‘Gundala’ Siap Mengguncang Bioskop 29 Agustus, Rilis Poster Baru Yang Penuh Petunjuk Cerita

0
496

Menampilkan Abimana Aryasatya sebagai Gundala dan juga Tara Basro, Bront Palarae
(Jakarta, 28 Mei 2019) Bumilangit Studios, Screenplay Films bekerja sama dengan Legacy
Pictures merilis poster terbaru ‘Gundala’, jagoan kebanggaan Indonesia yang ditulis skenarionya dan disutradarai oleh Joko Anwar. Gundala, karakter komik yang diciptakan oleh Hasmi akan menyapa penonton Indonesia pada 29 Agustus 2019.

Poster terbaru ‘Gundala’ menampilkan Gundala dalam pose keren dengan kostum yang sudah dipakai. Kalau sebelumnya, kostum tak terlihat terlalu jelas, kini bisa melihat langsung bagaimana jagoan Indonesia tersebut dalam kostum awal yang dipakai dalam film. Bukan hanya informasi tersebut, poster ini juga penuh petunjuk tentang cerita dan karakter-karakter dala film ‘Gundala’. Dapat terlihat banyak orang berdiri dari kejauhan atas atap melihat sosok Gundala. Siapakah mereka? Tunggu jawabannya.

Di bulan April 2019, teaser trailer ‘Gundala’ telah diluncurkan. Secara perlahan, para aktor aktris keren Indonesia yang muncul di film ‘Gundala’ terungkap. Kalau sebelumnya ada Abimana Aryasatya, Muzakki Ramdhan, Tara Basro, dan Bront Palarae. Kini terlihat juga Rio Dewanto, Marissa Anita, sampai Ario Bayu. Seperti yang terlihat di poster, sebenarnya masih banyak lagi yang akan diumumkan perannya dalam film ‘Gundala’.

Salah satu bocoran pemeran yang akan muncul adalah Cecep Arif Rahman, aktor Indonesia yang baru saja main di film John Wick 3. Kang Cecep, begitu biasa dipanggil, merupakan koreografer dan salah seorang pemeran penjahat di film ‘Gundala’. Sebagai koreografer, ia banyak mengkreasi adegan action dalam film sesuai arahan Joko Anwar. Uniknya, kontribusi Kang Cecep tak sampai disitu. Anaknya Faris Fadjar juga ikut muncul di film. Di teaser, Faris tampil sebagai anak kecil yang berperan sebagai Awang.
Selain para aktor aktris keren Indonesia, di balik layar juga film ini dikerjakan oleh orang-orang hebat. Salah satunya Ical Tanjung, kolaborator setia Joko Anwar ini adalah pemenang Piala Citra yang namanya selalu jadi unggulan di bidang sinematografi. Lalu juga ada penata arti tik yang juga pemenang Piala Citra, Wencislaus de Rozari. Juga ada kolaborator yang juga sering bekerja sama dengan Joko yaitu (Almarhum) Khikmawan Sentosa, salah seorang sound designer terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Pengerjaan film ‘Gundala’ memang tidak main-main. Semua usaha diberikan untuk
menghadirkan film Jagoan Indonesia pertama yang digarap serius. 53 hari syuting dan sekitar
1,800 pemain. Skala epik ini juga mencakup lokasi yaitu Jakarta, Cilegon, dan Purwakarta.
Sementara untuk kostum dibuat di Amerika Serikat bersama perusahaan yang memproduksi kostum untuk film maupun serial Hollywood seperti Watchmen dan Daredevil (Netflix).

Abimana Aryasatya sendiri diterbangkan ke Amerika Serikat untuk proses fitting. “Ini
pengalaman baru bagi saya. Di sana semuanya dikerjakan profesional dengan standar
internasional,” kenangnya mengenai proses yang dijalani untuk memberikan yang terbaik ke penonton.
Bagi Joko Anwar, film ‘Gundala’ merupakan sesuatu yang sudah lama diinginkan untuk dibuat.
Sebagai penggemar komik Gundala, sebuah kebanggaan baginya untuk dapat mengerjakan film ‘Gundala’. “Film ini dikerjakan total kurang lebih 2 tahun. Bagi saya, ini salah satu skenario yang paling susah dibikin. Penulisan skenario ditulis sampai empat bulan. Saya butuh tempat yang tenang, sebagian besar di museum dan kuburan,” cerita Joko Anwar mengenai proses penulisan. Ia menambahkan, “Karakter yang dimiliki Gundala tetap dengan menggunakan catatan yang dibuat oleh Pak Hasmi, tapi sensibilitas Gundala harus cocok dengan keadaan masyarakat jaman sekarang. Lebih grounded dan based on reality.”
Film ‘Gundala’ merupakan karakter pertama yang difilmkan dari Bumilangit Studios.
Bumilangit Studios memiliki hak cipta untuk lebih dari 1,100 karakter legenda komik Indonesia.
Bukan cuma Gundala, masih banyak lagi karakter keren yang nantinya muncul dalam Jagat
Sinema Bumilangit. Beberapa bahkan akan muncul dalam film ‘Gundala’.
Tahun ini merupakan ulang tahun ke-50 karakter ciptaan (Almarhum) Hasmi tersebut. Gundala pertama kali muncul dalam komik Gundala Putra Petir (Penerbit: Kentjana Agung, tahun rilis 1969). Gundala lahir di saat maraknya komik silat di pasaran, Hasmi bersama beberapa rekannya malah tampil dengan gaya berbeda, mengadaptasi komik asing namun diserap dengan kearifan lokal. Dari sekian banyak tersebut, Gundala berhasil menjadi salah satu yang paling menonjol karena kekuatannya dan aksinya yang seru. Gundala pun menjelma menjadi jagoan milik semua orang pada eranya. Kepopulerannya melampaui usia maupun pergaulan. Maka tak heran setelah berdekade sosoknya tetap melekat sebagai jagoan keren yang patut diteladani.

Tentang Bumilangit
Berdiri tahun 2003, Bumilangit merupakan tonggak awal dimulainya sebuah ikhtiar untuk
membangkitkan kembali budaya penceritaan komik bertema kepahlawanan di Indonesia.

Bumilangit adalah sebuah keluarga bagi banyak seniman pencipta dari generasi awal hingga kini, juga bagi para penggemar setia yang selalu menghargai karya-karya seniman.
Kini Bumilangit menjadi sebuah perusahaan hiburan berbasis karakter terdepan di Indonesia yang mengelola pustaka karakter terbanyak, lebih dari 1,100 karakter-karakter komik yang telah diterbitkan selama enam puluh tahun terakhir. Kekuatan dari karakter-karakter ini tidak hanya berdasarkan popularitas semata, tetapi melainkan pada kekayaan cerita komik dari setiap karakter.

Tentang Screenplay Films
Screenplay Films adalah perusahaan produksi inovatif yang telah memproduksi film Indonesia dari berbagai genre. Screenplay Films selalu memproduksi film-film Indonesia yang berkualitas dan bertujuan untuk mengangkat konten lokal dan menjadikannya materi yang dapat dipasarkan secara internasional.
Dikenal melalui genre romansa remaja, aksi, dan horor. Screenplay Films yang sudah merilis film-film seperti ‘Sebelum Iblis Menjemput’, ‘The Night Comes For Us’, dan tahun ini ‘Orang Kaya Baru’. Ke depannya Screenplay Films masih terus memproduksi film-film Indonesia dari beragam genre.