Jakarta, Oktober 2018 – Spekulasi mengenai penggarapan film Si Buta dari Gua Hantu sejak Agustus tahun lalu akhirnya terjawab sudah. Rumah produksi Screenplay Films bersama Bumilangit Studios secara resmi mengumumkan akan mengangkat tokoh legendaris Indonesia itu ke layar lebar dengan judul Si Buta dari Gua Hantu. Dalam proses pembuatan filmnya, Screenplay Films dan Bumilangit Studios menunjuk Timo Tjahjanto sebagai sutradara dan penulis skenario film Si Buta dari Gua Hantu
Menilik sejarahnya, Si Buta dari Gua Hantu merupakan mahakarya dari salah satu maestro cerita bergambar Indonesia, Ganes Thiar Santosa. Walaupun komikus yang lebih dikenal dengan nama Ganes TH ini sudah banyak mengeluarkan karya lainnya, namun komik ini menjadi pelopor komik silat Indonesia. Sejak pertama kali terbit pada tahun 1967, Si Buta dari Gua Hantu menimbulkan demam silat khas nusantara dan menginspirasi banyak komikus untuk berkiprah di genre ini. Si Buta dari Gua Hantu juga menjadi salah satu intellectual property karya anak bangsa yang paling banyak diadaptasi ke dalam media layar kaca dan layar lebar.
Setelah hadir dalam 21 judul komik, 7 judul film layar lebar, dan 2 judul sinetron, kini Si Buta dari Gua Hantu akan kembali ke layar lebar lewat tangan dingin Timo Tjahjanto. Dalam versi kali ini, skenario Si Buta dari Gua Hantu akan ditulis ulang dan dikemas secara modern, naskah inilah yang kemudian dipakai Timo di film ini. Nantinya Film Si Buta dari Gua hantu akan berpusat pada dua karakter utama yaitu Barda alias nama asli dari Si Buta dan Mata Malaikat, yang tak lain adalah musuh Barda.
“Nantinya film ini akan menjadi menjadi character origin of Barda. Begitu juga dengan Mata Malaikat, seorang villain yang kharismatik dan dia adalah pendekar legendaris. Kita membuat dua origin stories meskipun fokus pada karakter Barda,” kata Timo Tjahjanto.
“Kita akan menceritakan unsur penting dan menyentuh dimana Barda masih punya rasa kemanusiaan, ia bersahabat dengan Kliwon, monyetnya. Lalu Tongkat Barda yang terbuat dari batu granit bisa menjadi sangat kuat, lalu mengapa sampai Barda memakai baju ular. Meskipun ini film fantasi, tapi akan ada logika-logika yang kita gali,” lanjut Timo sedikit membocorkan filmnya.
Timo mengungkapkan , dalam pembuatan naskah film Si Buta dari Gua Hantu, ia meperbaharui visi dari Ganes TH untuk dibuat relatable dengan masa kini. Sebagai re-introduction kepada generasi sekarang, format komik digital di platform Facebook sudah dirilis oleh Bumilangit Comic Media dengan gambar dan cerita yang didasari oleh karya-karya sebelumnya. Komik karya penulis Oyasujiwo dan komikus Iwan Nazif ini bertujuan untuk mengantar penggemar baru dan long time die-hard fans ke film layar lebar, dan memperoleh penghargaan Comic of The Year di ajang Popcon Award 2018.
Sementara nama-nama aktor dan aktris yang terlibat dalam film Si Buta dari Gua Hantu masih dalam tahap seleksi dan masih dirahasiakan, film Si Buta dari Gua Hantu akan mengangkat tema utama PENDEKAR NUSANTARA. Proses pra produksi tengah berlangsung, shooting film ditargetkan untuk dapat dimulai pada bulan Maret 2019.
Penunjukkan Timo Tjahjanto di kursi sutradara tentu bukan tanpa alasan, ia memiliki sederet prestasi luar biasa di balik layar. Bersama Screenplay Films, sepak terjang Timo pun sangat gemilang. Pria berusia 38 tahun itu sukses menggarap Headshot (2016) dan Sebelum Iblis Menjemput (2018). Kedua film ini mendapatkan apresiasi di berbagai festival-festival film bergengsi dunia. Headshot mendapatkan penghargaan Grand Prix Nouveau Genre Award, kategori International Feature Film Competition di L’Étrange Film Festival Prancis 2016 sementara Sebelum Iblis Menjemput menyabet penghargaan sebagai film terbaik dalam kategori Midnight Xtreme di Festival Film Sitges Spanyol 2018. Teranyar, Timo sukses menjadi sutradara film original Netflix pertama dari Indonesia yakni The Night Comes For Us, film ini menjadi perbincangan positif di dunia perfilman melalui social media.
Timo Tjahjanto merupakan penggemar dan pembaca komik Si Buta dari Gua Hantu dan ia dipercaya men-direct film ini. Si Buta dari Gua Hantu menjadi karakter legendaris kedua dari Screenplay Films dan Bumilangit Studios yang diangkat ke layar lebar, setelah Gundala yang akan disutradarai Joko Anwar. Si Buta dari Gua Hantu mengawali kolaborasi Screenplay Films dan Bumilangit Studios dalam mengangkat kembali genre fantasy martial arts dalam genre pendekar.
MEDIA RILIS
SCREENPLAY FILMS
Screenplay Films adalah perusahaan produksi yang inovatif dan terus berkembang untuk menghasilkan film – film dengan berbagai genre. Sebagai bagian dari perusahaan Screenplay Productions yang telah lebih dahulu dikenal, Screenplay Films telah bekerja sama dengan aktor dan aktris, serta sutradara dan tim kreatif ternama di Indonesia, dalam memenuhi komitmennya menghadirkan film berkulitas yang dapat dinikmati oleh pecinta film Indonesia. Film perdana Screenplay Films, Magic Hour (2015) langsung mendapatkan posisi box office, kesuksesan yang sama diikuti film lainnya dengan genre yang bervariasi yaitu London Love Story (2016), I Love You From 38,000 FT (2016),Headshot (2016), Jailangkung(2017),
Sebelum Iblis Menjemput (2018), dan The Night Comes for Us (2018). Berdasarkan pencapaian tersebut, Screenplay Films terus meningkatkan produksinya berkolaborasi secara efektif dengan jaringan global untuk merilis film – film dan didistribusikan ke seluruh dunia.
BUMILANGIT STUDIOS MEDIA
Berdiri tahun 2003, Bumilangit Entertainment Corpora merupakan tonggak awal dimulainya sebuah ikhtiar untuk membangkitkan kembali budaya penceritaan komik bertema kepahlawanan di Indonesia. Saat ini Bumilangit menjadi sebuah perusahaan hiburan berbasis karakter terdepan di Indonesia yang mengelola pustaka karakter terbanyak, dengan lebih dari 1.100 karakter komik yang telah diterbitkan selama enam puluh tahun terakhir. Bumilangit Studios Media sebagai bagian dari keluarga besar Bumilangit memproduksi film animasi, film layar lebar, dan serial televisi berdasarkan pada kekayaan dan kedalaman cerita komik dari setiap karakternya.
Tentang Timo Tjahjanto
Timo Tjahjanto merupakan sutradara ternama di Indonesia. Bersama Kimo Stamboel, mereka dikenal dengan julukan ‘Mo Brothers”, Timo merupakan sutradara yang dikenal melalui karya-karyanya di genre horror. Film yang digarapnya kerap sukses dan memenangkan berbagai penghargaan.
Filmography:
– Takut: Faces of Fear (2008) – Segmen "Dara"
– Rumah Dara (2010)
– One Good Thing (2012)
– V/H/S/2 (2013) – Segmen "Safe Haven"
– Killers (2013)
– Headshot (2016)
– Sebelum Iblis Menjemput (May The Devil Take You, 2018)
– The Night Comes for Us (2018)
Awards:
– Nominasi Gold Hugo (Chicago International Film Festival, 2012)
– Nominasi Jury Prize (Molins de Rei Horror Film Festival, 2013)
– Nominasi Grand Prize of European Fantasy Film in Silver (Sitges – Catalonian International Film
Festival, 2013)
– Nominasi Audience Award (SXSW Film Festival, 2013)
– Nominasi Best of Puchon (Puchon International Fantastic Film Festival, 2009)
– Nominasi Best Director Citra Award 2016
– Honorable Mention di Fantaspoa International Fantastic Film Festival (2015) – with Kimo
Stamboel
– Grand Prix Nouveau, L’Etrange Film Festival Perancis 2016
– Midnight Xtreme Sitges Film Festival Spanyol 2018