warnaplus.com-Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 16 Agustus 2021 di Bone, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital” ini diikuti oleh 718 peserta dari berbagai kalangan umur dan profesi.
Webinar yang dipandu Septy Wulandari sebagai moderator tersebut menghadirkan empat narasumber, yaitu praktisi media dan Digital Trainer, Steven Sondakh; aktivis Mafindo, Andi Fadli; Korbid Media dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan, Herwanita; serta penulis, produser, dan host, Andi Widya Syadzwina. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.
Materi tentang kecakapan digital dibawakan oleh Steven Sondakh yang menyampaikan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Menurut dia, setiap warganet harus menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Misalnya, sebagai media komunikasi dan sosialisasi, aktualisasi diri, kreasi, serta untuk memasarkan produk dan jasa. “Ikuti akun media sosial yang kredibel, memberi manfaat, dan menambah wawasan,” tuturnya.
Selanjutnya, Andi Widya Syadzwina menyampaikan materi berjudul “Tips Mengenali Berita Palsu dan Verifikasi”. Ia mengatakan, penyebaran hoaks harus diwaspadai karena berpotensi memicu konflik, menimbulkan ketakutan, bahkan kepanikan di masyarakat. Ciri hoaks, antara lain judul yang provokatif, banyak salah ejaan, tautan tidak jelas, serta menampilkan manipulasi foto atau video. Kini sejumlah media sosial telah memiliki fitur untuk pelaporan konten hoaks.
Pemateri ketiga, Herwanita, menyampaikan tentang budaya digital bertema “Budayakan Saring Sebelum Posting di Ruang Digital”. Menurut dia, radikalisme merupakan paham yang menghendaki perombakan drastis suatu sistem di masyarakat dengan berbagai cara termasuk kekerasan. Tingginya pengguna media sosial dan kurangnya literasi digital warganet di Indonesia turut menumbuhkan penyebaran paham tersebut. “Kelompok ini biasanya mengambil posisi di sebuah negara dengan menginginkan kondisi chaos, kemudian bisa ambil kesempatan,” katanya.
Andi Fadli, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan materi berjudul “Memahami Aplikasi Keamanan dan Pertahanan Siber di Dunia Digital”. Ia mengatakan, ada empat jenis serangan siber baik di internet maupun di media sosial: (1) serangan yang dibiayai kelompok tertentu atau negara, (2) dilakukan oleh kelompok untuk menyebarkan paham atau ideologi tertentu, (3) dilakukan kelompok untuk mendapat keuntungan, dan (4) serangan perorangan level rendah. “Kombinasi perlindungan keamanan seperti kode sandi, kartu identitas, hingga bukti biometrik dapat mencegah pihak yang berniat buruk,” jelas dia.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, moderator melanjutkan kegiatan dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh para peserta. Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta.
Salah satu peserta, Tan Susanti, bertanya tentang cara bersikap kepada teman yang menyebarkan konten berisi paham radikal dan ujaran kebencian. Steven Sondakh menyarankan untuk melakukan pendekatan persuasif dalam menyampaikan nasihat. “Lengkapi dengan data, sehingga tidak memicu debat kusir,” imbuhnya.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (if)