Friday, January 31, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeMoviesKetika Kehilangan Membuat Mati Rasa Film “Perayaan Mati Rasa” Menyampaikan Kejujuran Bercerita...

Ketika Kehilangan Membuat Mati Rasa Film “Perayaan Mati Rasa” Menyampaikan Kejujuran Bercerita Mengeksplorasi Tema Kehilangan Orangtua dari Sudut Pandang Anak

Jakarta — Bagaimana rasanya jika orangtua yang menyayangi dan telah mengorbankan berbagai hal untuk melihat anaknya tumbuh dengan baik, tiba-tiba hilang dari kehidupan sang anak? Siapkah kita sebagai anak, melewati hari-hari tanpa ‘omelan’ dan nasehatnya yang menenangkan? Sebuah perjalanan penuh emosional tentang perasaan kehilangan itu hadir dalam film terbaru Sinemaku Pictures dari produser dan sutradara Umay Shahab, “Perayaan Mati Rasa”.

“Perayaan Mati Rasa” mengikuti kisah IAN Antono (Iqbaal Ramadhan). Sebagai
seorang anak pertama, IAN berjuang meraih mimpinya bersama para sahabatnya
dan berusaha keras memenuhi semua ekspektasi yang ia bangun hingga
membuatnya jauh dari keluarga. Namun, ketika sebuah peristiwa besar membuat
Ian kehilangan orangtuanya secara tiba-tiba, Ian berusaha selalu kuat dan mengubur
semua perasaannya hingga ia mati rasa.

Dibintangi Iqbaal Ramadhan, Umay Shahab, Dwi Sasono, Unique Priscilla, Devano
Danendra, Randy Danistha, Abdul Qodir Jaelani, Priscilla Jamail, Tj Ruth, Lukman
Sardi, Vonny Anggraini, Donny Alamsyah, Sadha Triyudha, serta penampilan spesial
dari Iga Massardi dan Romantic Echoes, “Perayaan Mati Rasa” mengajak penonton
untuk berefleksi dari kisah keluarga Antono yang mengalami krisis emosional ketika
kehidupan mereka diguncang kehilangan yang begitu menyayat.

Ian (Iqbaal Ramadhan) dan Uta (Umay Shahab), adalah kakak-beradik yang punya
jalur nasib berbeda. Ian, masih merintis karier musiknya bersama grup band indie
bernama Midnight Serenade yang dibentuknya bersama Ray Alvero (Devano
Danendra), Saka Wijaya (Dul Jaelani), Dika Ardana (Randy Danistha). Midnight
Serenade terus menjajal dari satu panggung ke panggung audisi lain, untuk bisa
tembus label dan karya-karya musik mereka didengarkan banyak orang. Sementara
Uta, adalah podcaster idola banyak anak muda dengan ketenaran di media sosial
hingga dianugerahi sebuah penghargaan berkat konten podcast-nya.

Dua kutub tersebut semakin menjauh. Ian merasa ia harus mengejar mimpinya di
tengah tekanan dan ekspektasi keluarga. Sementara Uta, adalah seperti ‘anak emas’
bagi kedua orangtuanya, Satya Antono (Dwi Sasono) dan Dini Antono (Unique
Priscilla). Keduanya, baru bisa mencair ketika sebuah kehilangan besar datang.
Menjadi badai yang mengubah jalan hidup dan harus membuat skenario
kebohongan yang semakin memperparah situasi krisis keluarga.

Di film ketiganya, Umay Shahab semakin menunjukkan kepiawaiannya dalam
bertutur lewat medium film. Menempatkan lapisan-lapisan emosi yang subtil
sekaligus menghadirkan ansambel yang menghidupkan jalan ceritanya. Bertindak
sebagai produser, sutradara, sekaligus pemeran di film, membuat “Perayaan Mati
Rasa” sebagai karya yang semakin menunjukkan personalitas Umay sebagai sineas
yang jujur dalam bercerita.

