warnaplus.com- Sebanyak 464 peserta di Buol, Sulawesi Tengah mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, secara virtual pada 14 Oktober 2021. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari dosen Fakultas Hukum dan Ketua Pusbang Deradikalisasi dan Penguatan Sosial Akademik Universitas Tadulako, Rahmat Bakri; Duta Humas Polda Sulteng, Sofia Ningrum; jurnalis dan CEO roemahkata.com, Yardin Hasan; dan Web Development Specialist, Stenly Fischer. Adapun sebagai moderator adalah Heri Susanto. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Sesi dilanjutkan dengan pemaparan dari pemateri pertama, Rahmat, yang membawakan materi kecakapan digital bertema “Positif, Kreatif dan Aman Menggunakan Internet”. Menurut Rahmat, aspek positif perkembangan internet adalah kita bisa lebih kreatif berekspresi di dunia maya. Dampak negatifnya, paham radikal mudah menyebar secara global dan masif. Karenanya, dibutuhkan keterampilan literasi digital untuk menyaring informasi yang tersebar di sekitar kita.
Berikutnya, Sofia menyampaikan materi etika digital berjudul “Tips Mengenali Berita Palsu dan Verifikasi”. Ia mengatakan, hoaks dapat dikenali lewat sumber berita yang tak jelas, bermuatan provokasi, menyembunyikan fakta dan data, serta banyak kesalahan ejaan. Saat menerima berita atau informasi seperti itu, cek kebenarannya dengan mengkonfirmasi ke pihak bersangkutan. Selanjutnya, laporkan ke polisi jika ternyata berita tersebut hoaks.
Sebagai pemateri ketiga, Yardin membawakan tema budaya digital tentang “Di Media Sosial Kita Tak Sekadar Dituntut Paham”. Menurut dia, di era digital saat ini, hoaks seperti misinformasi, disinformasi dan malinformasi mudah tersebar dengan cepat. Membudayakan berpikir kritis dalam berinternet bisa menjadi salah satu cara untuk melawan penyebaran hoaks.
Adapun Stenly, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Memahami Aplikasi Keamanan dan Pertahanan Siber di Dunia Digital”. Ia mengatakan, ancaman kejahatan siber bisa dihindari dengan menggunakan gawai pribadi, perangkat lunak asli, hosting yang aman, kata sandi unik dan otentikasi dua langkah. “Perbarui aplikasi secara rutin, backup data secara berkala, abaikan surel atau notifikasi mencurigakan dan minimalkan penggunaan jaringan Wi-Fi publik,” pesannya.
Selanjutnya, Heri Susanto selaku moderator memandu sesi tanya jawab yang disambut hangat oleh peserta. Dalam kesempatan tersebut, peserta dipersilahkan mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Sepuluh penanya beruntung berhak mendapatkan hadiah berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 dari panitia.
Salah satu pertanyaan menarik peserta adalah tentang bagaimana cara meliterasi orang tua agar tak mudah terpengaruh hoaks. Narasumber menjelaskan bahwa sebenarnya tak ada batasan umur maupun tingkat pendidikan tertentu di mana hoaks bisa menyebar. Setiap orang harus menyadari dampak buruk yang bisa ditimbulkan akibat hoaks, sehingga kemampuan menyaring dan memverifikasi informasi sangatlah penting untuk dikuasai di era digital ini.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (if)