2ICLIME (Indonesian Chronic Lung Disease International Meeting)
Permasalahan kesehatan di bidang paru masih menjadi hal yang penting baik di tingkat mesional maupun internasional. Berbagai penyakit paru baik penyakit paru infeksi maupun non infeksi sepert misalnya tuberkulosis, pneumonia, kanker paru, asma bronkial, PPOK (Penyakit Paru Obstnan Kronik) dan penyakit paru akibat kerja terus menjadi perhatian para pemangku kepentingan di Indonesia dalam upaya penanganannya, Negara kita menduduki peringkat ke tiga di dunia dalam jumlah kasus penyakit tuberkulosis walaupun telah dicanangkan target eliminasi tuberkulosis d tahun 2030. Jumlah penyakit kanker paru di Indonesia pun terus meningkat selama beberapa tahun terakhir seiring dengan peningkatan jumlah perokok secara nasional. Pandemi COVID-19 jug merupakan masalah kesehatan paru di mana sejak awal pandemi seluruh dokter paru dengan penuh dedikasi berada di garis depan berkontribusi menangani dampak pandemi ini berkolaborasi dengan berbagai organisasi profesi dokter lainnya.
Indonesia telah memiliki organisasi dokter spesialis paru yang dikenal juga dengan nama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia semenjak tahun 1973. Di bulan September ini organiasi PDP genap berusia 49 tahun. Di usianya yang sudah semakin matang, PDPI telah memiliki anggota sebanyak 1.373 orang dokter spesialis paru. Namun jumlah ini memang belum mencukupi jumlah kebutuhan rasio 1:100 ribu penduduk Indonesia yang memiliki populasi sekitar 273 juta jiwa per tahun 2021. Indonesia masih kekurangan sekitar sekitar 1.200 orang dokter paru. Ke depannya diharapakan dengan dibukanya beberapa pusat pendidikan dokter paru baru akan dapat memenuhi kebutuhan ini.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota PDPI di masa pandemi COVID 19 yang masih terus berlangsung, PDPI dengan komitmen penuh mengadakan kegiatan seminar ilmiah yang dinamakan Pertemuan Ilmiah Khusus (PIK) tahun 2022. Kegiatan ilmiah ini merupakan pertemuan ilmiah yang digelar secara hybrid yang pertama kali semenjak pandemi COVID-19, setelah sebelumnya hampir seluruh kegiatan seminar ilmiah dilakukan secara daring. Pertemuan ilmiah nasional ini juga dipadukan dengan even Internasional yang bernama 2 Indonesian Chronic Lung Disease International Meeting (ICLIME) yang berfokus pada penyakit-penyakit paru kronik. Pada tahun ini kegiatan PIK 2022-2 ICLIME dilaksanakan pada tanggal 20-24 September 2022 bertempat di Hotel Shangri-La Jakarta. Diawali dengan 11 kegiatan workshop dan dilanjutkan dengan kegiatan seminar selama 3 hari yang seluruhnya dilaksanakan secara hybrid. Dalam pelaksanaan kali
ini terdapat sebanyak 1.255 peserta baik secara luring maupun during. Tema yang diangkat pada tahun ini adalah “Strategy for Emerging Disease: Key Role for Lung Health”.
Pelaksanaan kegiatan PIK PDPI 2022-2 ICLIME juga bertepatan dengan peringatan World Lung Day yang jatuh pada tanggal 25 September 2022. Adapun tahun ini tema peringatan World Lung Day adalah Healthy Lung for All. Terkait dengan tema itu maka poin kampanye kesehatan paru yang diangkat adalah yang pertama tentang peningkatan pengetahuan mengenal dampak kualitas udara buruk terhadap kesehatan paru dan tindakan yang perlu dilakukan oleh semua orang guna mengurangi tingkat polusi udara tersebut dan bagaimana cara menghindarinya. Yang ke dua tentunya terus menggarisbawahi pentingnya manfaat yang didapat dari berhenti merokok. Poin ke tiga adalah meningkatkan pengetahuan akan pentingnya melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan paru. Dan poin terakhir adalah menguatkan kewaspadaan tentang vaksinasi guna mencegah infeksi paru.
Berkaca dari pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung dan kondisi permasalahan kesehatan paru di Indonesia saat ini maka perkenankan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia memberikan rekomendasi sebagai berikut:
- Pandemi COVID-19 memberikan pelajaran berharga yang salah satunya menggambarkan kekurangan jumlah dokter paru di Indonesia. Untuk itulah PDPI meminta pemerintah dapat membantu memenuhi keterisian dokter paru di setiap kabupaten di seluruh Indonesia
- Jangan terburu-buru mengubah perilaku kewaspadaan terkait pandemi COVID-15 karena pandemi masih belum bisa dikatakan selesai. Saat ini masih fase transisi, tetap gunakan masker, tingkatkan cakupan vaksin booster dan menjaga protocol kesehatan
- Tuberkulosis, pneumonia dan COVID-19 merupakan penyakit menular yang bisa ditanggulang dan dicegah. Masyarakat diharap terus menjaga kesehatan lingkungan dan turut mengendalikan polisi udara di sekitarnya
- Diharapkan masyarakat agar dapat belajar dari pandemi yang amat mengganggu kehidupan ekonomi. Tetap melaksanakan protokol 3M, menjalankan gaya hidup yang bebas polusi, berhenti merokok dan mengimplementasikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta melakukan pemeriksaan kesehatan pernapasan setiap tahun untuk pencegahan penyakit paru
- Pentingnya memahami kesehatan paru pada setiap individu masyarakat dengan melakukan peningatan pemahaman dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan paru dan upaya mengurangi polusi tersebut
- Terus mengkampanyekan tentang manfaat berhenti merokok, pentingnya olah raga untuk kesehatan paru, dan vaksinasi utk mencegah infeksi paru
- Ada 6 hal yang harus dijaga dalam tahap akhir pandemi COVID-19 agar dapat bener-benar selesal yaitu testing, vaksinasi, penanganan kasus, pencegahan infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan, komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat
- Meminimalkan sirkulasi virus SARS-CoV-2 di masyarakat dan menjaminan pencegahan dan pengobatan pasien, termasuk juga penanganan efek jangka panjang COVID-19
- Tetap mewaspadai bahwa virus SARS-CoV-2 akan tetap berada di dalam komunitas
- Perlunya antisipasi ancaman pandemi di masa mendatang dengan memperbaiki sistem kesehatan baik nasional dan global serta perbaikan di masing-masing negara.