warnaplus.com-Di tengah keberagaman masyarakat dan alam Indonesia yang membanggakan, kita juga memiliki isu di berbagai bidang, seperti sosial, budaya, dan
lingkungan. Tentunya, pemerintah dan berbagai pihak telah berusaha untuk mencari solusi terkait isu-isu ini. Beberapa pihak yang juga aktif dan bergotong royong dalam menghadapi isu sosial, budaya, dan lingkungan adalah Non-Governmental Organization (NGO) dan asosiasi yang bergabung dalam Gush for Good “Eco Lifestyle Influencers Project”, yaitu Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Yayasan KEHATI, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, KKI
Warsi, dan Institut Pluralisme Indonesia.
Gush for Good merupakan inisiasi Gushcloud Indonesia untuk menghubungkan NGO dan asosiasi yang bergerak bersama dalam upaya menangani beragam isu sosial, budaya, dan lingkungan dengan content creator tanah air untuk berkolaborasi. Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan suatu aksi yang berdampak baik. Sejalan dengan inisiatif Gushcloud Indonesia tersebut, beberapa content creator memiliki semangat yang sama untuk ikut peduli dengan isu-isu yang diangkat oleh para NGO dan asosiasi. Mereka adalah Ade Putri (@misshotrodqueen), Elisakh Hagia (@elisakhagia), Elly Husin (@ellyhusin), Robert Rudini (@rudiniway), Satya Winnie (@satyawinnie), Amalla Vesta (@swankytraveller), Josefine Yaputri (@sefiiin), dan Gladies Rahman (@poetrygladies).
Dalam program ini, Gushcloud Indonesia memfasilitasi content creator untuk berdiskusi dengan lima NGO dan asosiasi terkait sustainable fashion, sustainable food, sustainable products, dan eco tourism. Hasil diskusi antara para content creator, NGO, dan asosiasi menunjukkan bahwa diperlukan upaya bersama untuk dapat membantu meningkatkan awareness masyarakat terhadap beberapa isu yang menjadi fokus saat ini, contohnya isu ramah lingkungan dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Gush For Good merupakan platform yang mempertemukan content creator yang memiliki ketertarikan terhadap isu sosial, budaya, dan lingkungan dengan NGO dan asosiasi.
Platform ini bukan hanya tempat untuk berdiskusi, melainkan juga tempat untuk mengumpulkan ide menarik yang dapat dieksekusi bersama. Setelah sesi diskusi antara
content creator, NGO, dan asosiasi, kami juga memiliki sesi eksekusi ide, yaitu output dari hasil diskusi dan bentuk konkret dalam melakukan sesuatu yang berdampak”, kata Edo Oktorano, Head of Corporate Communication Gushcloud Indonesia.
Saat ini Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) berfokus pada upaya untuk mendorong pemerintah kabupaten agar mampu mengelola wilayahnya secara lestari. Salah satu
kegiatan yang diadakan oleh LTKL adalah peningkatan kapasitas dan kemampuan dari UMKM di kabupaten yang tergabung dengan LTKL, yaitu UMKM Fair 2021 yang
diselenggarakan pada 17 Agustus lalu. Di acara UMKM Fair 2021 ini, secara virtual UMKM dari berbagai kabupaten berkesempatan untuk memamerkan produk unggulan mereka melalui program live shopping di YouTube. Di acara live shopping tersebut, content creator Elly Husin berkesempatan menjadi host dan memperkenalkan beberapa produk unggulan UMKM yang dibina oleh LTKL.
Selanjutnya, Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan komunitas petani di Nusa Tenggara Timur untuk mendorong produksi
komoditas pangan lokal, contohnya sorgum dan kopi. Masyarakat dan komunitas petani diberikan pelatihan untuk melakukan produksi dengan kualitas yang baik, agar kualitas produk yang dihasilkan dapat meningkat, sehingga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat membaik. KEHATI bersama content creator Ade Putri, mencetuskan Lomba Kreasi Olahan Sorgum dan Kopi, sebuah inisiasi untuk mengajak masyarakat dalam
mengolah sorgum dan kopi menjadi hidangan yang nikmat. Lomba yang berlangsung pada 23 Agustus 2021 – 5 September 2021 ini juga bertujuan untuk memperluas pengetahuan masyarakat terkait sorgum dan memperkenalkan kopi Manggarai. Informasi lengkap terkait
lomba ini dapat dilihat di Instagram Ade Putri @misshotrodqueen dan Instagram KEHATI @yayasanKEHATI.
Sementara itu, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menyadari pentingnya peran masyarakat adat dalam menjaga alam Indonesia yang kaya akan keanekaragaman. AMAN bergerak sebagai ujung tombak bagi masyarakat adat Indonesia. Terdiri dari setiap perwakilan masyarakat adat yang ada di Indonesia, AMAN memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Indonesia agar kehidupan yang adil dan makmur bagi masyarakat adat dapat terwujud.
Di sisi lain, batik yang ramah lingkungan menjadi salah satu cita-cita dari Institut Pluralisme Indonesia (IPI), sebuah lembaga nirlaba yang bergerak dengan visi mewujudkan sinergi di kehidupan masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam latar belakang. Batik menjadi
fokus kegiatan IPI melalui program Samadaya. Contoh kegiatan yang dilakukan oleh Samadaya adalah pelatihan dalam membuat batik yang berkualitas dan ramah lingkungan. Agar batik dapat lebih mudah dipadukan dengan tren fashion masa kini, IPI bersama content creator Amalla Vesta dan Elisakh Hagia berkolaborasi dalam mempersembahkan konten Batik Mix & Match. Kedua content creator beda generasi ini akan memberikan
rekomendasi padu padan batik dan juga bercerita tentang asal-usul batik yang mereka pakai.
Ada juga KKI Warsi yang melakukan inovasi baru dengan memanfaatkan limbah pelepah pinang menjadi piring dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Masyarakat desa di Jambi yang awalnya berpikir bahwa pelepah pinang hanya sebagai limbah, kini berubah menjadi sumber penghasilan warga. Bersama para content creator, KKI Warsi menyebarkan informasi terkait keunggulan dari piring pelepah pinang yang ramah lingkungan melalui media sosial.
Perjalanan para content creator bersama NGO serta asosiasi juga dirangkum dalam sebuah video singkat yang dapat disaksikan di channel YouTube Satya Winnie dan Robert Rudini. (if)