Klaten, Juli 2024 – Data Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS (2023) menunjukkan
bahwa sumber air minum utama yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga adalah
air kemasan bermerk dan air isi ulang, dengan persentase sebesar 40,64%. Berdasarkan hal tersebut, AQUA, sebagai pelopor Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia,
menyadari pentingnya menjaga kualitas sumber airnya melalui berbagai upaya
keberlanjutan agar terus dapat menyediakan air minum berkualitas dan aman untuk
dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Upaya-upaya AQUA dalam menjaga kelestarian lingkungan dilakukan dari hulu ke hilir,
dan fokus pada beberapa hal diantaranya pelestarian sumber daya air dan lingkungan,
sirkularitas sistem produksi, dan peningkatkan akses terhadap air bersih.
Head of Climate & Water Stewardship, Ratih Anggraeni, menyatakan, “AQUA
berkomitmen meyediakan air minum mineral berkualitas dan memberikan dampak positif
bagi lingkungan dan masyarakat. Komitmen ini kami wujudkan melalui berbagai aksi
nyata dari hulu ke hilir bersama dengan masyarakat sekitar, dimanapun kami beroperasi.
Kami pun memberikan 100% upaya untuk menjaga 100% kemurnian air kami sehingga
kesehatan masyarakat Indonesia juga terjaga”
Kualitas air dipengaruhi oleh ekosistem disekitarnya. Memahami keterkaitan erat antara
kelestarian lingkungan dan kualitas air, AQUA berkomitmen untuk melakukan pengelolaan
sumber daya air secara terpadu di tingkat DAS (Daerah Aliran Sungai). Pengelolaan
terpadu ini akan membantu menjamin kemurnian dan kelestarian air, menjaga ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta membantu mitigasi potensi bencana alam.
“Pengelolaan air harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu karena akan
memengaruhi kualitas dan kelestarian air. Kualitas air menjadi semakin penting karena air
yang sehat dan aman untuk dikonsumsi sangat bergantung dari sumbernya. Air tanah
dangkal atau yang berasal dari akuifer bebas, besar peluangnya untuk tercemar aktivitas
manusia. Sementara air dari akuifer dalam sifatnya murni dan memiliki kandungan mineral
alami sehingga aman dan menyehatkan untuk dikonsumsi.”, jelas Guru Besar
Hidrogeologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana.
Untuk meningkatkan daya resap air dan mengendalikan banjir, AQUA juga membuat 70
sumur resapan, 2.650 lubang biopori, dan 930 rorak. Selain itu, AQUA pun menginisasi
agroforestri kopi sejak tahun 2017 dengan menyediakan bibit tanaman kopi untuk dibudidayakan, dan mendampingi petani dalam penerapan praktek pertanian regeneratif
yang mendorong pengurangan penggunaan bahan kimia. Dengan inisiatif ini, kerapatan
lahan kawasan hulu tetap terjaga, kualitas airnya terlindungi dan masyarakat sekitar pun
dapat menikmati manfaat ekonomi.
Dikarenakan kondisi topografinya, sebagian masyarakat di kawasan hulu DAS Pusur
mengalami keterbatasan akses air bersih. Untuk itu, AQUA bersama dengan mitra LSM
dan masyarakat bergotong royong untuk mengatasi hal tersebut dengan memasang 141
unit instalasi Pemanen Air Hujan (PAH). Jika dijumlahkan dengan pengguna layanan
sistem perpipaan air bersih yang dibangun oleh AQUA di kawasan tengah, maka saat ini
secara total terdapat 18.000 jiwa yang menerima manfaat dari program peningkatan akses
air bersih ini.
Di kawasan tengah sub-DAS Pusur, AQUA juga mengembangkan Taman
Keanekaragaman Hayati (KEHATI), yang merupakan kawasan lindung bagi flora fauna
endemik sekaligus merupakan lokasi rumah sumber AQUA. Taman seluas 4,6 hektar
tersebut, memiliki lebih dari 200 spesies tanaman dengan jumlah populasi mencapai lebih
dari 1.000 tanaman. Taman KEHATI AQUA ini bermanfaat untuk menjamin keseimbangan
ekosistem di sekitar sumber air AQUA, sekaligus menjadi situs edukasi dan rekreasi.
Adapun pada kawasan hilir sub-DAS Pusur, AQUA turut menginisiasi program Revitalisasi
Jogo Toya Kamulyan yang dijalankan oleh Forum Relawan Irigasi untuk mengelola jaringan
irigasi secara swadaya seluas 300 ha (53%) dari total 569 hektar lahan pertanian di tujuh
desa kecamatan Juwiring yang tidak mendapatkan aliran air. Program ini berhasil
membantu petani dalam menghidupkan kembali lahan tidur yang selama ini tidak teraliri
air, dan merupakan solusi permasalahan keterbatasan air untuk pertanian pada musim
kemarau, yang sekaligus mengendalikan banjir di musim hujan.
“Inisiatif dari AQUA memberikan solusi bagi kami, masyarakat di daerah hilir sungai Pusur.
Dulu, ketika musim kemarau petani tidak bisa tanam padi, karena air irigasi tidak sampai
ke lahan kami karena saluran irigasi yang rusak dan tidak ada upaya pemeliharaan. Sedangkan ketika musim hujan, karena saluran air rusak, sedimentasi, atau tersumbat
sampah; terjadi banjir atau genangan. Kedua hal tersebut sungguh memengaruhi mata
pencaharian kami. Namun, sejak adanya inisiatif ini maka irigasi pertanian kami tetap
berjalan lancar dan bahkan mengaliri lahan-lahan yang sebelumnya tidak dapat ditanami
karena tidak ada air.”, jelas Agus Sriyono, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Desa Bulurejo, Klaten.
AQUA juga mengembangkan Progam Kali Bersih (Prokasih) dan Bank Sampah untuk
mendukung wisata River Tubing di hilir Sungai Pusur, yang membantu menjaga kebersihan
sungai dari sampah dan mendorong perekonomian masyarakat setempat. “AQUA
memahami bahwa sungai yang bersih akan mendukung terjaganya kelestarian air dan
pemanfaatannya oleh seluruh pengguna air di wilayah DAS”, tambah Ratih.
Dalam operasional pabriknya, AQUA menerapkan prinsip keberkelanjutan, antara lain,
dengan menggunakan panel surya untuk mengurangi emisi karbon. Sejak Februari 2020,
panel surya dengan kapasitas 2.912 kilowatt peak (KWp) memproduksi 4 Gigawatt hours
(GWh) listrik per tahun dan mengurangi emisi karbon sebesar 3.340 ton karbon dioksida
(CO2) per tahun. “Sekitar 15% dari total konsumsi listrik pabrik kami peroleh dari sumber
energi terbarukan. Dengan ini diharapkan kami turut menahan laju perubahan iklim yang
berdampak bagi keberlanjutan sumber daya air dan keberlangsungan hidup manusia”,
tutup Ratih Anggraeni.