Kisah cinta yang tidak biasa dimana dua pasang manusia secara kebetulan memiliki penyakit
yang sama dan langka. Yang mengharuskan mereka membatasi diri hingga sejauh lima kaki (Fve Feet).
Jika lebih dekat, akan memperburuk kondisi tubuh keduanya, bahkan bisa saling menulari.
Mereka adalah Stella (diperankan Haley Lu Richardson) dan pasangannya Will (diperankan Cole Sprouse), mengidap penyakit dengan nama
Cystics Fibrosis dan OCD (Obsessive_Compulsive Disorder). Will malah memiliki penyakit yang lebih tinggi bahayanya.
Kisah cinta mereka terbagnun karena beberapa kondisi dan sikap diantara mereka yang sangat bertolak belakang. Hal ini yang membuat perasaan penonton dihanyutkan
kesana kemari oleh akting mereka karena kondisi perbedaan watak keduanya, tidak bisa bersatu karena penyakitnya juga ego dari masing-masing yang bagaikan langit dan bumi.
Seperti biasalah, cinta akan menang dan pasti menemukan jalan keluarnya. Hambatan demi hambatan dapat mereka lalui, secara berkala ego pun mulai berubah menjadi rasa cinta
dan kepasrahan dalam menyikapi setiap kendala. Para penonton pun dibuat takjub akan jalan cerita film tersebut.
Film ini didasari oleh sebuah buku dengan judul yang sama. Terdapat sedikit perbedaan yang tidak mencolok dikarenakan faktor visualisasi.
Sebagai film remaja “Five Feet Apart” memakai beberapa visualisasi kekinian agar dapat dengan mudah dicerna oleh kaum muda, Seperti dalam film
tersebut Stella yang merupakan youtuber dalam film tersebut selalu menggunakan fasilitas youtuber untuk sharing dan berkenalan dengan dunia
luar melalui internet. Hal ini yang sarat akan message (pesan moral) yang didapati dalam film tersebut menjadi kental dan membangun chemistry oleh kuda artis muda tersebut.
Sayangnya terdapat beberapa kekurangan yang lumayan mengganggu, beberapa bagianfilm tersebut kurang berani menyelami lebih dalam untuk mendapatkan hasil konfrontasi secara utuh. Yah, jadi nya sedikit gregetnya dan tone film nya jadi kurang tereksplorasi.
Secara keseluruhan film tersebut juga sangat apik dan rapih pembuatannya. Dan pesan-pesan pun tersampaikan walaupun masih kurang tergali.
Penyakit CF sendiri memang sangat menakutkan dan mematikan, belum adanya obat untuk menyembuhkan, bahkan penderitanya diharuskan mengkonsumsi obat-obatan secara rutin hingga mendapatkan
donor untuk paru-parunya. Memang penyakit tersebut menyerang paru-paru dan lendir-lendir nya sangat mempengaruhi kesehatan si penderita.
Dalam film tersebut memang ditampilkan banyaknya jenis obat-obatan dan rapatnya waktu untuk mengkonsumsi obat tersebut membuat si penderita wajib melakukan pemeriksaan secara berkala
bahkan jika semakin parah penderita wajib tinggal di rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif.
Hal tersebut juga dibangun oleh para pemain sehingga message dari film tersebut mengena di hati para penonton, disamping jalan ceritanya memang sudah lumayan apik.
So, akhir cerita ini merupakan film yang patut ditonton.