewujudkan ambisi Indonesia sebagai kekuatan maritim global yang terletak di persimpangan jalur perdagangan laut utama Asia.
Acara tersebut secara resmi dipimpin oleh Luhut B. Panjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste dan Michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste.
Programmer SfP-Indonesia ILO mendukung pengembangan keterampilan untuk ekonomi maritim dan pesisir yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing internasional, dan telah bekerja dengan politeknik, perwakilan industri dan pekerja di empat provinsi di Indonesia untuk mendirikan Program Studi D4 dan jalur untuk mendukung lebih banyak siswa dalam perkembangan mereka untuk pekerjaan terampil.
Programmer mendukung Politeknik Negeri Batam (Polibatam) di Kepulauan Riau, Politeknik Maritim Negara Indonesia (Polimarin) di Jawa Tengah, Politeknik Perkapalan Negeri (PPNS) Surabaya di Jawa Timur dan Politeknik Negeri Manado (Polimanado) di Sulawesi Utara dalam mengembangkan Dewan Penasihat Industri untuk mendukung pengembangan kurikulum, lampiran industri untuk guru dan magang siswa.
Di tingkat nasional, programer telah bekerjasama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) untuk meningkatkan keterlibatan industri maritim dan tenaga kerja dalam pembangunan struktur keterampilan nasional. Perwakilan maritim senior dari sektor pembuatan kapal, pelayaran, pariwisata, dan logistik internasional berkumpul untuk mengidentifikasi bagian-bagian industri maritim yang dibatasi oleh kurangnya keterampilan yang sesuai untuk bersaing di tempat kerja maritim global modern. Hari ini mereka membagikan temuan mereka, menetapkan prioritas keterampilan di sektor-sektor ini dan mengusulkan langkah ke depan.
Salah satu hasil utama dari program ini termasuk percontohan Komite Keterampilan Sektoral, badan yang dipimpin oleh industri untuk membantu memberikan saran dan berkolaborasi dengan pemerintah mengenai persyaratan keterampilan yang paling dibutuhkan di sektor mereka. Komite Keterampilan Sektor atau Badan Keterampilan Sektor sering ditemukan dalam sistem keterampilan ekonomi maju dan berkembang. Mereka membantu pemerintah untuk merencanakan dan menanggapi kebutuhan keterampilan dalam bagian ekonomi yang tumbuh dan penting secara strategis, memastikan bahwa kurikulum dan pengajaran pendidikan kejuruan mengikuti kemajuan teknologi yang terjadi di industri.
Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan melalui Program Keterampilan untuk Kemakmuran, sekarang direncanakan bahwa empat Komite Keterampilan Sektoral percontohan akan dibentuk untuk sektor galangan kapal, Pelayaran, Pariwisata dan logistik Internasional. Ini sekarang akan diimplementasikan di bawah strategi revitalisasi keterampilan nasional yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada Februari 2023.
michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, menggarisbawahi pentingnya keterlibatan industri untuk mempersiapkan Pemuda Indonesia memasuki pasar tenaga kerja, mengatasi defisit keterampilan dan memastikan bahwa lulusan dan pekerja memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. “Pembentukan Keterampilan Sektoral diperlukan tidak hanya untuk memenuhi keterampilan khusus industri yang dibutuhkan, tetapi juga untuk meningkatkan daya kerja tenaga kerja Indonesia di sektor maritim. ILO senang bahwa kami dapat menjadi bagian dari upaya nyata yang diambil Indonesia untuk meningkatkan keterlibatan sektor industri,” katanya.
Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, mengatakan: “Dukungan yang diberikan oleh pemerintah Inggris untuk agenda penting ini merupakan bagian dari kemitraan jangka panjang kami dengan Indonesia dalam pengembangan pendidikan dan keterampilan. Memperkuat akses ke keterampilan dan pelatihan bagi generasi muda Indonesia, dan khususnya wanita dan mereka yang berasal dari kelompok yang kurang beruntung, berada di pusat agenda pembangunan Kantor Luar Negeri & Persemakmuran.
Dengan demikian, program SfP-Indonesia telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk lembaga pelatihan dan keterampilan, serta industri maritim baik di tingkat nasional maupun internasional. Melalui program ini, pemerintah Inggris telah berhasil memperluas model link and match antara pendidikan kejuruan maritim dan industri sehingga menghasilkan sektor yang lebih kompetitif, serta meningkatkan kerja sama antara kedua negara untuk tenaga kerja maritim Indonesia yang lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan.
Saya sangat bangga bahwa pemerintah Inggris telah dapat bekerja sama dengan mitra kami di Indonesia sejak tahun 2020 dalam agenda keterampilan yang sangat penting ini, dan menetapkan landasan yang kuat untuk pekerjaan di masa mendatang di bidang yang penting ini.”