warnaplus.com- Starvision mempersembahkan trailer terbaru dari produksi Indie Picture bekerjasama dengan Imajinari dan Fosa Pictures, TEKA-TEKI TIKA. Setelah terakhir kali muncul bersama “IMPERFECT: Karier, Cinta & Timbangan” di tahun 2019, Ernest Prakasa kembali dengan TEKA-TEKI TIKA, drama keluarga yang menunjukkan sisi berbeda darinya. Dibintangi oleh Sheila Dara, Morgan Oey, Dion Wiyoko, Ferry Salim, Eriska Rein, Jenny Zhang, dan Tansri Kemala, film ini akan tayang serentak di bioskop nasional pada 23 Desember.
Menyusul teaser trailer yang telah dirilis pada 9 November, trailer TEKA-TEKI TIKA yang mulai tayang hari ini menampilkan keluarga Budiman yang kedatangan seorang perempuan bernama Tika yang mengaku sebagai anaknya. Kehadiran Tika, yang tahu fakta dan rahasia rumah itu mengganggu keluarga tersebut. Berdurasi 1 menit 37 detik, trailer menyajikan drama keluarga yang intens dengan musik yang mencekam menimbulkan banyak pertanyaan. Berbeda dengan film Ernest biasanya, TEKA-TEKI TIKA memberikan nafas baru yang segar.
Budiman (diperankan oleh Ferry Salim) dan Sherly (Jenny Zhang) adalah pasangan pengusaha di ujung tanduk. Di balik harta dan reputasi mereka, ancaman kredit macet mulai mengintai. Seolah keadaan masih kurang pelik, saat keduanya merayakan ulang tahun pernikahan bersama keluarga kedatangan seorang perempuan misterius bernama Tika (Sheila Dara), yang mengaku sebagai anak kandung Budiman. Apa yang diinginkan olehnya? Akankah keluarga ini dapat melewati tes yang diberikan?
Reza Servia produser dari Indie Pictures menyampaikan, “Ketika Ernest Prakasa menyampaikan premis film TEKA-TEKI TIKA sebagai karya ke-6 yang akan ditulis dan disutradarainya, saya langsung excited. Kami segera intens berdiskusi dan sepakat bahwa sudah saatnya penonton-penonton tercinta karya-karya Ernest diajak untuk merasakan pengalaman menonton berbeda. Masih tentang keluarga tetapi dengan genre dan pendekatan yang baru.”
TEKA-TEKI TIKA akan hadir sebagai film perayaan tutup tahun dari Starvision yang selalu dinanti penonton setelah Ngenest (2015), Cek Toko Sebelah (2016), Susah Sinyal (2017), Milly & Mamet (2018) dan IMPERFECT: Karier, Cinta & Timbangan (2019). Sempat sekali alfa karena pandemi dan tidak bisa hadir di akhir tahun 2020, tetapi akan terbayar tuntas oleh TEKA-TEKI TIKA ini. Menjalani proses syuting dengan prokes ketat di situasi pandemi, menjadi komitmen untuk hadirkan tontonan terbaik yang bisa dinikmati bersama-sama orang terkasih juga keluarga saat liburan akhir tahun. Usai proses syuting kami menjalani proses editing, dan dilanjutkan rentetan paska produksi yang seru. Kami percaya TEKA-TEKI TIKA akan memberi pengalaman menonton istimewa yang dikerjakan dari dan dengan hati sebagai pesan, dan diharapkan berkesan untuk penontonnya.
Di karya terbarunya TEKA-TEKI TIKA, Ernest mengatakan bahwa ia didorong keinginan untuk melakukan sesuatu yang lain dari biasanya. “TEKA-TEKI TIKA lahir secara tidak sengaja ketika sedang berada di dalam tekanan stress pandemi mungkin ada jiwa manusiawi pengen punya semangat untuk break free atau mencium aroma kebebasan. Saat duduk dan menulis skenario lagi mood-nya berubah dan pengen bebas mengekspresikan yang berbeda. Dari situ muncul ide bikin sesuatu yang baru yang bukan sesuai pakem yang selama ini udah dibikin,” ujarnya.
“Benang merah drama keluarganya bukan sesuatu yang dirancang, tapi entah kenapa gue selalu terkesima sama keluarga, sebuah entitas yang unik. Semua orang adalah bagian dari keluarga tapi keluarganya setiap orang beda beda, jadi itu menarik,” jelas Ernest mengenai proses penulisan filmnya kali ini.
Ia lanjut menjelaskan, “Sebelum Tika masuk ke keluarga ini, tentunya gue bikin dulu keluarganya, komposisi keluarganya seperti apa, ada siapa saja di situ. Masalah utama mereka apa yang kemudian menjadi titik di mana Tika bisa masuk dan mengacak-acak itu. Ketika karakter-karakter sudah terbayangkan, maka development karakternya itu sambil jalan barengan sama nulis sinopsis biasanya. Karena ada semangat eksplorasi yang tinggi, jadi bukan cuma dari segi genre tapi dari segi teknik penulisan pun kali ini, gue berusaha untuk engga terpaku pada pola gitu. Jadi kalau selama ini pola nulis itu, ya, pertama bikin ininya dulu, terus bikin ininya dulu, terus bikin ininya dulu, tapi kalau ini suka-suka gue aja, kayak ini karakter gue baru punya, karakter bible tuh tipis, tapi kok gue pengen nulis ceritanya ya? Terus yaudah gue tulis aja ceritanya. Baru nanti balik lagi. Jadi proses penciptaan karakternya sedikit lebih random, tidak se-by the book biasanya.”
Dengan elemen keluarga yang kental maka dibutuhkan pula para pemeran yang dapat menghidupkan berbagai karakter yang ada di film. Untuk pemeran utama film TEKA-TEKI TIKA, Ernest memilih aktris muda Sheila Dara. “Gue suka melihat Sheila. Menurut gue dia natural, believable, dia bisa menyampaikan karakter dengan baik dan dia punya range yang juga ternyata cukup luas. Selain itu, Sheila punya kemauan belajar yang tinggi, attitude yang bagus, sehingga layak untuk dijadikan motor dalam film ini.”
Kemudian untuk anggota keluarga Budiman, Ernest mengatakan bahwa ia ingin mempunyai suasana kerja yang menyenangkan. “Somehow stress pandemi ini bikin gue ingin kerja dengan suasana yang menyenangkan. Dan salah satu caranya adalah memastikan rekan-rekan kerja lu menyenangkan, itulah kenapa gue kerja sama ‘teman-teman gue sendiri’, seperti Dion, Morgan, Koh Ferry yang juga pernah kerja bareng. Eriska juga udah kenal lama, cuma Jenny Zhang pemeran utama yang gue baru kenal. Dan untungnya semuanya sesuai harapan, berjalan dengan baik, chemistry-nya oke banget, dari reading sampai shooting, hampir nihil masalah terkait cast.” (if)