warnaplus.com-Huawei menyampaikan hibah kepada Green School Bali, yang memiliki slogan sebagai ‘Sekolah Paling Ramah Lingkungan di Dunia,’ dan membantu sekolah tersebut mewujudkan misi menekan jejak karbon di lingkungan sekolah serta dalam rangka membangun kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Siswa Green School dilibatkan untuk membantu proses penyetingan dan instalasi serta panel-panel surya di lingkungan sekolah, sekaligus sebagai sarana belajar bagi siswa mengenal proses-proses energi terbarukan. Ini merupakan contoh bagaimana mata pelajaran mengenai kepedulian lingkungan diajarkan di sekolah melalui sebuah program alih pengetahuan dan penerapannya di dunia nyata, yang disebut sebagai R.E.A.L. Learning.
Energi surya diharapkan akan menjadi sumber pembangkit daya listrik no.1 di tahun 2050[1]. Sebagai pemain besar di industri ini, bentuk kepedulian Huawei terhadap Green School Bali ini diharapkan akan membawa manfaat bagi ratusan siswa berusia 3-18 tahun, wali murid, tenaga pendidik, hingga masyarakat secara keseluruhan.
“Perlindungan terhadap kelestarian lingkungan menjadi salah satu pilar strategi Huawei untuk mendorong terwujudnya pengembangan-pengembangan yang berkesinambungan, selaras dengan visi Green School Bali. Sebagai salah satu upaya kami yang berkesinambungan dalam mendukung masyarakat setempat secara progresif beralih pada penggunaan energi surya, kami antusias mendukung inisiatif kepedulian lingkungan yang digalang oleh Green School Bali dalam menekan jejak karbon sedemikian rupa dengan menawarkan solusi energi surya yang cerdas,” ujar Bruce Li, Managing Director of the Huawei Asia-Pacific (APAC) Enterprise Digital Power Business.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan kebutuhan energi global, kawasan Asia Pasifik menjadi kawasan paling potensial untuk energi surya, Indonesia sendiri saat ini tengah menguatkan komitmennya mengoptimalkan pemanfaatan energi hijau dalam rangka memenuhi kebutuhan energi yang terus tumbuh, upaya menekan angka polusi, serta turut berkontribusi aktif dalam mengantisipasi perubahan iklim global.
Green School yang didirikan di Bali, Indonesia pada tahun 2008, berkomitmen dalam membangun edukasi bagi terbentuknya dunia yang berkesinambungan serta mencetak pemimpin-pemimpin di masa depan yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
“Ini merupakan misi yang kami emban sejak pertama kali Green School didirikan, yakni sebisa mungkin memanfaatkan energi terbarukan sepenuhnya hingga 100 persen. Hibah inverter panel surya ini membantu kami mewujudkan misi tersebut, berkat kemampuannya memangkas emisi gas CO₂ hingga sekitar 3,5 ton per bulan. Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh seluruh mitra dalam mewujudkan mimpi kami ini. Kontribusi yang dilakukan Huawei memberi inspirasi bagi anak-anak kami dalam turut memelopori gerakan dalam mewujudkan kehidupan yang berkesinambungan,” demikian disampaikan oleh John Hardy, pendiri Green School Bali.
Hingga saat ini, di sekolah tersebut telah terpasang sistem PV surya yang terdiri dari 118 panel PV surya untuk membangkitkan energy listrik dari cahaya matahari, pembalik inti untuk mengubah DC menjadi 220~ AC untuk penggunaan sehari-hari, dan kapasitas penyimpanan baterai berbasis asam sebesar 72 kWh sebagai cadangan ketika matahari terbenam.
Anthony Vovers, Renewable Energy Advisor untuk Green School Bali mengungkapkan, “Mesin inverter hibah dari Huawei sangat ringan dan bentuknya ringkas. Proses instalasi dan penyetingan konektivitas ke jaringan begitu mudah dilakukan. Selain itu, terdapat lampu LED yang bisa juga berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui sekilas bagaimana status operasional dari mesin inverter tersebut.”
Sebagai tambahan dari mesin inverter Huawei SUN2000-10KTL-M0 memberikan tingkat efisiensi energi mencapai 98,6 persen serta dengan biaya perawatan yang minimal, diharapkan akan dapat mendukung Green School Bali melompat ke jenjang berikutnya dalam upaya mereka turut berkontribusi menciptakan dunia yang inovatif dan makin berkesinambungan.
“Kami sangat terkesan dan terinspirasi dengan komitmen dan upaya Green School Bali menjadi pionir dalam membangun sebuah institusi yang berkesinambungan dan ramah lingkungan sejak beberapa tahun ke belakang,” imbuh Bruce Li, Huawei. “Huawei berkomitmen untuk menggunakan energi bersih dan terbarukan dalam membangun kampus-kampus hijau yang rendah emisi karbon. Instalasi peranti PV yang dibangun di kampus-kampus Huawei memiliki total kapasitas hingga 19,35 MW dan mampu menghasilkan energi listrik sebesar lebih dari 12 juta kWh pada tahun 2020 lalu. Angka ini ekuivalen dengan terpangkasnya lebih dari 5.985 ton emisi CO₂,” imbuhnya.
Digital power yang dikembangkan oleh Huawei telah menjadi yang terdepan di industri, melayani hampir sepertiga dari total populasi dunia di lebih dari 170 negara maupun kawasan. Penerapan peranti Huawei di Green School Bali menjadi salah satu teladan bagaimana teknologi Huawei mampu memberi secercah sinar menuju terwujudnya masa depan yang cerah dan berkesinambungan serta dalam mencetak inovator-inovator baru yang punya kepedulian tinggi terhadap lingkungan. (if)