Jakarta, Januari 2019. Dinding kamar dan piano, mungkin didampingi oleh hangatnya kopi dan sebatang rokok adalah saksi dan teman almarhum Ismail Marzuki dalam menuliskan bait demi bait kisah cintanya dalam kertas yang penuh coretan. Kisah cintanya akan manusia dan bumi tempatnya berpijak, Indonesia, telah kita nikmati dan kita rasakan sampai sekarang. Berbagai lagu yang menceritakan rasa cinta yang harus dipisahkan demi abdi kepada negara banyak disuarakan oleh Ismail Marzuki dalam karya-karyanya yang legendaris seperti “Selendang Sutera”, “Melati di Tapal Batas”, dan “Gugur Bunga”.
Bukan saja mengenai perpisahan, lagu yang menggambarkan perjuangan, persatuan dan kesetiaan akan bumi pertiwi yang dibela pun juga diciptakan oleh musisi yang dikenal dengan julukan “Bing Crosby dari Kwitang” tersebut, seperti lagu “Halo-halo Bandung” dan “Indonesia Pusaka”.
Cinta Aklasik Ismail Marzuki dalam berbagai karyanya menginspirasi dan menjadi cita-cita bagi Ananda Sukarlan untuk ikut mengabadikan lagu-lagu indah diatas sekaligus memperkenalkan karya-karya Ismail Marzuki dalam gubahan musik klasik internasional di Jakarta New Year’s Concert tahun 2019 yang mengambil tema Millennial Marzukiana.
“Salah satu cita-cita saya adalah memperkenalkan karya-karya Ismail Marzuki ke ranah musik klasik internasional dengan cara membuat komposisi untuk orkes dan solois dari semua instrumen. Saat ini sudah tercipta Piano Concerto, Violin Concerto, dan bagian pertama dari Harp Concerto,” ujar Ananda Sukarlan.
Mengambil tema Millennial Marzukiana, konser ini akan diramaikan oleh 5 pemusik terbaik Indonesia yang lahir dari generasi milenial (sesudah tahun 1990) yaitu Jessica Sudarta (Harpist), Finna Kurniawati (Violist), Anthony Hartono (Pianist), Mariska Setiawan (Soloist), dan Aryo Widhawan (Tenor) yang sudah banyak menorehkan prestasi baik di dalam negeri maupun di panggung internasional.
Untuk melengkapi keberagaman budaya Indonesia yang dimasukkan ke dlama musik klasik, Ananda Sukarlan pada konsernya kali ini juga turut membawakan beberapa selingan lagu yang masih mengambil kisah klasik dari Indonesia yaitu “Malin Kundang” legenda dari Minang yang akan dinarasikan oleh Handry Satriago, CEO dari General Electric (GE) Indonesia dan cuplikan opera dari novel epik “Erstwhile” karya Rio Haminoto yang mengisahkan kisah cinta selama 700 tahun.
Jakrta New Year’s Concert (JNYC) diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2006 oleh Ananda Sukarlan Center yang bekerjasama dengan berbagai organisasi. Di tahun 2019, Ananda akan bekerjasama dengan Lumina Kaya Indonesia atau dikenal dengan Kaya.ID sebagai promotor dan mengambil tempat di Ciputra Artpreneur Jakarta pada hari Minggu, 13 Januari 2019.
Kaya.ID merupakan sebuah perusahaan business incubator khusus untuk UMKM yang berdiri dari 14 Februari 2018 memiliki visi dan misi mengembangkan bisnis UMKM Indonesia dan membawa ara UMKM ini menjadi brand-brand besar yang go internasional.
“Kaya.ID berdiri terinspirasi oleh kekayaan Indonesia di bidang budaya, produk, kreatifitas, sumber daya manusia, pariwisata, dan lain-lain di dalam UMKM yang memiliki potensi besar untuk menjadi brand-brand besar Indonesia. Karya Ismail Marzuki juga merupakan kekayaan intelektual budaya Indonesia yang harus kita tunjukkan ke dunia internasional. Perpaduan lagu-lagu dari maestro Indonesia dan komposer klasik kebanggaan Indonesia di dunia internasional Ananda Sukarlan dalam konser ini sesuai dengan visi dan misi kami dan membuat kami tertarik menjadi promotor acara ini, sekaligus memperkenalkan perusahaan kami” ujar Nita Kartikasari, CEO dari Lumina Kaya Indonesia.
