Thursday, December 26, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeArts & CultureFESTIVAL PEREMPUAN DALAM FILM, SENI DAN BUDAYA DIGELAR UNTUK MEMPERKENALKAN BERBAGAI...

FESTIVAL PEREMPUAN DALAM FILM, SENI DAN BUDAYA DIGELAR UNTUK MEMPERKENALKAN BERBAGAI PELUANG KERJA DAN USAHA PADA INDUSTRI PERFILEMAN DAN SEKTOR LAINNYA KEPADA PEREMPUAN DAN GENERASI MILENIAL

JAKARTA, 07 Desember 2019 – Masih dalam rangkaian hari jadinya yang ke-74 yang jatuh pada tanggal 06 Oktober 2019 lalu, Perusahaan Umum Produksi Film Negara mengadakan Vital Voices Festival atau Festival Perempuan dalam Film, Seni dan Budaya, yang akan berlangsung selama 8 hari, mulai Sabtu 07 Desember sampai dengan Sabtu 14 Desember 2019, bertempat di Gedoeng Jasindo, kawasan Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Utara, yang merupakan kerja sama antara Perum PFN dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Pesonna Indonesia Jaya.

Vital Voices Festival 2019 ini mengambil tema: “Ketika Perempuan Mengambil Peran”.

Menteri Ketenagakerjaan periode 2019-2024 Ibu Dra. Hj. Ida Fauziyah, M. Si akan membuka pekan Vital Voices Festival pada hari pertama, dengan secara simbolis menandakan Festival Perempuan dalam Film, Seni dan Budaya dibuka.

Sejalan dengan Visi Indonesia 2019 – 2024 yang mengedepankan pembangunan Sumber Daya Manusia, berbagai sesi diskusi akan menghadirkan tokoh-tokoh perempuan untuk berbagi ilmu pengetahuan, keterampilan, kiat, dan pengalaman menghadapi tantangan-tantangan dalam perannya sebagai perempuan pekerja, berprofesi, dan dalam kehidupan. Diharapkan dari sesi-sesi ini, masyarakat akan mendapatkan pengetahuan tentang lapangan pekerjaan dan usaha yang ada dalam industri film, seni, dan budaya. Adapun pembicara yang akan hadir antara lain: Wilza Lubis(Produser Film Mama Mama Jagoan), Ilham Acho Bachtiar (Film Mentari dari Ufuk Timur), serta Marcella Zalianty dan Olga Lidya  (Film Recto Verso).

Selain itu, beberapa Direksi BUMN juga akan berbicara terkait topik-topik khusus sektor yang dibidangi, antara lain: Ibu Della Mifti (Manager Operasional The Gade Coffee & Gold – PT. Pesonna Indonesia Jaya) dan Ibu Meynar Sihombing (Founder Micro Centre), Ibu Handriani Tjatur Setijowati (Dirut Pos Property) dan Ibu Putri  Dianita Ruswaldi (Head of Corporate Communication LinkAja),Ibu Dwina Septiani Wijaya (Dirut Peruri) dan Ibu Rina Trisnawati (Founder Tintinchips),Ibu Indyruwani Asikin Natanegara (Sarinah)Ibu Evi Aryati Arbay (Direktur Indonesia Tripadvisor.com) Ibu Sandra Winarsa (Program Development Manager Green Energy HIVOS SEA),Ibu Dewi Aryani Suzana(Direktur SDM & Umum Jasa Rahardja) dan Ibu Laksmi Prasvita (Bayer Indonesia),Ibu Anna Kunti Pratiwi (Direktur Komersial Perumnas), Ibu Handayani (Direktur Konsumer BRI) , Ibu Ninis Kesuma Adriani (Pegadaian) dan Ibu Hety A. Nurcahyarini (Partnership Manager of Filantropi Indonesia),  Ibu Adi Sulistyowati Direktur Hubungan Kelembagaan BNI) dan Ibu Widya Listyowulan (Regional Program Head Innovation DANA Indonesia), Ibu Sari Suharso (Asuransi Jasindo) dan Ibu Nona Pooroe Utomo(Executive Director of Learning Farm), Ibu Judith J. Dipodiputro (PFN), Ibu Renny Soviahani (Pesonna Indonesia Jaya).

Sepanjang Festival, setiap harinya akan diputar film yang selain merayakan prestasi perempuan dalam film, sesungguhnya merayakan prestasi perempuan dalam segala sektor. Pemilihan judul/tema bertujuan mengapresiasi perjuangan perempuan di semua lapisan masyarakat dan pada segala usia. Film-film yang akan diputar selama Festival ini berlangsung, yaitu Kuambil Lagi Hatiku, Mentari di Ufuk Timur, Rectoverso, Kartini, Rumput Tetangga, 3 Srikandi, Rumah di Seribu Ombak, Susi Susanti, Mama Mama Jagoan dan koleksi film dari Viu.

Selain Vital Voices Talk dan pemutaran film-film nasional, Festival juga akan dimeriahkan dengan pameran dari PT Asuransi Jasindo juga pameran rencana Produksi Film PFN 2019-2023,

Paralel dengan pemutaran film, akan berlangsung berbagai workshop atau pelatihan yang terbuka bagi umum secara cuma-cuma, antara lain workshop terkait pengurangan sampah (less waste) dan upaya pengurangan penggunaan plastik (single used plastic), serta cara mengolah sampah organik yang akan dibawakan oleh tim Demi Bumi sebagai salah satu aktivis pegiat less waste. Selain itu, akan diadakan juga demonstrasi seni Furoshiki, yaitu seni mengkreasikan sebuah kain yang dapat difungsikan untuk berbagai kebutuhan dan dapat menggantikan peran kantong plastik. Bagi keluarga, akan diadakan pelatihan ecokids yang akan dibawakan oleh anak dan diperuntukkan bagi anak dengan berbagi pengalaman tentang cara menerapkan gaya hidup hemat sampah/less waste.

 

Bagi peminat teknologi pengolahan kopi, akan diadakan coffee cupping oleh The Gade Coffee & Gold dari senior Barista sekaligus Manajer Operasional The Gade Coffee & Gold dengan achievement 1st Place Brewers Championship dan EJ Coffee Show 2017 SCA (Specialty Coffee Association of America.Europe) Barista Certified. Dan festival akan ditutup pada 14 Desember,dengan diputarnya film Kartini

Gedoeng Jasindo merupakan gedung cagar budaya milik Asuransi Jasindo, yang dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan festival ini guna mulai memperkenalkan icon destinasi baru di Kawasan Kota Tua, khususnya dalam lingkup alun-alun Taman Fatahillah.

Sesuai dengan misinya, yaitu menggabungkan bakat-bakat kreatif dengan inovasi dan teknologi, dalam rangka memproduksi dan mendistribusikan film yang menginspirasi cinta dan penghargaan terhadap sejarah dan warisan budaya Indonesia; PFN bekerjasama dengan Asuransi Jasindo dan PT Pesonna Indonesia Jaya, sedang mempersiapkan Gedoeng Jasindo menjadi Bioskop Rakyat dengan dua layar, yang dilengkapi co-working space bagi milenial dan start-ups, café restoran The Gadé, serta musium mini. Diharapkan Bioskop Rakyat Gedoeng Jasindo siap dioperasikan pada April 2020. (Iko Muhyidin)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments