Jakarta – Industri mebel dan kerajinan Indonesia memiliki potensi besar untuk terus bertumbuh baik di tingkat nasional maupun global. Pendapatan pasar furnitur Indonesia diperkirakan mencapai US$3,30 miliar di tahun ini dengan tingkat pertumbuhan 2,26% untuk periode 2025 – 2029. Terlebih, industri furnitur Indonesia dikenal memiliki produk dengan nilai tambah yang tinggi dan mampu bersaing di tingkat global.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur. Ia optimis industri furnitur Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia karena memiliki desain dan inovasi yang tidak dimiliki oleh negara lain. Indonesia juga kaya akan bahan baku untuk mendukung pertumbuhan Industri.
“Kita sangat mampu untuk bersaing di tingkat global karena kita memiliki kualitas yang sangat baik baik dari segi skill perajin maupun corak desain yang unik. Kita juga memiliki sumber daya bahan baku yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan industri ke depan,” ujar Sobur. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia dan ini perlu dimanfaatkan oleh para pelaku industri dengan mengkreasikan rotan dan bahan natural material lainnya menjadi produk furnitur bernilai tinggi dan estetik, tegas Sobur.
Di sisi lain, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri furnitur Indonesia agar bisa maju. Tantangan tersebut antara lain terhambatnya logistik pengiriman ekspor akibat kondisi geopolitik, kebijakan kelestarian lingkungan hidup di negara tujuan ekspor, meningkatnya impor furnitur, serta isu keamanan dalam berinvestasi. Diperlukan kerja sama seluruh pemangku kepentingan untuk menemukan solusi terbaik demi menjawab tantangan di atas. Memajukan industri furnitur menjadi penting mengingat industri ini adalah salah satu industri pendukung yang berkontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional.
Salah satu agenda rutin HIMKI dan Dyandra Promosindo dalam upaya memajukan industri adalah dengan menyelenggarakan pameran furnitur kelas dunia, Indonesia International Furniture Expo yang menjadi salah satu wadah tepat untuk mempertemukan para pemangku kepentingan industri mebel dan kerajinan Indonesia. “IFEX mempertemukan berbagai pemangku kepentingan industri di satu tempat dan ini bisa kita gunakan untuk berdiskusi untuk mencari solusi terbaik bagi kemajuan industri mebel dan kerajinan kita,” ujar Abdul Sobur.
IFEX 2025 menampilkan berbagai produk berkualitas hasil karya para perajin lokal. Setiap produk yang dipamerkan mencerminkan kekayaan dan keunikan budaya Indonesia, serta menggunakan bahan baku berkualitas tinggi khas Indonesia. Hal ini menjadi salah satu kekuatan dan daya tarik produk mebel dan kerajinan Indonesia di mata buyers internasional.
“Sebagai pameran mebel dan kerajinan unggulan di Indonesia, IFEX 2025 menampilkan karya-karya terbaik dari para pengrajin lokal yang sudah melalui proses kurasi untuk menampilkan produk berkualitas tinggi dan diakui keunggulannya di pasar global,” terang Daswar Marpaung, Presiden Direktur Dyandra Promosindo selaku penyelenggara IFEX 2025.
IFEX telah dikenal sebagai platform business networking bagi para pelaku usaha yang ingin memperluas pasar ke tingkat global. Hadirnya ribuan buyers internasional membuka peluang besar bagi peserta untuk menyasar pasar global. IFEX 2025 menghadirkan lebih dari 500 peserta dengan lebih dari 3 ribu produk mebel dan kerajinan yang unik dan inovatif.
Seperti tahun sebelumnya, IFEX juga menghadirkan sesi edukasi melalui berbagai seminar yang digelar pada hari kedua hingga hari keempat. Pada hari kedua ini, IFEX juga menggelar seminar di area Grand Hall yang membahas peluang produk furnitur Indonesia di pasar global. Seminar ini menghadirkan pembicara dari kalangan pemerintah dan pelaku industri.
Pada hari ketiga, akan dibahas mengenai teknologi dan digitalisasi, sementara pada hari terakhir, seminar akan fokus pada inovasi produk desain. Seluruh seminar diadakan di area Grand Hall dan terbuka untuk semua pengunjung.
“Pada forum ini kita saling berdiskusi dengan para pemangku kepentingan untuk mengetahui trend terbaru di industri furnitur, bagaimana membuka dan memanfaatkan peluang di pasar global, apa saja yang dibutuhkan konsumen di luar negeri dan lain-lain. Jadi memang IFEX merupakan medium yang tepat untuk industri bisa berkembang dan bertumbuh baik secara operasional maupun strategis,” pungkas Sobur.