Sinopsis:
Maya (Tarao Basro) jatuh bangun hidup di kota tanpa keluarga, ia hanya memiliki sahabat bernama Dini. Saat usaha bersama mereka membutuhkan modal lebih, Maya yang mendapatkan informasi bahwa dia mungkin memiliki harta warisan dari keluarganya yang kaya di desa, membuatnya pergi mengunjungi kampung halaman yang tak pernah dikenalnya itu. Sesampainya di kampung yang jauh terpencil di tengah hutan, Maya dan Dini sampai di rumah besar yang kosong. Situasi sekitar juga terlihat aneh, salah satunya banyak kuburan anak-anak. Hingga pada suatu malam, Maya mendengar jeritan perempuan yang hendak melahirkan. Maya menuju asal suara dan menyaksikan proses kelahiran anak tersebut. Dari situlah, sedikit demi sedikit, misteri kampung yang kini ditinggali Maya dan Dini mulai terungkap.
Film Perempuan Tanah Jahanam telah mendapat julukan sebagai film horor yang mengerikan. Namun lebih tepat lagi jika dikatakan, “twist” yang diberikan ternyata sangat mengejutkan dan membuat banyak penonton karena kaget, menceritakan kembali rasa kaget mereka kepada kenalan dan keluarganya, sehingga membuat rasa penasaran akan film Ini menarik perhatian. Disandingkan dengar strategi marketing yang mumpuni, maka tak terasa film inipun menjadi list tontonan wajib yang harus diutamakan ditonton dibandingkan dengar film horor lain sejenis.
Film dibuka dengan sebuah adegan mengejutkan dan dialog khas orang dewasa yang vulgar, seolah menegaskan dalam beberapa menit ke depan. Inti alur cerita semacam Inilah yang akan dihadapi oleh para penonton dan batasan usia yang tepat untuk menonton .
Melalui tone warna yang gelap , sendu dan kelam. Penonton dibawa jalan pikirannya ke dunia yang penuh dengan aura kegelapan, bagaikan persekutuan manusia dengan roh jahat. Di dunia yang penuh aura kegelapan ini, seolah tiada sedikitpun aura kebaikan. Semua seolah telah terbawa bahwa hanya inilah satu-satunya jalan keluar bagi persoalan yang tengah mereka hadapi setiap waktu dan karena persoalan Ini menyangkut dasar esensi manusia yaitu mendapatkan keturunan yang layak dan normal di mata manusia umumnya , maka jalan keluar yang ditawarkan oleh pemimpin mereka, seolah menjadi jalan keluar yang tak terbantahkan. Di dunia ini yang penuh aura kegelapan Ini, memberikan ruang kepatuhan yang membabi buta dan kerelaan untuk mengikuti petunjuk pemimpin mereka.
Joko Anwar berhasil memasukan ide ini dengan cara halus dan terarah sehingga penonton tak mampu lagi mempertanyakan atau menemukan hal-hal yang biasanya cukup mengganggu dan menimbulkan banyak pertanyaan karena kejanggalan yang penonton biasa rasakan. Sehabis menonton. yang dirasakan adalah seolah habis memasuki sebuah dunia yang unik serta penuh kegelapan dengan penduduk yang bertingkah laku tidak lazim tingkah lakunya namun bisa di terima oleh nalar dan logika.
Setting yang dibangun pada lokasi yang jauh dari unsur-unsur modern dari tempat yang biasa dihuni oleh Maya (Tara Basro) dan Dini (Marrisa Anita) sangat meyakinkan namun juga terasa sentuhan artistiknya , mampu membuat penonton berdecak kagum dan terpesona.
Terasa kemegahan yang dahulu pernah dijalani di masa itu, jauh sebelum aura kegelapan itu hadir dan memberikan kegelapan sebagai satu-satunya jalan keluar.