“Melalui film “Perayaan Mati Rasa” saya ingin bercerita lebih jujur. Cerita ini datang
dari perasaan takut saya terhadap kehilangan orangtua. Melalui karakter Ian dan
Uta, kita akan melihat bagaimana perasaan kehilangan tersebut dari sudut pandang
anak, dari kakak-beradik, yang menghadapi konflik internal mereka, dan bagaimana
keduanya melewatinya menjadi sebuah proses yang tidak mudah, namun ada upaya
untuk saling menguatkan, ketika mereka sebagai saudara hanya memiliki satu sama
lain,” kata produser, sutradara dan pemeran “Perayaan Mati Rasa” Umay
Shahab.

Iqbaal Ramadhan, yang memerankan Ian menambahkan, melalui perannya di film
“Perayaan Mati Rasa” dirinya juga dituntut untuk lebih memperkaya keaktorannya
dengan menyampaikan lapisan emosi yang lebih subtil namun terasa meyakinkan
dan penonton bersimpati dengan karakternya.

“Ian Antono adalah karakter yang menurutku memberikan pelajaran penting dalam
perjalananku sebagai aktor. Ada kedewasaan dalam menyampaikan emosi-emosi
yang sebenarnya sangat manusiawi, tetapi bagaimana kemudian mengolahnya
menjadi karakter yang meyakinkan. Sehingga penonton juga dapat menemukan
resonansinya terhadap apa yang dilalui Ian,” kata pemeran dan produser
eksekutif “Perayaan Mati Rasa” Iqbaal Ramadhan.

Film “Perayaan Mati Rasa” juga memberikan pendekatan yang kini jarang ditemui di
perfilman Indonesia, ketika menghadirkan sebuah band Midnight Serenade, yang
juga menciptakan karya-karya lagu yang bukan hanya dibawakan di dalam film,
tetapi juga dapat dinikmati di dunia nyata. Midnight Serenade, dengan lagu “Laut”
yang juga menjadi OST film ini, juga hadir di panggung-panggung live show,
termasuk salah satunya ketika tampil saat Sinemaku Day 2025 x Festival Perayaan
Mati Rasa. Ini menjadi penyegaran perfilman Indonesia, ketika di dalam ceritanya
ada sebuah band, yang kemudian dihidupkan dan digarap secara serius dengan
merilis beberapa single hingga EP, alih-alih sekadar tempelan untuk kebutuhan
artistik film. Iqbaal, bersama Devano, Randy, dan Dul Jaelani bersama-sama
menciptakan musik yang menjadi bagian dari cerita dan filmnya.

Produser eksekutif “Perayaan Mati Rasa” dan CMO Sinemaku Pictures Prilly
Latuconsina mengutarakan rumah produksinya selalu terus bertumbuh dan
berevolusi dengan menghadirkan bentuk-bentuk karya yang inovatif. Termasuk
salah satunya “Perayaan Mati Rasa.”

“Film “Perayaan Mati Rasa” akan membuka perjalanan panjang Sinemaku Pictures
pada tahun 2025. Tahun ini menjadi titik penting bagi kami untuk terus evolving
dan merespons isu-isu yang relevan di masyarakat, bukan hanya anak muda tapi dari
seluruh kalangan usia. Di film ini, selain menghadirkan konflik yang dialami anak
muda tentang pencarian validasi di dalam keluarga, mengejar mimpi, tetapi juga
disampaikan tentang bagaimana pengasuhan orangtua juga menjadi penting untuk
membimbing anak-anak mereka agar memiliki value yang baik. Kita juga bisa belajar
dari apa yang dialami oleh pasangan suami-istri Satya dan Dini Antono,” tutup
produser eksekutif “Perayaan Mati Rasa” dan CMO Sinemaku Pictures
Prilly Latuconsina.

Mari merayakan “Perayaan Mati Rasa” bersama Ian dan Uta Antono bersama
lagu-lagu dari Midnight Serenade mulai 29 Januari 2025 di seluruh bioskop
Indonesia. Ikuti terus perkembangan informasi film persembahan Sinemaku
Pictures “Perayaan Mati Rasa” di akun Instagram resmi @sinemaku_pictures.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments