Jakarta, 8 November 2019 – Pameran dan konferensi tahunan di bidang energi terbarukan, Indonesia EBTKE ConEx, menjadi ajang saling bertukar perspektif antar para pelaku, pengamat dan praktisi energi terbarukan di Indonesia. Sesi diskusi seperti program Plenary Session, Breakout Session, dan Workshop Session digelar untuk memberikan gambaran terbaru mengenai perkembangan dan tantangan serta jalan keluar terbaik di bidang energi terbarukan.
Beberapa topik yang dibawakan para panelis dan pembicara antara lain mengenai investasi, transisi energi, regulasi, pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia, kesiapan dan masa depan energi terbarukan, dan lain-lain. Berbagai sesi diskusi yang digelar mendapat sambutan positif dari para peserta yang terlihat antusias untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut terkait pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Secara umum, meskipun mengakui adanya berbagai tantangan yang masih dihadapi, para panelis cukup optimis bahwa Indonesia bisa merealisasikan energi terbarukan.
“Energi terbarukan adalah target yang mau tidak mau harus bisa dicapai. Tinggal masalah waktu saja kapan kita akan mencapai energi terbarukan di Indonesia,” ujar Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Surya Darma. Ia menyatakan METI berkomitmen untuk terus konsisten mendorong peningkatan dan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. METI juga bekerja erat dengan lembaga dan komunitas masyarakat energi terbarukan di dunia.
Pengembangan energi terbarukan di Indonesia banyak mendapat dukungan dari dunia internasional. Pada program Plenary Session di hari pertama dan kedua, para panelis yang ikut hadir antara lain Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste, Pradeep Kumar Rawat; Duta Besar Inggris Raya untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins; Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Rasmus Abildgaard Kristensen; dan Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Marina Berg; serta perwakilan dari International Renewable Energy Agency (IRENA), Badariah Yosiyana.
Para duta besar yang hadir umumnya menjelaskan mengenai perjalanan mereka dalam mengembangkan energi terbarukan di negara masing-masing. Beberapa nilai penting yang bisa dipetik dari penjelasan para duta besar di atas antara lain pentingnya peran pemerintah dalam mendorong energi terbarukan melalui regulasi yang tepat, pelibatan masyarakat secara aktif, serta dukungan finansial dari investor baik investor lokal maupun internasional.
Terkait investasi di bidang energi terbarukan yang belum berjalan seperti yang diharapkan, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ridwan Djamaluddin, mengatakan pemerintah sedang melakukan harmonisasi regulasi agar nilai keekonomian di bidang energi terbarukan bisa menarik investor. “Sudah waktunya kita melakukan langkah besar untuk mempercepat energi terbarukan dengan mengharmonisasi regulasi dan memudahkan investasi. Investasi di bidang energi terbarukan harus dilakukan dengan dasar untuk memperkuat kapasitas nasional,” tegas Djamaluddin. Ia juga menekankan pentingnya sumber daya manusia yang andal dalam mengembangkan energi terbarukan. Ia yakin generasi muda potensi dengan antusiasme yang tinggi untuk bergerak di bidang energi bersih.
Keterlibatan generasi muda dalam mengembangkan energi terbarukan salah satunya bisa dilihat dari hadirnya Young Renewable Energi Innovation. Minat generasi muda terhadap energi terbarukan juga terlihat dari hadirnya mahasiswa dari berbagai universitas ke pameran Indonesia EBTKE ConEx 2019 di JIEXpo. Ketua Panitia Indonesia EBTKE ConEx, Adrian Lembong, menyatakan kegiatan kali ini membawa suasana yang sedikit berbeda. Pada tahun ini terlihat banyak generasi muda yang hadir dan bahkan berpartisipasi langsung pada usaha pengembangan energi terbarukan. “Energi baru terbarukan adalah milik generasi muda dan ini adalah masa depan yang harus digenggam oleh para pemuda kita,” ujar Surya Darma.
Yang Muda Yang Berkarya
Pada hari kedua penyelenggaraan Indonesia EBTKE ConEx 2019 kemarin, telah diumumkan pula para pemenang dari program Young Renewable Energi Innovation dari berbagai kategori. Para pemenang program Young Renewable Energi Innovation adalah:
- Kategori Best Impact Award: Bio-WCO: Produksi Bio Nafta dari Limbah Minyak Jelantah Sebagai Bahan Baku Industri Petrokimia (Politeknik Energi dan Mineral Akamigas)
- Kategori Best Green Award: Voluntruck: Solusi Siap Guna (Portable) untuk Daerah Terkena Dampak Bencana dengan Menggunakan Energi Terbarukan (Solar PV) sebagai Penghasil Energi Listrik (Universitas Trisakti)
- Kategori Best Commercialization: Biop-Mac (Biogas Purification Machine): Alat Pemurnian Biogas dengan Pemanfaatan Serbuk Genteng untuk Menghasilkan Biometan sebagai Renewable Energy di Indonesia (Universitas Brawijaya)
- Grand Prize Winner:Aligator: Implementasi Sistem Pendingin Ikan pada Perahu Nelayan Menggunakan Penerapan Smart Renewable Energy (Universitas Brawijaya)
Ketua Umum METI, Surya Darma, menyatakan inovasi-inovasi yang dihadirkan oleh generasi muda ini menjadi bekal penting bagi pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Ia juga berharap ke depan akan semakin banyak generasi muda yang terjun di industri energi terbarukan dan berkontribusi pada pengembangan dan peningkatan energi terbarukan di Indonesia. “Kami berharap tahun depan akan semakin banyak inovasi yang ditampilkan oleh para mahasiswa dan semakin banyak kampus yang mengikuti program Young Renewable Energi Innovation. Kehadiran para mahasiswa ini menjadi sinyal positif akan arah pengembangan energi terbarukan di Indonesia,” ujar Surya.
Informasi lebih lanjut tentang Indonesia EBTKE ConEx 2019 dapat diakses melalui situs www.indoebtkeconex.com