Jakarta, Oktober 2019 – Sudah tidak diragukan lagi jika Indonesia sangat kaya dengan seni budaya dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Kebudayaan leluhur ini terus dipelihara turun temurun oleh generasi ke generasi. Namun, seni budaya yang identik dengan sesuatu yang kuno, coba untuk diubah oleh mahasiswa jurusan Fashion dari BINUS Northumbria School of Design melalui karya seni busana ready-to-wear.
Tahun ini merupakan kali kedelapan keikutsertaan BINUS Northumbria School of Design di
Jakarta Fashion Week. Tema-tema yang diangkat oleh BNSD selalu terinpirasi oleh kekayaan budaya di Indonesia. Bertempat Fashion Tent Jakarta Fashion Week 2020 Senayan City, 12 mahasiswa terpilih dari BNSD berkesempatan memamerkan karya busana ready-to-wear yang terinspirasi oleh budaya dan kehidupan di Gorontalo, Sulawesi. Mereka mengusung tema “Hulontalo : Seruan Dari Utara” melalui 6 fashion lini, yaitu Daily Weird, ULO, Kontinu, Berontak 1942, DAHA dan VEIN.
Gorontalo, merupakan sebuah provinsi di utara Sulawesi. Gorontalo dulunya sebuah kota tua yang merupakan bagian dari provinsi Sulawesi Utara. Pada tahun 2000 Gorontalo resmi
menjadi provinsi sendiri. Gorontalo sebenarnya memiliki nama asli yaitu Hulondalo. Akan
tetapi, pada masa penjajahan Belanda dahulu Hulondalo berubah menjadi Hulontalo karena
orang Belanda kesulitan mengucapkannya dan bila ditulis menjadi “Gorontalo”. Nama Gorontalo pun dipakai hingga saat ini. Dari sejarah yang seperti itu Gorontalo pun memiliki
banyak keunikan yang menjadi sumber inspirasi mahasiswa BNSD untuk membuat busana
yang akan diperagakan pada Jakarta Fashion Week 2020 tahun ini.
Head of Fashion Program BINUS Northumbria School of Design, Ratna Dewi Paramita berharap karya mahasiwa terbaik BNSD ini dapat diapresiasi dengan baik oleh publik dan
mengingatkan kembali untuk generasi muda akan budaya dan kehidupan di Gorontalo dengan berbagai akulturasi budayanya yang indah.
Sekilas mengenai BINUS NORTHUMBRIA SCHOOL OF DESIGN (BNSD)
Program Fashion Design dan Fashion Management di BINUS Northumbria School of Design
adalah program dual-award*) bekerjasama dengan Northumbria University, Inggris. BNSD
mencetak lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang luas dan global. Para lulusannya dilatih untuk cakap terhadap pasar yang dinamis dari pakaian siap pakai (ready-to-wear); pakaian wanita; pakaian pria dan pakaian anak-anak. Disamping itu, para lulusan BNSD dibekali dengan pengetahuan mengenai analisa tren mendatang dalam rangka membentuk visi; kemampuan berkomunikasi untuk mewujudkan suatu makna ke end-user dan pengalaman proses produksi untuk memenuhi permintaan industri. Selama proses belajar mereka, akan ada satu hingga dua semester yang khusus difokuskan pada kerja magang (internship) untuk mempersiapkan para lulusan menjadi professional di bidang fashion.
BINUS Northumbria School of Design juga memiliki program dengan konsentrasi di Graphic
Design, yaitu Graphic Design and New Media; dan Interactive Digital Media.
PROFILE PERANCANG
Daily Weird
Designer: Maharani Yolanda & Stefani Verlinda Latief
Daily Weird terinspirasi dari bagaimana pakaian yang ’aneh’ yang digunakan oleh penduduk
Gorontalo. Keanehan tersebut justru menambahkan sentuhan keunikan tersendiri yang
berasal dari layering dan pola yang tidak dimiliki brand lain. Di samping itu, untuk polanya,
kami terinspirasi oleh betapa indahnya pemandangan di Gorontalo.
ULO
Designer: Ikyu Esjepe & Joceline Salvia
Ulo atau Udu’Olo berasal dari bahasa Gorontalo yang berarti bersyukur. Koleksi pakaian anak ini adalah kolaborasi antara Ikyu Esjepe dan Joceline Salvia. ULO sangat terinspirasi oleh keindahan alam dan kekayaan budaya Gorontalo. Budaya dan alam diwakili oleh warna cerah dan tekstur yang unik.
Kontinu
Designer: Karen Jeshanah & Owen Kumala
Kontinu berfokus pada Gorontalo sebagai inspirasi utama. Inspirasi ini diterjemahkan ke
dalam pilihan kain, warna, siluet, dan detail seperti warna solid yang kontras satu sama lain, struktur dan siluet simetris yang menggambarkan lingkungan sekitar Gorontalo dan faunanya, seperti hiu paus dan burung maleo.
Berontak, 1942
Designer: Julia Dian Ferdinand & Ian Hugen
Berontak, 1942 merupakan koleksi yang terinspirasi dari Gorontalo. Koleksi ini dibuat untuk
mewakili sejarah dari hari kemerdekaan Gorontalo dan juga nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Nilai tersebut melambangkan kerja keras dan semangat untuk memperjuangkan
hak dan kebebasan mereka dari tekanan yang mereka hadapi. Seluruh koleksi ini sebenarnya terinspirasi dari pemberontakan mereka.
DAHA
Designer: Azizah Aninda & Janyfer Kwik
DAHA terinspirasi dari cerita perjuangan dan perubahan yang membentuk masyarakat
Gorontalo saat ini. Koleksi ini adalah tentang transisi yang telah dilewati oleh masyarakat
Gorontalo dalam melindungi daerah dan negerinya. Kata DAHA itu sendiri berasal dari bahasa Gorontalo yang berarti melindungi. Hal ini mengarah pada siluet yang dipengaruhi oleh busana dari jaman penjajahan Belanda. Sementara itu, warna-warnanya menggambarkan transisi yang terjadi dan detailnya terinspirasi oleh fauna laut yang terkenal di daerah tersebut, seperti hiu paus, yang juga sebagai interior masjid pertama di Gorontalo, Hunto Sultan Amay.
VEIN
Designer : Nadya Tjong Xintian & Ayla Putri Jaya
Veins (Bahasa Indonesia: Vena) adalah pembuluh darah utama pada tubuh manusia yang
membawa energi ke seluruh tubuh dengan arah yang berbeda-beda. Pada akhirnya,
semuanya kembali ke hati dan perjalanannya dimulai lagi. Semua makhluk hidup di Gorontalo terhubung dengan pembuluh darah yang membawa mereka kembali ke awal.
Gorontalo memiliki sejarah yang sangat kaya tentang manusia dan hewan yang hidup di sana.
Mereka telah berada di sana sejak awal dan menyaksikan bagaimana Gorontalo tumbuh dan berkembang selama berabad-abad. Logo dan nama VEIN mewakili bagaimana sejarah dan kecantikan mereka berkembang jauh di Gorontalo. Pada akhirnya, keindahan itu berasal dari kehidupan dan energi dari setiap individu yang menyebut Gorontalo sebagai rumah. Koleksi pertama VEIN menampilkan siluet feminin dengan potongan tebal dan gaya elegan, disertai dengan detail mutiara halus dan sulaman.