Jakarta, 5 Maret 2019–Melalui program inkubasi bisnis dan kreativitas mode Indonesia Fashion Forward, Jakarta Fashion Week berkomitmen membawa desainer-desainer Indonesia ke pentas mode internasional. Jakarta Fashion Week pun aktif berpartner dengan badan mode dan institusi kreatif global, untuk membuka jalan bagi para desainer yang tergabung dalam program tersebut menembus pasar internasional, lewat berbagai panggung pekan mode dunia.
Tahun ini, komitmen itu kembali terwujud dengan dukungan berbagai partner. Dimulai dari partisipasilabel Bateeq dariMichelle Tjokrosaputro, serta PVRA karya Kara Nugroho dan Putri Katianda di hari kedua ajang Fashion Scout, inilah wadah bagi para desainer baru,bagian dari London Fashion Week Autumn/Winter 2019. Acara ini berlangsung di Freemason’s Hall, London, 15-17 Februari 2019.
Untuk keikutsertaan Bateeqkali ini, Michelle Tjokrosaputro memperkenalkan koleksi yang bernama Arung. Bekerjasama dengan perajin tenun lansia di Klaten untuk menghasilkan tenun ATBM, Arung dihiasi dengan motif Gatharish dengan gambar tanam-tanaman, Kawung Picis, dan Mega Mendung. Aksen kerut, neck band, elbow band, dan knee bandyang dapat dilepas-pasang menjadikan koleksi dengan palet warna maritime blue, port royale maroon, forest night green, dan warna merah coral dengan sentuhan benang metalik emas untuk kain jacquard ini tampil lebih aktif dan dinamis.
SOE Jakarta turut pamer karya di NOMET Showroom di 20 Rue De Pant Aux Choux, bagian dari Paris Fashion Week, pada1-4 Maret 2019. Nantinya, SOE Jakarta juga akan menjalani program residensi di Jepang bersama Paulina Katarina sepanjang 14-19 Maret 2019, berbarengan periode Amazon Tokyo Fashion Week.
Kerjasama Jakarta Fashion Week dengan Korea Selatan yang semakin erat secara konsisten memberikan wadah di Seoul Fashion KODE. Tahun ini, pada14-16 Maret 2019di S-Factory, Seoul Fashion KODE menampilkan desainer Indonesia Fashion Forward, yaitu Jenahara dan PVRA.
PVRA yang digawangi Putri Katianda dan Kara Nugroho ini akan mengambil bentuk-bentuk tradisional sebagai elemen utama desain koleksi mereka kali ini. Misalnya saja, bunga-bunga emas dari Suntiang yang merupakan perhiasan tradisional bagi mempelai wanita suku Padang. Warna yang menjadi sorotan pun konsisten dengan palet emas khas Sumatera, termasuk untuk pakaian para model yang memamerkan alas kaki PVRA di Seoul Fashion KODE mendatang.
Sementara itu, Jenahara memadukan street wear dengan modest fashion dalam koleksi bertajuk Koma. Koleksi yang disebutnya sebagai bentuk curahan hati ini terdiri atas 15 koleksi dengan siluet seperti loose blazer, jaket, celana lebar, dan palet monokromatis.
Japan Fashion Week Organization sebagai salah satu partner internasional Jakarta Fashion Week sejak awal juga kembali membukakan gerbang ke Amazon Fashion Week Tokyo yang prestisius. Kali ini, giliran Danjyo Hiyoji dan Eridani yang terpilih menghadirkan koleksi terbaru mereka di Shibuya Hikarie, 18-20 Maret 2019 mendatang.
Untuk koleksinya di Amazon Fashion Week Tokyo mendatang, Eridani mengambil inspirasi dari legenda Taketori Monogatari atau yang lebih dikenal dari tokoh titular Puteri Kaguya. Siluet tradisional Jepang seperti kimono, yukata, haori, dan hakama, diterjemahkan dengan draping yang menjadi ciri khas Eri dengan bahan utama seperti linen, katun, polyester, satin, dan sutra.
Berbeda dengan Eridani, Danjyo Hiyoji menyerap entusiasme publik,diJepang pada khususnya, terhadap penyelenggaraan olimpiade pada tahun 2020 mendatang. Label yang digawangi duo Dana Maulana dan Liza Masitha ini menjalin detail print dan casual streetwear yang menjadi ciri khas dengan jalinan sulaman tangan dan fitted tailoring yang seksama.