warnaplus.com-Sebanyak 1.216 peserta antusias mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo,. Kegiatan kali ini dilaksanakan secara virtual pada 7 Juli 2021 di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Mengenal dan Menangkal Hoaks”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Praktisi Kehumasan Kementerian Sekretariat Negara RI A. Firmannamal, Ketua Karang Taruna Desa Bonto Jai Kabupaten Bantaeng Sunarti, pegiat literasi digital Agusliadi, dan pemengaruh Rinaldi Nur Ibrahim. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah jurnalis Artha Senna. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.
Pemateri pertama adalah A. Firmannamal yang membawakan tema “Langkah Menghindari Jebakan Hoaks Sebagai Jejak Digital Negatif”. Menurut Firman, ada dua hal penting dari jejak digital yaitu menunjukkan reputasi seseorang dan bisa jadi alat bukti sah untuk menuntut proses hukum. “Reputasi kita dipertaruhkan kalau sehari-hari kita kerjanya hanya menyebar berita hoaks, melakukan perundungan, atau suka komentar negatif,” katanya.
Berikutnya, Rinaldi Nur Ibrahim menyampaikan topik “Menjadi Cerdas dengan Mengenal Hoaks”. Rinaldi mengatakan, tips untuk menghindari hoaks, antara lain berhati-hati kala mendapat informasi atau berita dengan judul provokatif, jangan mudah percaya dengan foto atau video yang beredar, baca keseluruhan isi informasi atau berita, serta cermati alamat situs. “Kecanggihan teknologi digital mempermudah pembuat hoaks untuk mengedit foto atau video yang sulit dideteksi keasliannya oleh orang awam,” ujarnya.
Sebagai pemateri ketiga, Agusliadi, membawakan tema “Mengenal Lebih Jauh Cara Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital”. Agusliadi prihatin dengan maraknya hoaks dan konten negatif di internet. Untuk mengalahkannya, kata dia, harus ada gerakan massif untuk membanjiri internet dengan konten dan narasi positif. “Kebohongan sekalipun kalau terus menerus dipublikasikan akan dianggap sebagai kebenaran, apalagi kalau kebenaran itu sendiri. Makanya, kita harus selalu membagikan sesuatu yang positif karena orang akan mengikuti,” tegasnya.
Adapun Sunarti, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Dia memaparkan, internet berfungsi sebagai media informasi, edukasi dan hiburan. Namun, kecenderungan fungsi hiburan lebih dominan, sehingga jika tidak bijak mengelola waktu maka bisa menyebabkan kecanduan. “Dampaknya adalah phubbing, orang jadi acuh dengan sekitar lain karena terlalu asyik dengan gawainya. Bahkan, banyak orangtua lebih ingin berlama-lama dengan gawainya dibanding dengan anak-anaknya dalam proses edukasi,” tuturnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Untung Subekti menanyakan cara meminimalisasi agar tidak memproduksi dan mereproduksi hoaks. Dalam acara tersebut, panitia memberikan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (if)