Nita Kartikasari juga mengutarakan, Kaya.ID berharap bahwa lagu-lagu Ismail Marzuki yang dibawakan oleh Anada Sukarlan akan menginspirasi kita semua dan memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional melalui lagu-lagu Ismail Marzuki.
Sebagai bentuk kontribusi bagi Indonesia, sebagian dari pendapatan konser akan disumbangkan secara pribadi oleh Ananda Sukarlan, dimana Anada Sukarlan akan mengumumkan nya secara terpisah.
“Saya mengundang masyarakat Indonesia untuk datang ke konser ini. Kita menselebrasikan tahun yang baru dengan lagu-lagu Ismail Marzuki bersama dengan komposer kebanggan Indonesia Ananda Sukarlan, untuk mengangkat lagi budaya Indonesia dan musik-musiknya, yang terutama karya Ismail Marzuki. Kita awali tahun 2019 dengan demam lagu-lagu Ismail Marzuki. Daripada beli parcel atau kue untuk hadiah Natal dan Tahun Baru, yuk hadiahi orang-orang tersayangmu dengan tiket Jakarta New Year’s Concert!” pesan Nita.
Mari kita nikmati cinta klasik karya “Bing Crosby dari Kwitang” bersama Ananda Sukarlan dengan instrumen musik klasik internasional di Jakarta New Year’s Concert: Millennial Marzukiana menyajikan karya klasik Ismail Marzuki yang dikemas apik gubahan si “Jenius Musik” bersama 5 musisi muda berbakat Indonesia.
Harga tiket Jakarta New Year’s Concert: Millennial Marzukiana berkisar harga Rp 500 ribu hingga Rp 3 juta untuk empat kategori yang bisa didapatkan melalui Loket.com ataupun menghubungi Kaya.ID melalui nomor +62811-100-2280.
Ismail Marzuki
Ismail Marzuki lahir di Kwitang, Senen, Batavia , 11 Mei 1914. Tahun 1934, Belanda membentuk Nederlands Indische Radio Omroep Maatshappij (NIROM) dan orkes musik Lief Java mendapat kesempatan untuk mengisi acara siaran musik. Tahun 1940, Ismail Marzuki menikah dengan penyanyi keroncong Eulis Zuraidah.
Dalam Biografi Ismail Marzuki diketahui bahwa pada periode 1943-1944, Ismail Marzuki menciptakan lagu yang mulai mengarah pada lagu-lagu perjuangan, antara lain “Rayuan Pulau Kelapa”, “Bisikan Tanah Air”, “Gagah Perwira”, dan “Indonesia Tanah Pusaka”. Perjuangan Ismail Marzuki selanjutnya pada 1945 menciptakan lagu “Selamat Jalan Pahlawan Muda”. Setelah Perang Dunia II, ciptaan Ismail Marzuki terus mengalir, antara lain “Jauh di Mata di Hati Jangan” (1947) dan “Halo-halo Bandung” (1947). Lagu-lagu ciptaan lainnya mengenai masa perjuangan yang bergaya romantis tanpa mengurangi nilai-nilai semangat perjuangan antara lain “Ke Medan Jaya”, “Sepasang Mata ola”, “Selendang Sutra”, “Melati di Tapal Batas Bekasi”, “Saputangan dari Bandung Selatan”, dan “Selamat Datang Pahlawan Muda”.
Ismail Marzuki berpulang ke pangkuan Sang Pencipta pada tahun 1958 dan menghasilkan lebih dari 100 lagu semasa hidupnya. Jasa Ismail Marzuki tersebut membuat pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Nama Ismail Marzuki bahkan diabadikan ke dalam tempat pusat kesenian dan kebudayaan yang bernama Taman Ismail Marzuki dan hingga kini, lagunya sudah diperdengarkan dan digubah oleh begitu banyak musisi di Indonesia.
