Jakarta, Juli 2024 – Ada-ada saja ungkapan seseorang terhadap suatu hal yang dianggap menarik bagi dirinya. Apapun itu, mulai dari karakter orang sampai situasi yang berkelindan dimsekitarnya.
Tak jarang deskripsnya detil. Menyentil dan nyeleneh hingga buat geleng-geleng kepala.
Bagaimana tidak, perkara penulisan nama orang saja jadi plot twist di liriknya.
Padahal di masa-masa itu, Kopral Jono, Letnan Hardi, Aryati, dan nama-nama sosok lain
digambarkan dengan detil karakternya. Tapi tidak dengan Donny, sebuah lagu yang ada di
album kedua, teranyar rilisan NonaRia. Burung dan Kuda juga menjadi dua tembang penanda zaman. Pengukuh karakter manusia dari waktu ke waktu.
Ah, paling bisa nona yang satu ini memang. Nesia nama panggilannya. Pemilik nama lengkap Nesia Ardi bersama Nanin Wardhani meramu album kedua ini dengan lebih dewasa. Lebih asyik tanpa harus meninggalkan jejak konyol dan riang karakter khas para Nona.
Hawa musik nostalgia era 40-an yang didominasi alat tiup dengan komposisi yang ringkes,
alunan vokal dan ritmis yang seiring seirama mengukuhkan mereka sebagai duo musisi
perempuan vintage yang punya karakter. Orang bijak pernah bilang, sikap dan gaya bermusik adalah buah dari proses.
Menilik latar belakang musikal mereka sebagai profesional dalam seni musik ini nampak
mampu untuk mempertanggung jawabkan karyanya. Dengarkan saja komposisinya, tidak ada yang saling mendahului jalur irama. Sungguh syahdu!
“Waktu pengerjaan album Radio bisa dibilang tidak sebentar, karena kami ingin bisa lebih
memperhatikan detil-detil yang kali ini tidak sedikit. Pernah satu kali kami mengaransemen
secara daring, via zoom meeting, ternyata asyik juga walau menurut saya sendiri tetap paling mudah jika kita tatap muka langsung, pertukaran energi itu yang diperlukan dalam meramu musik.” Ungkap Nesia.
Para nona membagi peran atas kuasa karya-karya mereka. Soal notasi, Nanin lebih mahir. Maka ia lah yang punya porsi lebih banyak dalam menuangkannya di dalam kertas garis lima. Sedangkan Nesia selalu memberi ide-ide secara oral.
“Kami beberapa kali mentok mengaransemen lagu-lagu dengan instrumentasi yang lebih banyak dari biasanya, kalau sudah begitu, kami ‘santai saja’ dulu sejenak sambil ngopi dan makan pisang goreng hahahaha..” Celoteh Nesia.
Bagi NonaRia, kolaborasi dalam bermusik adalah hal yang menyenangkan, membuat hati hangat kadang sampai terharu.
Dalam lagu Kuda mereka mengajak talenta Indonesia yang sudah go international yaitu Rega Dauna, “karena saat meramu lagu tersebut di kepala kami sama-sama merasa harmonika adalah instrumen yang cocok sekali mengisi lagu ini.” Lanjut Nesia.
Musisi senior yang sudah lama juga ingin dilibatkan untuk memeriahkan karya NonaRia adalah Oele Pattiselanno, yang tidak bisa dipungkiri permainan gitar yang matang dan hangat membuat kami berharap agar lagunya bisa sampai ke hati para pendengar lewat lagu berjudul Mariana.
Beberapa lagu yang diisi instrumen tiup seperti trombon dan klarinet dilakukan secara jarak jauh. Paling jauh itu dari Polandia, pemain trombon ini namanya Paweł Niewiadomski, salah satu kawan dari Kuba Skowroński yang mengisi klarinet dan flute dari Bali.
“Untuk album ini kami ingin lebih mengeksplorasi berbagai jenis musik dan pemilihan instrumen yang digunakan, sehingga bila didengarkan ragam musik di album ini lebih variatif. Mulai dari irama dengan nuansa musik latin, tango, ballad, swing, hingga penggunaan instrumen tiup ala New Orleans.” Ungkap Nanin
Album Dengarkanlah Radio bisa didengarkan melalui layanan digital platform kesayangan anda. Tidak perlu terlalu repot mencari justifikasi musik era tersebut. Nonaria sudah menyajikannya kepada Anda di album kedua ini. Selamat menikmati.