warnaplus.com- Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia akan menyelenggarakan Kongres Nasional IV IPK Indonesia yang berlangsung pada 27-28 November 2021. Kongres tahun ini akan diselenggarakan secara luring berlokasi di Yogyakarta yang diikuti pengurus pusat dan wilayah, serta melalui platform daring yang dapat diikuti oleh anggota IPK Indonesia.
Mengikuti dinamika perkembangan situasi dan kondisi dengan adanya pandemi COVID-19 yang telah merubah tatanan kehidupan masyarakat, Kongres Nasional IV IPK Indonesia pada 27-28 November 2021 akan mengangkat tema “Peran Psikolog Klinis untuk Kesehatan Jiwa Masyarakat lndonesia”.
Adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, pandemi Covid-19 yang tidak kunjung redam dan perubahan masyarakat, baik dari segi perilaku dan norma-norma yang dimiliki, membuat psikolog klinis harus dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut. Oleh sebab itu, area layanan psikolog klinis mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di Era Masyarakat 5.0 dengan tanpa mengurangi nilai dan standar yang sudah ditetapkan.
Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia. Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si.,Psikolog, mengatakan. “Kebutuhan terhadap layanan kesehatan mental tidak lagi sebagai kebutuhan sampingan namun sebagai kebutuhan yang fundamental yang artinya peran psikolog klinis justru akan selalu dibutuhkan. Psikolog klinis membahas berbagai kondisi internal dan eksternal dari manusia agar dapat mendukungnya untuk bertumbuh dan menghindar (terhindar) dari berbagai hal merugikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, layanan psikologi yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak hanya berbatas pada cara lama dan baku serta harus dengan tatap muka.”
Lebih lanjut Dr. Gamayanti menjelaskan bahwa Indonesia masa kini, secara dinamis juga terus bergerak masuk ke dalam dinamika Era Masyarakat 5.0. Kita bisa amati bersama saat ini sebuah masa dimana internet (dunia maya) dan teknologi digital menjadi bagian dan melebur di dalam kehidupan sehari-hari yang disebut sebagai masyarakat modern. Akan tetapi, transisi kemajuan teknologi yang pada awalnya memiliki tujuan untuk memudahkan kehidupan ternyata juga tidak luput dari berbagai persoalan. Salah satunya adalah masalah kesehatan mental, khususnya bagi masyarakat yang belum mampu mengikuti perkembangan dan sadar akan dampak penggunaannya.
Dampak perubahan era juga “memaksa” profesional kesehatan mental seperti psikolog klinis untuk beradaptasi. Era Masyarakat 5.0 ditambah adanya pandemi Covid-19 menjadi katalisator perubahan yang sangat cepat. Perubahan kondisi yang drastis membuat banyak individu mengalami permasalahan dalam beradaptasi sehingga pada akhirnya mengalami permasalahan kesehatan mental. Sehingga dampaknya juga dirasakan psikolog klinis dalam menjalankan peran sebagai praktisi dalam menangani kesehatan mental masyarakat dan atau akademisi yang mempromosikan serta mengedukasi kesehatan mental di tengah masyarakat.
Psikolog klinis juga diharapkan dapat menambah informasi, pengetahuan dan terbuka mengenai berbagai kondisi dan trend masa kini khususnya berkaitan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat yang berdampak pada kesehatan mental. Dengan demikian, peningkatan kompetensi, pemanfaatan teknologi, dan terhadap perkembangan zaman dalam memberikan pelayanan psikologi klinis adalah hal yang harus dilakukan.
Selanjutnya psikolog klinis juga memiliki peran besar untuk melibatkan diri secara aktif dalam kerja nasional yang mendukung pemerintah mengupayakan pemberdayaan bangsa untuk membangun masyarakat Indonesia yang unggul dan sehat mental.
Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia sebagai organisasi profesi tenaga kesehatan psikolog klinis terus berupaya untuk mencapai sehat sejahtera psikologis masyarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini IPK Indonesia telah bekerja sama dengan berbagai pihak.
“Selain berkolaborasi dengan berbagai pihak, psikolog klinis juga perlu untuk secara konsisten selalu belajar, meningkatkan kompetensi, dan bersikap terbuka terhadap kemajuan teknologi, senantiasa menjaga kredibilitas, integritas profesi, dan loyalitas terhadap organisasi profesi yaitu Ikatan Psikolog Klinis Indonesia. Komitmen Ikatan Psikolog Klinis Indonesia untuk mewujudkan hal-hal tersebut salah satunya direalisasikan dalam rangkaian kegiatan Kongres Nasional IV IPK Indonesia dengan mengusung tema “Peran Psikolog Klinis untuk Kesehatan Jiwa Masyarakat Indonesia,” ungkap Dr. Gamayanti.
Kongres Nasional IV IPK Indonesia yang akan dilangsungkan terdiri atas rangkaian kegiatan ilmiah dan sidang organisasi yang bertujuan untuk membuat perencanaan strategis terkait peran IPK sebagai organisasi profesi maupun peran psikolog klinis secara umum dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, memfasilitasi continuing education untuk meningkatkan pengetahuan serta kompetensi anggota, serta mengevaluasi perjalanan organisasi IPK Indonesia dan memilih kepengurusan yang baru.
Pada acara ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang akan menyampaikan sambutan dan prosesi pembukaan Kongres Nasional IV IPK Indonesia secara resmi.
Kongres Nasional IV IPK Indonesia rencananya akan diawali dengan pidato oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia (dalam konfirmasi) Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU, serta Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (PMK) yang akan disampaikan secara daring.
Kongres Nasional IV IPK Indonesia akan menghadirkan sejumlah narasumber kunci yang memyampaikan paparannya. Gubernur Provinsi Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H, M.IP, akan menyampaikan paparan tentang ‘Kondisi Psikososial Masyarakat dan Peran Psikolog Klinis dalam Peningkatan Kesejahteraan Psikologis Masyarakat’.
Sundoyo, SH, MKM, M.Hum, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementrain Kesehatan RI akan memaparkan materi mengenai ‘Peran dan Posisi Psikolog Klinis dalam Mendukung Transformasi Kesehatan’.
GKR. Mangkubumi, selaku Ketua Komisi Pengabdian Masyarakat Pengurus Pusat Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia akan menyampaikan paparan tentang ‘Kontribusi Psikolog Klinis dalam Mendukung Kegiatan Pengabdian Masyarakat: Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia’.
Selain itu, Prof. Dr. Elisabeth Kristi Poerwandari, M.Hum., Psikolog, Guru Besar Ilmu Psikologi Klinis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia akan mengangkat topik ‘Isu Kesehatan Jiwa dan Peran Profesi Psikolog Klinis dalam Meningkatkan Kesehatan Jiwa Masyarakat Di Era 5.0.’
Prof. Drs. Subandi, M.A., Ph.D., Psikolog, Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada menyampaikan paparan tentang ‘Perkembangan Diagnosa dan Proses Layanan Psikologi Klinis dalam Menghadapi Masyarakat Di Era 5.0’.
Menutup seminar, Dr. Gamayanti menerangkan peran IPK dalam kegiatan strategis kemasyarakatan dengan membentuk Satgas COVID, Tim DPA, melakukan kerjasama dengan berbagai institusi termasuk Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia, Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan Kemenkes dalam DKJPS (Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial). Psikoedukasi melalui platform-platform media sosial, serta memperkuat pendataan secara digital dan menyelenggarakan layanan telekonseling melalui platform Halodoc dan program kerjasama dengan KAGAMA. (if)