Jakarta, 24 Mei 2018 – Net1 Indonesia siap mendukung pemerintah dalam mempercepat penyediaan koneksi internet di daerah pedesaan, terutama di wilayah 3T (terpencil, terdepan, dan terluar) di tanah air. Misi Net1 Indonesia untuk dapat memeratakan akses internet di daerah rural tersebut sejalan dengan program kerja Nawacita yakni “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Salah satu pilar dari poin program kerja tersebut adalah mewujudkan ketersediaan infrastruktur telekomunikasi dan ketersambungan jaringan internet di daerah-daerah. Saat ini, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sedang memacu ketersediaan jaringan internet untuk wilayah pedesaan. Hingga kini, menurut data dari Kominfo, sudah sekitar 73% desa/kelurahan yang sudah memiliki koneksi internet berbasis teknologi 3G.
Sementara untuk jaringan 4G LTE, baru mencakup 55% saja. Pada tahun 2019 mendatang, pemerintah berharap dapat mengkoneksikan lebih dari 83.000 Desa/Kelurahan yang ada dengan internet berbasis 3G. Target lain di tahun depan, total 514 Kabupaten/Kota terjangkau oleh jaringan 4G LTE. Dari jumlah tersebut, saat ini baru 64%-nya saja yang telah terpenuhi dengan akses 4G LTE.
“Net1 yang memiliki keunggulan jaringan 4G LTE yang berjalan di frekuensi 450 Mhz sangat cocok untuk karakter daerah rural, yang memiliki wilayah luas dengan kepadatan rendah. Karakter frekuensi rendah ini memang tidak untuk mengejar kecepatan akses, melainkan untuk mengejar jangkauan sinyal yang jauh,” ungkap Larry Ridwan, CEO Net1 Indonesia, dalam forum diskusi tentang Kewajiban Pelayanan Universal/ Universal Service Obligation (KPU/USO), yang digelar oleh Indonesia LTE Community (ILC), di Balai Kartini, Jakarta (24/05).
Net1 dapat melayani pasar yang secara geografis sulit dijangkau dan secara ekonomis sangat mahal untuk dilakukan oleh operator lain. Operator 450 Mhz di belahan dunia lain kebanyakan juga beroperasi di daerah yang khusus, seperti suburban dan pedesaan atau menargetkan pangsa pasar yang sangat segmented seperti korporasi (pertambangan, perkebunan, perikanan), Machine to Machine (M2M) dan lainnya.
Menurut Larry, tantangan terbesar dalam menggelar jaringan internet di daerah pedesaan (rural) adalah kondisi medan yang sangat variatif, mulai dari pegunungan hingga daerah pantai, serta populasi penduduk yang tersebar. Kondisi seperti ini memerlukan investasi besar agar operator dapat menggelar jaringan internet yang dapat menjangkau populasi yang tersebar tersebut. Apabila dilihat dari sisi bisnis tentu kurang menguntungkan apabila membangun infrastruktur di wilayah rural yang berpenduduk jarang.
Namun, kondisi demikian tidak mematahkan semangat Net1 Indonesia untuk tetap mendukung program Pemerintah dalam menggelar jaringan internet untuk wilayah pedesaan. “Jangkauan frekuensi 450MHz dari layanan data broadband berbasis 4G LTE Net1 bisa sejauh 50-60 Km base transceiver station (BTS), bahkan bisa sampai 100 Km sehingga cocok diaplikasikan di negera kepulauan seperti Indonesia yang memiliki 16.056 pulau. Dari sisi investasi infrastruktur untuk membangun site tentu jauh lebih hemat,” tambah Larry.
Karenanya, Net1 Indonesia dapat menekan biaya pembangunan jaringan 4G LTE untuk wilayah pedesaan dengan lebih efisien dan efektif. Investasi dapat ditekan jauh lebih murah. Sejauh ini, Net1 sudah menggelar layanan 4G LTE di 19 provinsi yang tersebar di Indonesia. Sebanyak 306 Kabupaten/Kota telah bisa mengakses jaringan 4G LTE dari Net1, dengan jumlah desa mencakup 25.279 buah. Secara keseluruhan, jumlah populasi penduduk yang dapat terlayani oleh Net1 Indonesia hingga saat ini mencapai 126.299.415 jiwa.
Sejumlah Pemerintah Daerah mulai dari tingkat Kota, Kabupaten, hingga Provinsi di Indonesia juga telah bekerjama dengan Net1 Indonesia untuk menyediakan aksesinternet broadbandbagi masyarakat, khususnya daerah suburban dan pelosok. Kabupaten Musi Banyuasin (MuBa), Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kota Tual,Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Teluk Bintuni, dan Kabupaten Kaimana telah menekenMemorandum of Understanding (MoU) untuk bersama-sama dengan Net1 membangun infrastruktur komunikasi berbasis 4G LTE di Indonesia.
Kerja sama dengan sejumlah Pemerintah Daerah yang telah dimulai sejak tahun 2017 ini menjadi langkah awal Net1 Indonesia untuk bisa memenuhi kebutuhan akses data bagi 260 juta penduduk Indonesia yang tersebar di lebih dari 140 ribu pulau.
*********
Tentang Net1 Indonesia
Net1 Indonesia merupakan nama merek dagang layanan telekomunikasi dari PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia yang mengandalkanfrekuensi 450MHzdengan teknologi 4G LTE (Long Term Evolution). Keunggulan layanan Net1 adalah karakteristik frekuensinya rendah 450 MHz, sehinggaini sangat cocok diaplikasikan untuk daerah-daerah yang memiliki wilayah yang luas dan kepadatan yang rendah.
Sejak Desember 2015, STI bekerjasama dengan ICE Group (sebelumnya bernamaAINMT International Holdings BV), perusahaan telekomunikasi internasional yang berbasis di Skandinavia, untuk memperluas dan meningkatkan jaringan nirkabel. Pada bulan September 2016, STI berhasil mengantongi izin untuk menggelar jaringan 4G LTE di frekuensi 450MHz secara nasional. KomitmenSTIuntuk mewujudkan pemerataan akses internet berkualitas sampai ke pelosokmelalui layanan Net1Indonesia telah resmi dan telah menjalani proses Uji Laik Operasi.
Dengan karakteristik jangkauan yang luas, STI akan lebih fokus membawa layanan 4G LTE ke daerah perdesaan dan sub urban. Frekuensi 450MHz dinilai sangat cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki populasi penduduk tersebar secara geografis. STI optimis memiliki kemampuan untuk menyediakan akses jaringan LTE-450MHzuntuk 260 juta penduduk Indonesia yang tersebar di lebih dari 14.000 pulau.