Dalam trailer yang diberikan, kengerian yang berujung pada ketundukan para penduduk terlihat dari raut wajah Maya dan inilah akhirnya yang juga membuat Maya jauh terlibat lebih dalam lagi dalam situasi ini dan juga mengapa Maya lebih merasa harus menyelamatkan agar dirinya pun terselamatkan, karena sumbernya adalah dari leluhurnya , dan hanya inilah jalan satu-satunya.
Penggiringan pola pemikiran Ini sangat lah menarik, karena Joko Anwar berhasil menghipnotis para penonton dengan dialog-dialog yang tepat sasaran. Singkat namun padat menyentuh tatanan sosial manusia, memberikan misteri namun juga memberikan kepuasan pula bagi penonton yang merindukan adegan-adegan “jump scare” , namun dalam takaran porsi yang pas , sehingga tidak terasa membosankan.
Sangat menarik lagi saat mendengarkan penuturan Joko Anwar, yang membutuhkan
waktu hingga 20 tahun untuk mewujudkan naskah menjadi suatu film utuh secara keseluruhan agar melebur menyatu dengan setting dan teknologi yang ada saat ini.
Dengan alur cerita yang disajikan memang sudah meyakinkan dan menarik , namun perpaduan
setting dan teknologi pula lah yang tak dapat dipungkiri , sangat menunjang dan membangun suatu keterikatan erat antara tiga unsur ini untuk memberikan kepuasan bagi para penonton. Ini adalah persembahan Joko Anwar bagi sineas dan penonton Indonesia yang diterima positif dan mendapat respon baik.
Akting yang sangat meyakinkan namun juga menghasilkan twist yang mengagetkan , adalah penampilan dari Asmara Abigail dengan kalimat yang saat Ini sangat viral “kerasa nggak?” .
Saat teaser trailer awal Ini muncul , Joko Anwar memang seolah telah menggiring dan membangun sebuah opini akan karakter yang dimainkan oleh Asmara Abigail Ini, sehingga saat “twist” terjadi , luapan rasa kagetpun tak mampu dibendung dan luar biasanya Ini terjadi dua kali , walaupun mungkin yang kedua sudah dapat teraba oleh beberapa penonton, namun secara keseluruhan tetap memberikan kejutan yang menyenangkan dan memuaskan.
Beberapa cast film pun turut mengiyakan kemampuan akting Asmara Abigail saat mengucapkan kalimat “kerasa ngga?” Ini.
Menjadikan kalimat Ini sebagai hashtag pada sosial media, hingga mempersiapkan penonton akan misteri kalimat ini , kembali adalah strategi Joko Anwar untuk membangun ketertarikan akan film Perempuan Tanah Jahanam ini. Bahkan jika ada yang telah mendengarkan cerita mengenai latar belakang kalimat inipun, seolah tergerak untuk menonton dengan mata kepala sendiri.
Kalimat Ini seolah menjadi candu, agar orang menyaksikan sendiri , tak puas hanya dengan mendengarkan dari cerita orang lain.
Penampilan Christine Hakim dalam film sangat menonjol. Walaupun tak banyak diekspose dalam teaser trailer, namun peranannya merupakan salah satu kunci yang menjelaskan sebab akibat dalam alur cerita. Twist yang diberikan pun , walau terasa cepat namun ternyata memberikan dasar alasan bagi kejutan demi kejutan berikutnya dan membuat nalar dan logika penonton mau menerima alasannya.
Sayangnya adegan penutup yang menampilkan akting Christine Hakim seolah agak menodai kemulusaan alur cerita yang telah berhasil dibangun. Serta juga memberikan suatu indikasi akan kemungkinan di masa yang akan datang, adanya sekuel ataupun scene tersendiri. Namun sayang sekali hal Ini agak menodai sesuatu yang telah dibangun dengan apik.
Film Perempuan Tanah Jahanam sangat cocok bagi penonton yang menyukai film horor dipadu dengan misteri keluarga. Ada beberapa adegan “gore” dalam film hingga dalam pikiran , sehingga bagi yang tidak begitu menyukai disarankan saat adegan Ini terjadi, menutup mata dan mengintip dari sela-sela jari anda.