Jakarta – Bali International Airshow 2024 siap mengudara di General Aviation Terminal, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada 18-21 September 2024. Acara ini diharapkan menjadi salah satu pameran kedirgantaraan internasional terbesar dan paling berpengaruh di kawasan, dengan kehadiran 6.000 trade visitors dari 100 perusahaan dan lebih dari 100 delegasi dari 35 negara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa Bali Airshow akan memberikan manfaat strategis bagi Indonesia. “Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, transportasi udara menjadi sektor strategis. Bali Airshow akan meningkatkan konektivitas antar daerah, mengakselerasi pariwisata, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Luhut saat meninjau lokasi acara pada 23 Agustus 2024. Menko Marves menyoroti bahwa Bali Airshow akan berbeda dengan pameran serupa lainnya, salah satunya dengan peluncuran Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Ekosistem Sustainable Aviation Fuels (SAF). Program ini bertujuan menambah nilai ekonomi, menjaga ketahanan energi di sektor udara, dan mendukung komitmen dekarbonisasi Indonesia. “Selain itu, kami membuat program khusus untuk mengajak komitmen para stakeholder dunia penerbangan pada isu Environment, Social, Governance (ESG), yang di antaranya ditunjukkan melalui aksi konkret kemanusiaan antara Bali Airshow dengan CARE Indonesia di Nusa Tenggara Timur,” ungkap Luhut. |
Kolaborasi Global untuk Masa Depan Aviasi, Kemenko Marves dan TBI Gelar Seminar di Bali Airshow |
Untuk memperkuat aspek intelektual dari pameran ini, Bali Airshow menghadirkan dua program diskusi utama dengan pembicara terkemuka dari pemerintah, industri penerbangan, dan sektor militer, antara lain Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia; Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan Republik Indonesia; Marsekal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Mohamad Tonny Harjono, Kepala Staf Angkatan Udara; Direktur Utama PT Len Industri (Persero) – Holding DEFEND.ID, Bobby Rasyidin; serta Presiden Airbus Asia Pasifik, Anand Stanley. Diskusi tersebut akan berlangsung di Exhibition Hall di South Apron, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai pada 18-19 September. Sesi dialog ini diselenggarakan atas kerja sama antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Tony Blair Institute for Global Change (TBI), yang telah mengkurasi serangkaian diskusi panel ke dalam dua kategori, yaitu Special Dialogue Program dan Special Talk Show Program. Diskusi tersebut akan membahas berbagai topik, seperti tantangan dan peluang dalam adopsi bahan bakar penerbangan ramah lingkungan, langkah menuju penerbangan berkelanjutan dan penguatan industri pertahanan udara Indonesia. Para pembicara akan memimpin diskusi penting tentang potensi penerbangan Indonesia dan perannya yang terus berkembang dalam pertahanan global melalui empat forum khusus. Setiap sesi dirancang untuk mengupas berbagai aspek sektor penerbangan Indonesia, menyoroti kontribusi Indonesia terhadap global aviation landscape dan mendorong kemitraan untuk pertumbuhan yang inovatif dan berkelanjutan. Detail lebih lanjut untuk setiap sesi diskusi adalah sebagai berikut:
Topik: Global and Regional Collaboration Potential on Sustainable Aviation Fuel (SAF) Supply. Sesi ini akan membahas peran penting SAF dalam mengurangi emisi karbon di industri penerbangan. Dengan target Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) untuk mencapai emisi nol bersih di tahun 2050, SAF diharapkan mampu mengurangi emisi CO2 penerbangan sebesar 65%, atau sekitar 14 gigaton, pada tahun 2050. Namun, pasokan SAF tetap menjadi tantangan utama meskipun permintaannya terus meningkat.
Topik: Guardians of the Sky: Exploring Indonesia’s Advancements in Air Defense Industry. Sesi ini akan mengupas upaya Indonesia dalam memodernisasi kemampuan pertahanan udaranya. Diskusi akan mencakup pengadaan pesawat canggih, pengembangan Sistem Pertahanan Udara Kepulauan Indonesia (IAADS), dan tantangan yang dihadapi Indonesia untuk tetap kompetitif di industri pertahanan global. 3. Sesi Ketiga: Special Dialogue Program (19 September 2024 – 10:00-11:15 WITA) Topik: Soaring High: Indonesia’s Ascend to Becoming a Global Leading Aviation Market. Sesi ini akan mengkaji pertumbuhan sektor penerbangan Indonesia, dengan tujuan menjadi pasar perjalanan udara terbesar keempat di dunia pada tahun 2037. Diskusi akan mencakup bagaimana luasnya geografi Indonesia memerlukan perjalanan udara dan bagaimana industri ini siap untuk pulih dan berkembang pasca-pandemi. 4. Sesi Keempat: Special Talk Show Program (19 September 2024 – 10:00-11:15 WITA) Topik: Fueling the Future: Harnessing Indonesia’s Natural Resource Endowment for Global SAF Feedstock. Sesi ini akan mengupas potensi Indonesia sebagai pemimpin dalam produksi bahan baku SAF. Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki kapasitas untuk menghasilkan 36,8 miliar liter SAF. Diskusi akan membahas tantangan persepsi global terhadap minyak sawit dan strategi untuk meningkatkan penerimaannya sebagai bahan baku yang berkelanjutan. |
Eksplorasi Peluang Bisnis dan Networking di Bali Airshow |
Selain seminar dan pameran, Bali Airshow 2024 juga akan menawarkan beragam program menarik yang dirancang untuk memfasilitasi networking dan bisnis antara para pelaku industri penerbangan global. Acara ini juga akan menghadirkan sesi business matching yang memungkinkan peserta untuk bertemu langsung dengan mitra potensial dari berbagai negara. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi internasional dan memperluas peluang bisnis di sektor penerbangan. Semua pihak yang terlibat dalam sektor penerbangan dan pertahanan udara dapat turut serta bergabung dan merasakan langsung bagaimana pameran kedirgantaraan internasional berlangsung. “Kami sangat antusias untuk menyambut para peserta, trade visitor dan pengunjung publik dari seluruh dunia di Bali Airshow. Dengan berbagai program yang kami tawarkan, termasuk peluang networking dan sesi bisnis, kami berharap dapat memfasilitasi kolaborasi yang produktif dan mendorong kemajuan industri penerbangan,” ujar Andy Wismarsyah, Chief Executive Officer PT Inaro Tujuh Belas, selaku penyelenggara pameran. Untuk para buyers yang akan menghadiri Bali Airshow, tiket masuk Bali Airshow dan shuttle bus dapat dibeli melalui laman Loket.com mulai 18 Juli hingga 21 September 2024. Harga tiket Bali Airshow adalah Rp150.000, sedangkan tiket shuttle bus pulang-pergi seharga Rp100.000. Selama periode penjualan, terdapat penawaran khusus “Buy 5 Get 1 Free” untuk pembelian grup. Semua harga belum termasuk pajak. Informasi lebih lanjut tentang penyelenggaraan pameran dan pembelian tiket dapat dilihat pada situs web Bali Airshow (www.baliairshow.com). |