Ananda Sukarlan
“Mantan presiden Indonesia B.J. Habibie telah lama mengagumi kejeniusan Ananda Sukarlan, seorang komposer Indonesia yang telah diakui di seluruh dunia. Karya-karyanya untuk piano, menjadi favorit mantan presiden dan sesuai dengan visinya untuk membawa seni dan budaya Indonesia dengan identitas di semua bidang, termasuk musik klasik.” – Seni, 2016
“Critics have proclaimed Ananda Sukarlan as “One of the world’s leading pianists who has been at the forefront of championing new piano music” (“Kritik telah menyatakan Ananda Sukarlan sebagai “Salah satu pianis terkemuka di dunia yang telah di garis depan dalam memperjuangkan musik piano baru”) – Sydney Morning Herald.
“One of the greatest interpreters of music of tioday. (Salah satu penafsir terbesar musik hari ini.)” – ABC, Spain.
lahir di Jakarta pada tahun 1968, ia pergi ke Eropa ketika berusia 17 thun, lulus dengan predikat summa cum laude pada tahun 1993 dari Royal Conservatory of The Hague di bawah bimbingan Naum Grubert dan menjadi pemenang pertama dari banyak kompetisi internasional, seperti Nadia Boulanger Award dari Orleans dan hadiah pertama Xavier Montsalvatge dari Girona. Dia telah tampil di banyak festival seperti Festival Belanda, Festival Pontino (Roma), Festival Musim Gugur Musik Gaudeamus (Amsterdam) (Madrid) dan Festival di Cite de la Musique (Paris), Alicante, Mexico City, Monterrey, Sao Paolo, London, dll., Melakukan pertunjukan hebat seperti Philharmonie Berlin, Concertgebouw Amsterdam, Auditorio National di Madrid, Tokyo Opera City Hall dll.
Dengan begitu banyaknya perolehan penghargaan, tidak heran, Ananda Sukarlan tercantum dalam buku “2000 Musisi Luar Biasa pada abad ke-20” dan pada buku “International Who’s Who in Music”, yang diterbitkan oleh International Biographical Center of Cambridge.
Sampai sekarang ia telah menulis karya untuk orkestra, musik kamar, musik film, dan instrumen solo, tetapi ini adalah produksi untuk suara seperti seni-lagu, opera, karya paduan suara dan teater yang mengkonsolidasikan reputasinya sebagai komposer. Aktif melakukan dan berkolaborasi dengan artis lain, seperti Chendra Panatan (koreografer), Iskandar Widjaja (biola) serta membina musisi muda Indonesia melalui International Piano and Vocal Competition: Ananda Sukarlan Award, sejak tahun 2008 hingga sekarang.
Lumina Kaya Indonesia
Perusahaan ini berdiri sejak 14 Februari 2018. Lumina Kaya Indonesia berdiri karena terinspirasi dari hidden treasures of Indonesia (produk, budaya, sumber daya manusia, keindahan alam, makanan, dan lain-lain) termasuk salah satunya musik-musik Indonesia seperti lagu-lagu dari Ismail Marzuki. Lumina Kaya Indonesia atau dikenal dengan Kaya.ID (dibaca ide) bergerak di bidang business incubator yang berfokus pada perkembangan bisnis UMKM melalui strategi brand development, visi, citra merek dan proposisi, strategi pemasaran, pengembangan business, memahami wawasan konsumen dalam mendorong penjualan dan pendapatan prusahaan, dll.
Kaya.ID mempunyai keinginan dan semangat untuk menumbuhkan kewirausahan di Asia melalui UMKM dengan bekerja sama dengan UMKM unggulan Indonesia yang memiliki potensi global dan kompetitif, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan berdampak besar bagi masyarakat.
Bisnis perusahaan kami adalah mengembangkan bisnis kecil UMKM menjadi brand besar Indonesia yang akan mampu bersaing secara global.
Dalam kinerja kami, Kaya.ID memilih wirausaha melalui proses yang ketat, kemudian memberikan pelayanan, management expertise, pemasaran, komunikasi, perdagangan internasional, dan lain sebagainya guna mempercepat pertumbuhan mereka. Sementara perusahaan investor memberikan modal kepada UMKM, kami membantu mereka untuk menciptakan kehadiran merek yang kuat di pasar untuk memenangkan hati konsumen mereka.
Mempunyai tagline “Creativity of the Impossible”, Kaya.ID percaya bahwa segala sesuatu yang dikerjakan dengan memiliki tujuan adalah suatu karya yang dihasilkan dari hati.