Jakarta, Agustus 2020 – Berbisnis tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Kebanyakan orang harus merasakan jatuh bangun dalam prosesnya. Hal ini yang dirasakan juga oleh Shabrina dan Wempi Januar Djauhari, pasangan suami istri pendiri brand “Sabine and Heem”, sebuah local brand pakaian anak yang saat ini menjadi pilihan para ibu muda Indonesia.
Mengawali peruntungan bisnis di bidang makanan dan baju muslim yang akhirnya kandas, membuat mereka harus memutar otak di tahun 2018. Tepat pada saat itu juga, mereka melihat sulitnya mencari outfit yang unik dan terjangkau untuk sang buah hati, sebagai peluang.
Shabrina, Founder dari Sabine and Heem mengatakan, “Sabine and Heem bisnis yang terinspirasi dari buah hati kami ketika kami mengalami masalah ekonomi, kami bersyukur tanggapan masyarakat sangat bagus atas kehadiran Sabine and Heem. Hal ini mungkin dikarenakan di tahun itu agak sulit memilih baju anak yang unik dan terjangkau harganya.”
Harapan terbesar untuk para konsumen dengan adanya Sabine and Heem adalah anak-anak Indonesia dapat membuat kenangan yang tak terlupakan sejak dini, didukung dengan kampanye yang mereka jalankan di media sosial dengan hashtag #CreatingChildhoodMemories.
Mengusung simple style dari baju keseharian dan mengedepankan kenyamanan untuk sang buah hati, Sabine and Heem mengusung beberapa koleksinya dengan istilah-istilah jenaka seperti Owawaga, Bobo, Senang, SKJ dan Gembira. Bulan Agustus ini mereka menamakan koleksinya dengan nama-nama daerah di Indonesia seperti Waerebo dan Rinjani.
Wempi Januar Djauhari Co-Founder dari Sabine and Heem menambahkan, “Kita turun langsung dalam proses produksi, mencari bahan, hingga proses packing. Karena Shabrina ingin menjaga kualitas mutu dari produk kami.” Saat ini Sabine and Heem sudah tersedia Shopee, Tokopedia, Zalora, dan penjualan melalui Instagram.
Pada masa pandemi ini mereka juga membuka kesempatan untuk para ibu rumah tangga yang ingin berbisnis untuk menjadi reseller.