Jakarta, 16 Juli 2019 – Besarnya peluang industri kreatif mendorong Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) membawa sepuluh IP (Intellectual Property) karya anak bangsa untuk dipamerkan pada gelaran Licensing Expo China 2019 di Shanghai, 24-26 Juli 2019. Mereka yang berangkat berasal dari lima IP terpilih pada program KATAPEL batch 1 yaitu Hey Blo!, Komik Ga Jelas, Tahilalats, Garudayana dan Educa Studio, serta lima lainnya yakni Mintchan, Gugug!, Ghfosty’s Comic, Manguni Squad dan Satria Dewa Gatotkaca. Pameran
ini akan dihadiri para Brand Owners, Potential Investors, dan juga License Buyers.
“Basis industri kreatif sangat mengandalkan kekuatan kapitalisasi HKI untuk mendapat nilai
tambah ekonomi. China merupakan salah satu market terbesar komersialisasi IP, mengingat besarnya populasi dan potensi ekonomi.” ujar Wakil Kepala Bekraf, Ricky Pesik. Ia berharap, melalui program ini ekonomi kreatif nasional berbasis kapitalisasi HKI atau penjualan lisensi karya bisa bersaing di pentas global, sehingga bisa mendorong peningkatan ekspor dan Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif.
Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simanjuntak menuturkan, karya kreatif yang mengangkat
berbagai kebudayaan lokal harus bisa dikemas sehingga bisa lebih jauh dinikmati secara
global. “Kami ingin produk kreatif IP karya anak bangsa bisa berkembang seluas dan sejauh mungkin, sehingga kelak ekonomi kreatif menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Milestone KATAPEL di ajang internasional diawali partisipasi di Hong Kong Internasional
Licensing Show yang berlangsung awal tahun 2019. Top 5 IP terpilih pada KATAPEL Batch
1, Hey Blo!, Komik Ga Jelas, Emak-Emak Matic, Tahilalats dan Garudayana berkesempatan
untuk berjejaring, mencari mitra bisnis, sekaligus memamerkan karya di booth mereka yang difasilitasi oleh BEKRAF.
Untuk memilih sepuluh IP ini, sejak tahun 2018 Direkorat Pengembangan Pasar Dalam
Negeri Deputi Pemasaran Bekraf telah dua kali menggelar program KATAPEL. Program ini
tidak hanya menjaring peserta terbaik namun juga memberi pembekalan kepada para pelaku kreatif dari sub sektor Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Film dan Animasi, TV, dan Radio untuk komersialisasi Kekayaan Intelektual / IP. Selain mendapat pengetahuan dari para ahli dan mentor yang berpengalaman, peserta juga dapat bertemu dengan Brand Owners lain, Potential Investors, dan License Buyers yang diundang Bekraf di acara tersebut.
Bagi generasi muda, ekonomi kreatif kini semakin diminati karena memiliki potensi yang
cukup menjanjikan. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pun semakin
meningkat. PDB ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2016 sudah mencapai 922,59 triliun
dan diproyeksikan melampaui 1.000 triliun pada 2017 hingga meningkat mendekati 1.102
triliun pada 2018. Mengutip laman publishingperspectives.com , secara global pasar licensing 1 telah mencapai angka US$280,3 miliar, naik 3,2% dari US$271,6 miliar pada tahun 2017.
Tentang Bekraf
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif. Saat ini, Kepala Bekraf dijabat oleh Triawan
Munaf. Bekraf mempunyai tugas membantu Presiden RI dalam merumuskan, menetapkan,
mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game
developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film
animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.