“warnaplus.com”Jakarta, 21 Oktober 2020 – Sebuah Stunting Center of Excellence (CoE) yang ditujukan untuk mengatasi masalah stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT), diluncurkan hari ini. Faktor-faktor meliputi keamanan pangan, terbatasnya keragaman pangan, dan penyakit yang berulang merupakan penyebab dasar dari stunting pada lebih dari 270,000 anak berusia di bawah 5 tahun di NTT atau lebih dari 40% populasi anak kelompok usia ini di provinsi tersebut.
Stunting Center of Excellence ini dirancang untuk menjangkau 21 puskesmas (atau sebanyak 100.000 ibu dan anak) sebagai upaya menurunkan stunting sebesar 5-10 persen di kabupaten Manggarai Barat, NTT. Selain itu, proyek ini juga diharapkan menjadi model untuk pengentasan masalah stunting secara berkelanjutan.
Didanai oleh Roche Indonesia, proyek ini dijalankan oleh 1000 Days Fund dan didukung oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan otoritas setempat lainnya.
“Dalam kondisi dunia yang serba tidak pasti saat ini, kami memahami kebutuhan akan adanya kegiatan filantropi yang bermakna serta kontribusi dari sektor swasta untuk membantu mitra-mitranya yang berada di lini terdepan dalam memperjuangkan prioritas kesehatan masyarakat seperti stunting,” ungkap Dr. Ait-Allah Mejri, Presiden Direktur PT Roche Indonesia. “Di Roche, kami percaya bahwa kami bertanggung jawab untuk berinvestasi dalam peningkatan kapasitas organisasi berbasis komunitas dan kelompok masyarakat sipil yang dapat membuka potensi untuk generasi di masa depan, sekaligus berkontribusi untuk kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia.”
Stunting Center of Excellence ini akan menjadi pusat distribusi teknologi dan pelatihan yang inovatif serta penguatan sistem kesehatan yang difokuskan kepada tenaga kesehatan, kader puskesmas dan posyandu di Manggarai Barat. Stunting CoE ini juga akan menjadi pusat inovasi dan intervensi pencegahan serta penurunan stunting tidak hanya di kabupaten Manggarai Barat, tetapi juga di wilayah NTT dan seluruh Indonesia. Inovasi dan intervensi tersebut diharapkan menjadi solusi yang terjangkau dan terukur untuk diadopsi sekaligus dapat direplikasi di wilayah lain.
“Bersama Roche, kami mengundang seluruh mitra untuk bergabung dengan kami dalam melawan stunting di Indonesia melalui Stunting Center of Excellence (CoE). Sebagai pusat pelatihan serta penyebaran peralatan dan teknologi baru, CoE akan berkontribusi dalam mencapai target mengurangi stunting di Indonesia menjadi 14% pada tahun 2024,” kata Sisi Arawinda, Deputi Direktur 1000 Days Fund. Sisi menambahkan, “Melalui proyek ini, kami ingin menunjukkan bahwa upaya kemitraan multisektoral adalah jalan menuju penurunan stunting di Indonesia.”
Dalam kegiatan webinar bertajuk ‘Kemitraan Multisektoral untuk Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia, Pungkas Bajuri Ali, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas dengan tegas menyatakan, “Komitmen untuk menanggulangi stunting tertuang dalam RPJMN 2020-2024, sebagai sebuah major project dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan stunting. Dalam pelaksanaannya, Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting menyediakan strategi dan rencana aksi yang dapat diaplikasikan oleh pemerintah pusat, maupun provinsi dan kabupaten/kota untuk mempercepat penurunan stunting secara terintegrasi.”
Diskusi yang mengundang para pembicara dari Kementerian Kesehatan, Kementerian PPN/Bappenas, Kantor Staf Presiden, serta TP2AK ini, menyimpulkan bahwa, untuk meneruskan suksesnya penurunan stunting di Indonesia menjadi 28% di tahun 2019, Indonesia saat ini harus menargetkan 4% penurunan stunting setiap tahunnya, sehingga target 14% dapat tercapai pada tahun 2024. Dukungan dan kemitraan multisektor adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan bersama tersebut.(Icho)