Thursday, October 24, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeHeadlinesAntisipasi Kejenuhan Belajar Daring, Tingkatkan Interaksi Guru dan Siswa

Antisipasi Kejenuhan Belajar Daring, Tingkatkan Interaksi Guru dan Siswa

warnaplus.com- Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, kembali dilaksanakan secara virtual di Makassar, Sulawesi Selatan (22/10). Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Menjadi Juara dengan Sekolah Online” ini diikuti oleh 624 peserta dari berbagai kalangan masyarakat.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Pemuda Muhammadiyah dan Digital Entrepreneur, Laode Khairul Anfal Rafsanjani; pemengaruh (influencer), Andi Fatmalia Djabir; akademisi dan dosen, Nur Khaerah; serta Founder Gesit dan Pendamping Keluarga Harapan, Andri Fikri Paokuma. Sedangkan moderator yaitu Agung Cahyono. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.

Acara dimulai dengan video sambutan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Beralih ke sesi materi, Laode Khairul Anfal Rafsanjani sebagai narasumber pertama hadir menyampaikan tema “Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital”. Menurut dia, persoalan dalam pembelajaran daring, misalnya akses internet yang belum merata, anak didik sulit memahami materi, serta rasa malas dan kesulitan konsentrasi. Fitur-fitur di internet yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran daring, misalnya mesin pencari, blog, dan surel. “Suksesnya pembelajaran daring membutuhkan peran semua pihak, baik guru, orang tua, maupun peserta didik,” ujarnya.  

Selanjutnya, Andi Fatmalia Djabir menyampaikan paparan berjudul “Bahaya Pornografi bagi Perkembangan Otak Anak”. Ia mengatakan, keluarga merupakan pondasi, sehingga orang tua wajib memastikan anak-anaknya tumbuh tanpa pengaruh pornografi. Beberapa kiat yang dapat dilakukan orang tua: beri perhatian dan kasih sayang, dampingi anak berinternet, beri pemahaman akan internet sehat, kenali teman dan lingkungan sekitar anak, letakkan perangkat komputer di ruang keluarga, atur penggunaan gawai anak, beri pemahaman tentang pendidikan seks, pasang aplikasi pengamanan, dan latih anak berkata tidak pada pornografi. “Bila anak ketahuan membuka situs porno, kembali ingatkan dampaknya,” imbuh dia. 

Pemateri ketiga, Nur Khaerah, memaparkan materi bertema “Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik”. Menurut dia, selama ini, baik guru maupun siswa kerap mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring. Alasannya, keterbatasan jangkauan internet, media pembelajaran cenderung monoton dan belum interaktif, karakter dan perilaku murid sulit dipantau, dan pengelolaan tugas yang diberikan di kelas. Beberapa langkah yang dapat dilakukan guru untuk membuat kelas lebih menarik: buat pemetaan materi, manfaatkan aplikasi, buat pertanyaan secara real time, serta beri apresiasi dan lakukan evaluasi. “Tingkatkan interaksi dengan sesi tanya jawab, lalu cobalah project based learning,” jelasnya. 

Adapun, Andri Fikri Paokuma, sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Tips Menjaga Keamanan Digital bagi Anak di Dunia Digital”. Ia mengatakan, kecanduan gawai pada anak akan berdampak negatif, semisal mengganggu pertumbuhan otak anak, kesulitan bersosialisasi dan belajar, serta mengganggu komunikasi dengan orang tua. Untuk mencegahnya, orang tua dapat mengenalkan gawai, cara pengontrolan, serta batasan penggunaan internet. “Sebagai orang tua, perlu mengeluarkan aturan penggunaan, misalnya tentang agama, kalau adzan berkumandang, anak harus hentikan bermain gawai,” kata dia. 

Setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Agung Cahyono. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Sebagai apresiasi, panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. 

Salah seorang peserta, Bayu, bertanya tentang bagaimana mengantisipasi kejenuhan anak didik dalam pembelajaran daring. Menanggapi hal tersebut, Nur Khaerah bilang, lakukan pendekatan persuasif dan berikan anak ruang untuk mengungkapkan keluhannya. Selain itu, buat metode pembelajaran yang menarik, misalnya memberi kesempatan siswa menyampaikan gagasan. 

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (if)

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments