Situasi pandemi yang menyebabkan terpuruknya berbagai sektor ekonomi kreatif membuat saya harus berpikir cepat agar dampak penurunan penjualan tidak terlalu parah. Dengan sementara ditutupnya 3 outlet (Alun Alun Indonesia GI, Sarinah Thamrin, bahkan butik teman di Singapore tempat saya berkonsinyasipun sedang tutup juga karena lockdown) menyebabkan saya harus merubah strategi untuk lebih fokus pada penjualan online dan membuat produk yang lebih relevan dengan kebutuhan dan daya beli sekarang.
Ide dari pembuatan masker premium ini sebetulnya sangat sederhana, saya hanya mencoba untuk menawarkan kepada pelanggan loyal saya, desain yang bisa dipadukan dengan koleksi baju yang sudah ada, baik dari brand Rengganis maupun Indische. Di luar dugaan, ternyata justru masker ini menarik juga bagi orang-orang baru yang belum kenal dengan kedua brand saya. Ternyata, kebutuhan akan masker premium sangat tinggi, dan sekarang telah menjadi produk asesoris paling dicari.
Masker ini terbuat dari bahan 100% katun voille dilapisi dengan woven interlining (istilah umumnya “trikot”) dan satu lagi lapis tipis non-woven interlining (istilah umumnya “kain kapas”). Lalu dalamnya ditutup dengan katun voille lagi agar bisa disisipkan tissue (reusable tissue ataupun tissue basah yang dikeringkan) sebagai filter sesuai anjuran pemerintah. Sebelum diluncurkan, saya sudah test masker ini dan tanpa tissue pun sudah tidak bisa meniup lilin di depannya. Namun dengan bentuknya yang seperti mangkuk, maka kain tidak menempel pada lubang hidung sehingga kita tetap nyaman untuk bernafas (breathable).
Dengan kemunculan berbagai desain masker premium, customised, tematik, batik, tenun dan lain-lain oleh berbagai UKM di seluruh Indonesia, terasa betul ini bukan saja masalah kesempatan bisnis. Tetapi perlu didokumentasikan sebagai potret sejarah bagaimana industri kecil Indonesia berjuang dan menggeliat di tengah ketidakpastian. Rentan karena tidak adanya insfrastruktur industri, sekaligus tangguh (resilient) karena tinggi kreatifitas didukung oleh pasar dalam negeri yang berjiwa gotong royong, tetap semangat membeli produk sesama pengrajin/desainer lokal. Sesungguhnya ini adalah masa yang sangat menarik. Saya penasaran, sejauh mana ekonomi kreatif bisa berkontribusi pada kehidupan di masa sulit, maupun di dunia baru nanti setelah pandemi di mana perilaku manusia dan pola konsumsinya sudah berubah.
— Riri Rengganis —
Untuk pemesanan bisa langsung menghubungi kontak dibawah ini,
Desainer : Riri Rengganis, Anggota IFC (Indonesian Fashion Chamber), Bandung Chapter
Brand : Rengganis
Website : www.rengganis.id
Instagram : @rengganis.id_
FB Page : @rengganis.indonesia
e-mail : [email protected]
HP : 081802231222
Stockist : Alun Alun Indonesia (Grand Indonesia, Jakarta), Sarinah Thamrin (Jakarta), Galeri Tokokita (Singapore).
Kantor : Jl. Sanggar Kencana VI no. 9, Kompleks Sanggar Hurip, Soekarno Hatta, Bandung