Yogyakarta, 26 November 2018 – Sebagai festival film internasional terbesar di Indonesia, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) pada tahun ini bukan hanya akan menayangkan 124 film dari 27 negara, tapi juga menaruh kepedulian terhadap pendidikan di bidang film. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya JAFF Education, yakni sebuah program non-pemutaran yang berfokus pada perkembangan pembuatan film melalui edukasi tentang perfilman.
Program JAFF Education perdana ini akan menghadirkan para pembicara yang merupakan sineas maupun aktor ternama dari dalam maupun luar negeri. Mereka antara lain Ernest Prakasa, Reza Rahadian, Robin Moran, Ian Wee, Buadi, Gunnar Nimpuno, Bertrand Dauphant, dan Dave Brown.
Para pembicara JAFF Education ini juga memiliki kiprah yang sudah tidak diragukan lagi di dunia perfilman. Ernest Prakasa kini bukan saja dikenal sebagai aktor dan komika, tapi juga sutradara dan penulis skenario yang mumpuni. Ia diganjar Piala Citra FFI 2017 sebagai penulis skenario asli terbaik melalui film Cek Toko Sebelah (2016).
Reza Rahadian juga sudah melekat di banyak kepala banyak orang sebagai aktor yang selalu bermain bagus dalam setiap perannya. Hingga sekarang, Reza telah mengantongi empat Piala Citra berkat kemampuan aktingnya dalam film Perempuan Berkalung Sorban (2009), 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta (2010), Habibie & Ainun (2012), My Stupid Boss (2016).
Gunnar Nimpuno (akrab dipanggil Unay) adalah sinematografer kenamaan Tanah Air saat ini yang memulai kariernya di dunia periklanan. Ia piawai menerapkan gaya visual dengan pendekatan realis dokumenter maupun sytlish yang indah untuk berbagai genre film. Karya-karyanya antara lain Sang Pemimpi (2009), Modus Anomali (2012), Atambua 39 Derajat Celsius (2012), The Killers (2014), Kulari ke Pantai (2018), hingga The Night Comes for Us (2018).
Robin Moran adalah pembuat film dengan sejumlah penghargaan. Ia menaruh perhatian pada detail-detail elemen visual, storytelling, serta peduli pada proses regenerasi pembuat film di Indonesia. Berkat FOCUSED Equipment yang didirikannya, sudah banyak sineas yang jadi melahirkan film dengan gaya visual yang lebih kaya.
Buadi berpengalaman sebagai gaffer sejak 1980 di industri televisi dan periklanan di Indonesia. Ia juga sudah pernah terlibat dalam produksi skala internasional, seperti serial Chef Table milik Netflix yang dibuat di Bali. Ia pun fokus mengulik teknologi terbaru LED digital lighting dan mengikuti pelatihan ARRI Lighting di Hong Kong pada tahun ini.
Ian Wee adalah sutradara, pengajar, dan konsultan. Dia memahami soal teknologi baru digital dan menerapkan semaksimal mungkin dalam produksi film yang ikut ditanganinya, baik dokumenter maupun fiksi. Berbekal pengalaman sebagai Managing Director Widescreen Media Pte Ltd di Singapura, ia kerap membagikan pengetahuan tentang workflow, post-production, RAW, dan stereostopic 3D supaya film tersajikan dengan baik di layar bioskop.
Bertrand Dauphant menjabat sebagai General Manager of Lighting ARRI Asia Pasific sejak 2015. Ia memiliki spesialisasi dalam hal teknis dan penjualan di industri lighting, terutama pada peralatan kontrol pencahayaan bioskop dan produksi film. Sementara Dave Brown sudah makan asam garam sebagai gaffer dalam produksi film-film blockbuster skala internasional, seperti trilogi The Lord of the Rings, King Kong, Avatar, District 9, hingga The Hobbit. Melalui film Ghost in the Shell, ia pertama kali menggunakan teknologi LED ARRI.
Dalam program anyar JAAF Education ini, para pembicara tersebut bakal membagikan pengetahuan dan pengalaman berharganya kepada para peserta. Program ini terbagi dalam format masterclass yang terdiri dari tiga workshop (Mastering Your Film, Digital Lighting, Introduction Skypanel) dan kelas (Akting dan Penulisan Skenario).
JAFF mengajak rekan-rekan media untuk melakukan peliputan di sejumlah program edukasi yang tertera di bawah selama festival berlangsung. Wawancara dengan narasumber harus dilakukan dengan mengajukan permohonan ke tim publikasi JAFF (tertera di bawah).
Daftar Lengkap Program JAFF Education 2018:
1. Acting Class bersama Reza Rahadian Sabtu, 1 Desember 2018 Jogja National Museum 10.00 – 16.00 WIB Rp 300,000 untuk 20 orang terpilih
2. Scriptwriting Class bersama Ernest Prakasa Senin, 3 Desember 2018 Jogja National Museum 10.00 – 17.00 WIB Gratis untuk 20 orang terpilih
3. Workshop: Mastering Your Film bersama Robin Moran dan Ian Wee Jumat, 30 November 2018 Jogja National Museum 10.00 – 17.00 WIB Rp 250,000
4. Workshop: Digital Lighting bersama Buadi dan Gunnar Nimpuno Minggu, 2 Desember 2018 Jogja National Museum 10.00 – 17.00 WIB Rp 500,000
5. Workshop: Introduction Skypanel bersama Bertrand Dauphant dan Dave Brown Sabtu, 1 Desember 2018 Jogja National Museum 14.00 – 18.00 WIB Gratis