Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam menggerakkan roda perekonomian bangsa. Jumlah UMKM tiap tahun juga mengalami peningkatan yang signifikan. Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Akumindo) mencatat, hingga akhir 2018, jumlah UMKM aktif di Indonesia telah mencapai lebih dari 58 juta.
Angka kontribusi UMKM terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pun terbilang cemerlang, yakni mencapai 65% atau sekitar Rp 2.394 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun lalu yang hanya berkisar 60,34 %. Angka ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak kurang lebih 121 juta.
Di era perdagangan bebas ini, tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi UMKM untuk bisa berdaya saing terhadap produk impor yang mulai masif merebut pasar Indonesia. Tantangan bukan hanya untuk bisa eksis di negeri sendiri, sekaligus juga menembus pasar internasional
Salah satu persoalan yang disorot adalah soal kontribusi UMKM local ke pasok produksi global yang masih sangat minim, hanya 0,8%. Untuk ekspor nasional, kontribusi UMKM, sampai Desember 2017 baru mencapai 17%. Dibanding Malaysia dan Thailand masih tertinggal jauh. Ekspor UMKM Malaysia mencapai 25%, sedangkan Thailand di atas 30%.
Ada berbagai factor yang menjadi hambatan, diantaranya belum adanya keberanian memulai ekspor secara mandiri. Dan, pelaku UMKM masih bergantung pada eksportir besar yang belum sepenuhnya memberikan perhatian besar kepada komoditas UMKM.
Pemasaran produk via e-commerce, menurut Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Ignasius Untung menjadi salah satu solusi UMKM bisa go global. Karena teknologi digital e-commerce memberikan kesempatan produk UMKM lebih luas dikenal dan efisien dari segi biaya. Sementara ini, Riset Delloite Access Economics menyebutkan, dari seluruh UMKM di
Indonesia, baru sebesar 9% saja yang memanfaatkan e-commerce.
Untuk itulah, Pasar idEA dihadirkan oleh Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) dan Traya Eksbisi Internasional, selain untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pelaku bisnis e-Commerce, juga untuk mendorong pelaku UMKM bisa lebih memanfaatkan peluang pemasaran via e-Commerce seiring dengan upaya peningkatan kualitas dan daya saing.
Sebanyak 250 stand ambil bagian dalam Pasar IdEA. Mereka terdiri dari para merchant dan binaan marketplace, BUMN, kementerian dan mandiri. Gelaran perdana B to C selama 4 hari (15 -18 Agustus) ini juga menjadi wahana edukasi bisnis online atau digital marketing dalam konteks edukasi LocalGood.
Tokopedia yang menjadi salah satu sponsor Pasar idEA memberikan panggung khusus untuk UMKM bertajuk Seller Story, inspirasi para seller menembus pasar global dengan menghadirkan sejumlah pemenang kompetisi UMKM “Market Fest” berhadiah Rp 1 miliar.
Untuk menarik pengunjung, Tokopedia memberikan voucher diskon sebesar 90% para pengunjung yang dapat digunakan di mitra Tokopedia di Pasar idEA.
Bagi yang ingin mendapatkannya, caranya mudah. Hanya dengan berfoto di booth Tokopedia, para pengunjung bisa mendapatkan voucher tersebut. Dukungan untuk UMKM juga datang dari Blibli. Lewat “Galeri Indonesia”, para pengunjung Pasar idEA dapat melihat berbagai produk nusantara berkualitas dari berbagai jenis produk, mulai dari pakaian, makanan, aksesoris hingga perlengkapan rumah. Produk Ternakopi yang dimiliki oleh Kaesang Pangarep, Putra Presiden Joko Widodo juga dapat dijumpai di sini.
“Selain berfokus pada Blibli Travel Fest, kami juga menghadirkan Galeri Indonesia yang menampilkan produk-produk UMKM nusantara yang siap go global. Ini komitmen kami dalam memajukan sektor UMKM di Indonesia.” Jelas Vice President of Travel Category Blibli, Theresia Magdalena.
Untuk mendapatkan penawaran harga terbaik, para pengunjung bisa bertransaksi di mitra Blibli dengan menggunakan gopay.
Melalui sistem pembayaran tersebut para pengunjung dapat memperoleh diskon sebesar 50% maksimal Rp30.000 di booth-booth mitra Blibli di Galeri Indonesia.
Ada pula Shopee dengan program ‘Kreasi Nusantara’nya yang menyuguhkan berbagai produk lokal bermutu terbaik. Sementara Bukalapak hadir dalam program BukaGlobal yang mendorong produk-produk UMKM untuk menjajaki pasar dunia.
Target gelaran ini setidaknya bisa mencapai 120 ribu pengunjung. Khusus di hari Kemerdekaan, pengunjung diberikan akses gratis masuk dan menikmati berbagai kompetisi berhadiah produk UMKM.
Tentang Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA)
Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA – Indonesian E-Commerce Association) merupakan wadah komunikasi antar pelaku industri E-Commerce Indonesia.
Didirikan pada bulan Mei 2012 di Jakarta oleh 9 perusahaan besar e-commerce Indonesia, yaitu Berniaga.com; BHINEKA.com; BLANJA.com; blibli.com; Gramedia.com; Kaskus.com; Multiply.com; OLX.co.id; dan Tokopedia idEA hadir sebagai jembatan untuk menjalin hubungan yang baik antar pemain dalam industri dengan para mitra industri secara berkesinambungan, termasuk diantaranya dengan pemerintahan dalam hal regulasi yang berkaitan dengan kepentingan industri, maupun dengan asosiasi lain yang secara langsung menjadi elemen penting dalam pengembangan ekosistem industri E-Commerce.
PT Traya Eksibisi Internasional
PT Traya Eksibisi Internasional (Traya Events) berdiri pada tahun 2015 adalah bagian dari PT Amara Pameran Internasional, yang memiliki 5 anak perusahaan penyelenggara pameran dengan fokus masing masing pada industri spesifik yang berbeda.
Sebagai salah satu penyelenggara pameran terkemuka di Indonesia, PT Amara Pameran Internasional sukses mendebut event- event besar di tanah air, diantaranya GIIAS (Gaikindo Indonesia International Autos Show), Indocomtech, Furniture Indonesia, IDEC dan sebagainya.
Tentang Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA)
Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA – Indonesian E-Commerce Association) merupakan wadah komunikasi antar pelaku industri E-Commerce Indonesia.
Didirikan pada bulan Mei 2012 di Jakarta oleh 9 perusahaan besar e-commerce Indonesia, yaitu Berniaga.com; BHINEKA.com; BLANJA.com; blibli.com; Gramedia.com; Kaskus.com; Multiply.com; OLX.co.id; dan Tokopedia idEA hadir sebagai jembatan untuk menjalin hubungan yang baik antar pemain dalam industri dengan para mitra industri secara berkesinambungan, termasuk diantaranya dengan pemerintahan dalam hal regulasi yang berkaitan dengan kepentingan industri, maupun dengan asosiasi lain yang secara langsung menjadi elemen penting dalam pengembangan ekosistem industri E-Commerce.