Tuesday, November 26, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeNasionalKemenkominfo Gelar Webinar “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial” untuk Kabupaten Jeneponto...

Kemenkominfo Gelar Webinar “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial” untuk Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan

warnaplus.com- Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bekerja sama dengan gerakan nasional literasi digital Siber Kreasi mengadakan sesi webinar ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi. Kali ini giliran masyarakat Jeneponto yang berkesempatan mengikuti webinar bertajuk ‘Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial’. 

Sejumlah narasumber yang dihadirkan dalam webinar ini diantaranya Content Creator dan Founder Smart Reading 4.0 Irwan ST, Communication Manager Yayasan BaKTI Victoria Ngantung, budayawan dari Jeneponto Fattahindi SE M.Si, dan Anggota Komite Fact Checking Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Muhammad Khairil. Kegiatan ini diikuti oleh 51 peserta. 

Narasumber pertama yang menyampaikan materi ialah Irwan ST tentang ‘Aman dan Nyaman di Sosial Media’. Sebagaimana diketahui, dalam iklim digital saat ini, nyaris sulit menghindari media sosial (medsos). Menurut dia, medsos adalah ruang yang tersedia yang sifatnya netral. Apa yang kita isikan di dalamnya, apakah kontennya positif atau negatif, kitalah sebagai pengguna yang menentukan. 

“Makanya ada adagium ‘jarimu harimaumu’. Banyak kasus dalam masyarakat kita, di mana orang diperkarakan karena pencemaran nama baik, penyebaran berita hoax, ujaran kebencian, dan sebagainya,” ujarnya.  

Oleh karena itu, penting untuk dipahami bahwa media sosial seperti pisau bermata dua. Masyarakat tidak cukup hanya tahu bagaimana cara memanfaatkan medsos untuk berbagi informasi dan ide positif, tapi juga perlu tahu jebakan-jebakannya. “Pemerintah telah membuatkan bingkai dalam bentuk regulasi Undang-undang ITE. Sayangnya, masyarakat kita antusias menggunakan medsos, tapi tidak semangat mempelajari rambu-rambunya,” tuturnya. 

Tidak hanya berpotensi diperkarakan, saat bermedsos, orang juga berpotensi jadi korban. Untuk itu, Irwan membagikan tips agar pengguna medsos tidak menjadi korban. Antara lain menjaga keamanan akun, menjaga privasi, menghindari hoax, menyebarkan hal-hal positif, dan menggunakan medsos seperlunya. 

Narasumber kedua yang menyampaikan materi adalah Victoria Ngantung dengan topik ‘Etika Bebas Namun Terbatas Berekspresi di Media Sosial’. Mengawali paparannya, dia mencontohkan sejumlah kasus unggahan di medsos yang berujung kecaman dan penyesalan hingga akhirnya si pengunggah harus meminta maaf.  Kasus tersebut diantaranya ibu-ibu yang ditangkap polisi karena menghina Presiden dan remaja yang mengunggah tanggapan yang tidak berempati saat tenggelamnya KRI Nanggala dan berujung pada permintaan maaf. 

“Jadi, seperti ada siklusnya, dari sebuah aksi ceroboh jadi konten viral di medsos, lalu menuai tanggapan tidak menyenangkan dari publik, klarifikasi minta maaf, kasus hukum yang diselesaikan, dan seterusnya,”  paparnya. 

Victoria pun mengingatkan untuk berpikir dulu sebelum berbagi, berekspresi atau menyampaikan sesuatu di medsos. “Selalu lakukan check recheck (verifikasi ulang) atas informasi yang diterima. Tidak selalu informasi itu benar, baik, dan kita butuhkan. Penyaringnya ada di kita. Selain itu, jangan unggah atau sebar informasi yang belum diketahui kebenarannya dan jangan unggah informasi yang bersifat pribadi, baik diri sendiri maupun orang lain,” ungkapnya. 

Selanjutnya, pada kegiatan ini juga menghadirkan sosok budayawan dari Jeneponto Fattahindi yang membahas budaya digital dengan tema ‘Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital’. Menurut dia, karakter orang dapat tergambar dari cara berkomunikasi atau berbahasa. Maka, hendaklah membiasakan berkomunikasi dengan bahasa yang santun dan beretika, termasuk di dunia maya. 

“Ingatlah pada pesan leluhur masyarakat Sulawesi Selatan, yakni Sipakatau, Sipakalabbiri, Sipakainga. Jika orang Jeneponto selalu mengedepankan budaya ini, maka di Jeneponto tidak akan ada lagi konflik-konflik bernuansa SARA yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa kita,” ujarnya. 

Narasumber terakhir adalah Muhammad Hairil yang memberikan materi ‘Digital Safety, Kenali dan Pahami Rekam Jejak di Era Digital’. Dia menjelaskan bahwa rekam jejak digital di era digital sangat berpengaruh karena kerap digunakan untuk penggambaran seseorang dalam berbagai keperluan, seperti seleksi pekerjaan, seleksi beasiswa, dan sebagainya. 

Di balik kemudahan masyarakat mengakses internet atau mengekspresikan gagasannya di media sosial, tanpa disadari hal itu akan otomatis terekam dalam rekam jejak digital dan ini bisa berdampak bagi masyarakat itu sendiri. Masyarakat juga diminta hati-hati karena di era digital saat ini juga rawan terjadi pencurian identitas dan pengaksesan data pribadi oleh oknum tidak bertanggung jawab tanpa kita ketahui. 

“Kita juga bisa dilaporkan atas pencemaran nama baik bila memiliki rekam jejak digital negatif yang menjelekkan orang lain atau lembaga, organisasi, maupun kelompok,” ucap Hairil. 

Setelah pemaparan materi oleh keempat narasumber, kegiatan Literasi Digital dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias para peserta yang hadir secara daring untuk mengirimkan pertanyaan kepada para narasumber terkait tema yang disampaikan. Penanya juga berkesempatan mendapatkan uang elektronik masing-masing senilai Rp 100.000.

Salah seorang peserta, Dendi, menanyakan bagaimana cara mengatasi orang yang sudah menyebarluaskan konten negatif terutama di lingkungan kita sendiri, seperti saudara yang menyebarkan berita bohong. Merespon pertanyaan ini, Irwan mengatakan bahwa setiap hari banyak beredar informasi yang kita tahu betul kemungkinan besar itu kabar bohong alias hoax, tapi untuk meyakinkan orang lain bahwa itu hoax seringkali tidak mudah. 

“Kita sikapi dengan bijak saja semampu kita dan kalau memungkinkan berikan informasi yang lebih valid dari otoritas berwenang atau sumber terpercaya,” ucapnya. 

Kegiatan Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi diselenggarakan secara virtual mulai bulan Mei hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi informatif yang pastinya disampaikan oleh para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (if)

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments