Jakarta, Juli 2020 – Pada awalnya pandemi yang disebabkan oleh Covid-19 menyebabkan banyak
keterbatasan untuk beraktivitas namun hal ini juga turut memicu banyak pihak untuk terus berinovasi
dalam mencari solusi. Akhir pekan kemarin, Dyandra Promosindo dan We The Youth bekerja sama untuk menghadirkan ruang berbagi inspirasi secara virtual melalui konferensi online No Sleep For
Weekend 2020 dengan tema “Living The World Anew”. Acara yang berlangsung tanggal 25-26 Juli
2020 ini, menghadirkan 20 narasumber dari kalangan praktisi, akademisi, dan pemerintah melalui
platform Zoom webinar. Selain itu didukung oleh LAZone.id, Aino Indonesia & PT Visual Unilumin
Mandiri.
Tidak dapat dipungkiri, pandemi ini terbukti mempunyai dampak yang signifikan terhadap semua elemen di masyarakat termasuk para generasi muda. Generasi muda mengalami revolusi besar tentang bagaimana merangkul masa depan mereka. Pandemi ini memberi dampak hampir disetiap aspek kehidupan generasi muda, dimana seolah-olah mereka hidup di era baru yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Maka penting untuk mendidik dan membimbing generasi ini demi mencapai kesuksesan Indonesia sebagai bangsa yang hebat. Untuk itulah diadakan konferensi online sebagai ruang berbagi ilmu secara virtual baik dari sudut pandang pemerintah, akademisi maupun praktisi yang membahas berbagai topik antara lain tentang kebijakan, keuangan, mencari pekerjaan, relawan hingga kesenian.
”Kami ingin menghadirkan sebuah ruang diskusi, yang di dalamnya mengupas berbagai macam prespektif para ahli dibidangnya mengenai strategi untuk bertahan dan berkembang di masa pandemi
ini. Mulai dari membahas tentang bisnis waralaba, kesehatan mental, pengembangan diri, budaya kesehatan yang baru, dan proyeksi sektor pariwisata dalam 1-2 tahun kedepan.” ucap Ratu Dyah Ayu
Widyaswari, Executive Director of We The Youth.
Pada hari pertama (25/7) terdapat tiga sesi dengan narasumber yang berbeda-beda. Sesi pertama dibuka oleh Berlian Richie selaku CEO Foodpedia, Anastasia Praditha selaku Public Figure dan Aenea
Marela selaku Psikolog dari Yayasan Pulih yang membahas mengenai ’Thrive Through Pandemic with
Self Thought’, dilanjutkan dengan sesi kedua membahas mengernai protokol kesehatan di new normal
yang bertemakan ‘Reimagine Health Culture’ dengan pembicara dr. Achmad Yurianto selaku Direktur Jenderal Penanganan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anne
Purba selaku VP Komunikasi PT. KCI dan Eunike Selomith selaku CMO & Founder dr soap. Ditutup
dengan sesi ketiga yang mengundang Hendra Noor Saleh selaku Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Anton Thedy selaku CEO TX Travel, Arif Rahman selaku Travel Planner dari Whatravel
dan Ari Juliano Gema selaku Staff Ahli Bidang Reformasi Birokrasi & Regulasi Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia yang membahas mengenai ‘Leisure 2.0’.
Pada sesi pertama terdapat kesimpulan bahwa dimasa pendemi ini kita harus memiliki mindset yang
positif. Hal ini perlu dijaga karena tidak hanya akan menjaga kesehatan mental namun justru memiliki
mindset yang poitif dapat membuat kita bisa mencapai tujuan dan berhasil melalui pandemi dengan
baik. Aene Marela selaku psikolog Yayasan Pulih yang menjelaskan bahwa dimasa pandemi ini filter
diri kepada akses berita atau ruang diskusi yang membuat kita cemas akan membuat kita menderita
psikosomatis atau kondisi dimana perasaan terpapar gejala covid-19 seperti batuk dan sesak yang kita
rasakan secara psikis ternyata tidak terjadi secara medis.
Mindset positif ini dapat dibangun dengan berbagai kegitaan rutin yang produktif seperti yang dijelaskan Anastasia Praditha selaku Putri Intelegensia 2019 yang memberikan contoh untuk produktif dengan cara mencoba hobi baru baik itu dalam segi sport atau kuliner. Ditha juga mengatakan bahwa kita juga perlu terus bersosialisasi meskipun hanya bisa dengan platform digital yang ada, hal ini bertujuan untuk kita tetap memiliki kehidupan social yang seimbang.
Dalam diskusi di konferensi online hari pertama, Berlian Richie selaku CEO Foodpedia juga menjawab
pertanyaan bagaimana tips untuk mengelola bisnis yang saat ini sedang menghadapi beberapa tantangan di masa pandemi dengan mindset yang tepat. “Mempunyai mindset bisnis yang tepat merupakan sebuah modal penting dalam mengembangkan bisnis di bidang apapun. Dengan adanya
mindset tersebut, maka pelaku usaha akan memiliki tujuan lebih besar dan kekuatan untuk bertahan dari berbagai rintangan bisnis yang pasti akan datang.”, ujar Berlian.
Di sesi kedua para pakar berbicara mengenai budaya kesehatan dimasa pandemi. Anne Purba selaku
Vice President Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang menjelaskan kebiasaan baru
di PT KCI yang selalu mengedukasi masyarakat mengenai change culture dalam menggunakan KRL.
Budaya antre dengan menjaga jarak, cek suhu tubuh dan mereka harus melakukan aktivitas cuci tangan di stasiun baik sebelum dan sesudah naik KRL adalah pembiasaan budaya baru dalam menggunakan KRL. Hal ini ternyata berdampak pada mengularnya jalur antrian calon penumpang menuju stasiun. Untuk itu, PT KCI telah menyiapkan sebuah terobosan dengan menghadirkan fitur antrean virtual yang nanti bisa di akses melalui aplikasi KRL Access. “Pandemi ini membuat kami terus berinovasi, saat ini kami sedang menggarap teknologi antrean virtual, dimana penumpang dianjurkan untuk mengantre di rumah aja, setelah tahap uji coba selesai kita segera lakukan sosialisai.Harapannya dengan antrean virtual kita tau waktu untuk bisa produktif keluar. Sekaligus menghimbau penggunaan KRL untuk orang-orang yang memang bekerja dan membutuhkan.” jelas Anne.
Hal serupa juga disampaikan oleh Eunike Selomith selaku Chief Marketing Officer dr Soap yang sudah
mengedukasi tentang pentingnya hygine dan prevention sejak tahun 2015. Kebiasaan baru ini juga
sangat penting diaplikasikan oleh generasi muda yang didominasi oleh generasi yang memiliki banyak
aktivitas dan bertemu banyak orang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, dr. Achmad Yurianto menyatakan bahwa generasi muda bisa berperan sebagai
agent of change pada masa pandemi ini, “Saat ini banyak masyarakat yang menggunakan masker karena takut di denda. Hal ini yang harus dirubah oleh agent of change yaitu anak muda. Sehat adalah kewajiban dan sakit adalah pilihan. Anak muda harus tetap bisa lebih produktif lagi pada era yang baru ini”, ujar dr. Yurianto.
Konferensi online No Sleep For Weekend ditutup dengan topik “Leisure 2.0”. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Ari Juliano Gema
dalam pemaparannya menggarisbawahi bahwa peran sektor pariwisata sebagai salah satu kontributor
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karenanya pemerintah saat itu terus melakukan berbagai usaha
untuk meningkatkan sektor pariwisata lokal sebagai langkah awal pemulihan sektor pariwisata yang
terdampak pandemi Covid-19.
Berbagi Tips dan Strategi untuk Bertahan di Tengah Pandemi
Hari kedua (26/7) konferensi online No Sleep For Weekend dibuka dengan topik “We The Hope” oleh
sesi Ari Anindya Hartika selaku Asisten Deputi Industri dan Jasa Kementerian Koperasi dan Unit Kecil
dan Menengah Republik Indonesia, Rico Lubis selaku Entrepreneur dan Founder Urbain Inc., dan Aldi
Adrian selaku VP Investasi dari MDI Ventures. Kemudian di sesi kedua menghadirkan narasumber Venny Asyita selaku Associate Director Co.Think Research, Haryotomo Wirsyasono selaku Team Leader Glints, dan Tinton Ardian selaku COO Rumah Siap Kerja yang membahas mengenai “Job Hunting Through Pandemic”. Dan diakhiri sesi ketiga dengan topik ”Collaborate With Your Network” dengan narasumber Kevin Osmond selaku Relawan Gerakan Masker Untuk Indonesia, Hari Prast selaku Ilustrator, Yeri Afriyani selaku perwakilan dari Calla The Label dan Syafri Yuzal dari Aino Indonesia.
Dalam penjelasannya, Ari Anindya menjawab pertanyaan upaya pemerintah dalam meminimalisir efek ekonomi akibat pandemi Covid-19 terutama di bidang KUKM yaitu melalui program pemulihan ekonomi nasional. “Program ini berisi serangkaian kebijakan yang dimaksudkan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional guna menjaga stabilitas sosial, ekonomi dan sektor keuangan dapat terjaga dengan baik. Di bidang UMKM dilakukan beberapa program seperti insentif pajak, relaksasi dan restrukturisasi kredit dan perluasan pembiayaan modal kerja.” jelas Asisten Deputi Industri dan
Jasa Kementerian Koperasi dan UKM RI ini.
Di sisi lain, penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini berdampak pada jutaan orang yang kehilangan pekerjaannya akibat pandemi ini. Haryotomo Wiryasono, selaku Team Leader Glints menyatakan bahwa hal yang harus dipersiapkan untuk generasi muda yang saat ini sedang mencari pekerjaan adalah mengetahui kecocokan terhadap culture, visi dan misi dari perusahaan itu sendiri. “Bekerja bukan hanya sekedar tentang mengerti teknis, tapi ada culture company, visi dan misi perusahaan atau secara spesifik apakah perusahaan tersebut memiliki solve problem di masyarakat.
Hal itu perlu kita ketahui apakah memang sejalan dengan kemauan dari diri kita. Hal ini kadang dilupakan, dan perlu dipersiapkan generasi muda dalam mencari pekerjaan.” ujar Haryotomo. Sementara Tinton Ardian, COO Rumah Siap Kerja menjelaskan bahwa pada masa pandemi ini masih banyak beberapa sektor industri yang membutuhkan sumber daya manusia, khususnya sektor industri
yang merasakan dampak positif dari pandemi ini. “Beberapa sektor masih membutuhkan banyak pekerja, tapi banyak yang membutuhkan skill khusus. Untuk itu para pencari kerja harus bisa upgrade skill, harus bisa baca situasi sektor yang tepat dimana mereka bisa berkembang.” ucap Tinton. Hari kedua ditutup oleh sesi ketiga dengan topik ”Collaborate With Your Network”, Yeri Afriyani dari Calla
The Label memberikan tips dalam berbisnis khususnya dalam berkolaborasi. “Kolaborasi merupakan
salah satu strategi marketing communication untuk meningkatkan brand awareness, dengan berkolaborasi dengan stakeholders lain, terutama yang memiliki kredibilitas dan history yang baik.
Karena dengan kolaborasi ada double insight yang kita dapatkan baik dari kita sendiri dan tentu dari
partner kita dalam berkolaborasi dan hal ini akan menghasilkan sesuatu yang impactful.” ucap Yeri.
Salah satu langkah pemerintah dalam menaikan angka pertumbuhan ekonomi di masa pandemi ini
adalah dengan peningkatan pemanfaatan teknologi digital. Generasi muda sebagai sosok yang dinamis, penuh energi, optimis dan sudah terbiasa dengan aktivitas yang menggunakan teknologi digital diharapkan untuk dapat peranan di masa pandemi ini. Untuk itu, konferensi online No Sleep For Weekend hadir sebagai ruang untuk saling diskusi dan berbagi ilmu dan diharapkan dapat menuntun generasi emas Indonesia baik dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai upaya optimalisasi masa puncak demografis Indonesia yang akan datang. “Dari sisi peserta, tercatat ada lebih dari 100 peserta setiap harinya. Kami berharap 20 narasumber yang mewakili individu atau lembaga yang turut serta hadir dalam konferensi online ini mampu memberikan inspirasi kepada seluruh peserta untuk tetap semangat dan bertahan di era pandemi ini serta tentu saja diharapkan dapat membuat kontribusi untuk bangsa Indonesia kedepannya.” ucap Abynprima Rizki, Head of Convention Dyandra Promosindo.
Tentang Dyandra Promosindo
Dyandra Promosindo adalah Professional Exhibition/Event Organizer (PEO) di Indonesia yang merupakan sub- holding company dari PT Dyandra Media International, Tbk (DYAN). Sejak berdiri pada tahun 1994, Dyandra
Promosindo berhasil mencetak rekam jejak pameran yang mengesankan di seluruh Indonesia. Dyandra
Promosindo telah menggelar lebih dari 1100 pameran di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Makassar, Medan dan berbagai kota besar lain di Indonesia. Hingga saat ini Dyandra Promosindo tercatat membawahi 11 anak perusahaan yang bergerak pada bidang event/exhibition organizer, concert promotor dan juga digital agency.
Kesebelas anak perusahaan tersebut diantaranya PT Dyandra Communication (Dyacomm), PT Fasen Creative Quality (Quad), PT Visicita Imaji Semesta (Visicomm), PT Idea Besar Komunika (Ideacomm), PT Visi Sarana Media Digital (Underlined), PT Dyan Mas Entertainment (DME Asia), dan PT Dyandra Global Edutainment. Dengan lebih dari 1.000 peserta pameran setiap tahun, termasuk peserta dari luar negeri, Dyandra Promosindo telah membuktikan diri sebagai rekan bisnis terpercaya sambil terus meningkatkan diri menuju budaya pameran yang lebih baik di Indonesia. Berbagai event yang telah diselenggarakan antara lain pameran B2B, pameran B2C, konser musik dan festival, konferensi dan summit. Dyandra Promosindo telah menjadi PEO pertama di Indonesia yang memiliki sertifikasi ISO 9001:2008 untuk sistem kualitas manajemen. Pameran yang diselenggarakan antara lain: Indonesia International Motor Show, Indonesia International Furniture Expo, Indonesian Petroleum Association Convex, International Franchise, License and Business Concept Expo & Conference, dan lain-lain.
Tentang We The Youth
We The Youth adalah gerakan yang mendorong generasi muda untuk menjadi generasi peduli, berinisiatif dan menjadi agen perubahan di berbagai aspek kehidupan. We The Youth telah berhasil menjadi platform antara pembuat kebijakan dan anak muda yang mengangkat berbagai isu sosial dengan cara yang relevan. Acara yang diselenggarakan antara lain: Youth X Public Figure, SE-Indonesia (Sembilan Puluh Tahun Sumpah Pemudam Indonesia) dan 100%IN.