- Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
- Kedua pihak targetkan 25 bank sampah perempuan mikro yang aktif beroperasi di 2024 di dalam wilayah uji coba di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten.
- Kolaborasi ini adalah wujud strategi bisnis berkelanjutan Amartha, “Amartha Lestari”, dukung pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah plastik dengan prinsip collective participatory.
Tangerang, 23 Februari 2024 – Timbunan sampah plastik yang tidak dikelola secara bijak menjadi salah satu masalah utama yang dapat mengancam kehidupan manusia. United Nations Environment Programme (UNEP) mengestimasikan peningkatan volume sampah plastik yang mengalir ke lautan hingga tiga kali lipat dalam 20 tahun ke depan. Artinya, terdapat 23 – 37 juta metrik ton plastik mengalir ke laut setiap tahunnya di 2040.
Salah satu langkah kunci mengatasi ancaman sampah plastik ialah dengan komitmen kolektif yang menggunakan pendekatan keberlanjutan. Diperlukan upaya kolektif yang melibatkan peran aktif masyarakat dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan mekanisme pengelolaan sampah domestik, khususnya plastik. Pun, penyediaan infrastruktur yang tepat guna juga diperlukan sebagai titik pengolahan sampah agar dapat diproses lebih lanjut.
Berangkat dari kesadaran akan pentingnya mengelola sampah secara kolektif, Amartha dan Unilever Indonesia sinergikan jejaring akar rumput kedua organisasi untuk hasilkan dampak ekonomis dan usaha perlindungan lingkungan yang lebih baik.
Katrina Inandia, Head of Sustainability and Impact Amartha menyampaikan, “Melalui pilar Amartha Lestari, Amartha mewujudkan keseimbangan pertumbuhan bisnis secara jangka panjang dengan komitmen untuk mendukung pelestarian lingkungan. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan akar rumput lewat program bank sampah, di mana masyarakat dapat memperoleh pendapatan tambahan dari hasil daur ulang sampah plastik.”
Sebagai langkah awal, program ini dilaksanakan di wilayah Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, dengan melibatkan mitra usaha kecil dan mikro Amartha. Pemilihan ini ditujukan untuk membatasi aliran sampah plastik masuk ke laut yang melewati Pantai Tanjung Burung. Teluknaga memiliki masalah serius terkait sampah. Salah satu pantainya bahkan disebut sebagai “Pantai Sampah” yang selama 15 tahun terakhir miliki tinggi tumpukan sampah hingga mencapai 3 meter.
Kolaborasi Amartha dan Unilever Indonesia dimulai dari sosialisasi kepada masyarakat yang merupakan jejaring bisnis kecil dan mikro Amartha, pembentukan bank sampah perempuan mikro, hingga menargetkan 25 bank sampah beroperasional di wilayah Teluknaga di akhir tahun.
Kolaborasi ini diharapkan menciptakan dampak berkelanjutan yang lebih luas, baik dari sisi sosial, lingkungan, dan ekonomi. Dari aspek sosial, program bank sampah kolektif akan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah plastik. Dari aspek ekonomi, bank sampah dapat meningkatkan pendapatan keluarga agar lebih sejahtera. Sementara dari aspek lingkungan, daur ulang sampah dapat berkontribusi membangun lingkungan yang lebih lestari.
Maya Tamimi, Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia Foundation menyampaikan, “Kami senang dan menyambut baik kolaborasi dengan Amartha. Pemberdayaan Bank Sampah telah menjadi perhatian Unilever Indonesia sejak tahun 2008. Kami percaya bahwa kehadiran Bank Sampah memiliki manfaat yang besar sekali bagi masyarakat, tidak hanya memiliki manfaat untuk lingkungan, tetapi juga kesehatan dan ekonomi. Bagi kami, Bank Sampah juga memegang peran yang sangat krusial dalam mendorong terciptanya pengelolaan sampah yang baik dan terintegrasi dari level rumah tangga”.
Unilever Indonesia hingga saat ini telah membina 4.000 Bank Sampah di 50 kabupaten/kota dan 11 provinsi di Indonesia. Pada tahun 2022, Unilever Indonesia telah berhasil menumpulkan dan memproses sampah sebanyak lebih dari 62.360 ton. Sebanyak 28.633 ton nya dikumpulkan dari Bank Sampah Binaan Unilever Indonesia dan jaringannya. “Kolaborasi kami dengan Amartha merupakan langkah bersama untuk memperluas jejaring bank sampah berbasis komunitas yang lebih banyak dan merata di segenap wilayah di Indonesia. Kami berharap kemitraan dengan Amartha ini semakin bisa mendorong terciptanya lingkungan yang lestari, bersih dari sampah dan menghasilkan komunitas serta masyarakat yang lebih berdaya” Maya menambahkan.
Upaya Pelestarian Lingkungan dan Peningkatan Kesejahteraan Akar Rumput
Strategi bisnis berkelanjutan Amartha pastikan sinergi yang baik antara operasional bisnis pembiayaan produktif sektor mikro dengan upaya pelestarian lingkungan. Amartha memastikan program berkelanjutan yang fokus pada pelestarian lingkungan dapat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat akar rumput.
Di provinsi Banten, Amartha telah menyalurkan lebih dari 17 miliar rupiah modal kerja kepada lebih dari 70 ribu usaha kecil-mikro yang tersebar di 83 kecamatan. Usaha kecil dan mikro merupakan segmen yang memiliki resiliensi tinggi, hal ini terbukti dari hasil penelitian Amartha yang tertuang pada Sustainability Report 2022. Mitra bisnis Amartha yang umumnya didominasi Perempuan mengalami peningkatan pendapatan secara progresif di setiap tahunnya, semenjak bergabung. Yaitu meningkat 10.5% di 2020, 37.76% di tahun 2021, dan 69.6% di 2022. Bahkan sebanyak 40.000 mitra Amartha berhasil naik kelas, dari level ultra mikro ke level mikro.
Fakta resiliensi tersebut menjadi dasar bagi Amartha untuk terus melibatkan peran serta segmen akar rumput agar menjadi lebih sejahtera dengan peningkatan wawasan dan kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah dari pengolahan sampah plastik domestik.
Amartha telah menjalankan program daur ulang sampah, waste management, di kantor pusat sejak 2022. Selama 2023, Amartha telah mengumpulkan 10.027 kilogram sampah yang telah dipilah dan sebanyak 6.803 kilogram sampah telah berhasil didaur ulang. Perjalanan ini merupakan bagian dari misi keberlanjutan Amartha yang dituangkan ke dalam pilar Amartha Lestari dimana salah satu programnya ialah waste management.
Katrina melanjutkan, “Waste management tidak hanya bisa dilakukan oleh korporasi seperti Amartha, namun juga bisa dilakukan oleh setiap individu. Oleh karenanya diperlukan sinergi berkelanjutan, antara perusahaan dan masyarakat sebagai upaya kolektif melestarikan lingkungan.”
Pada 2024, Kantor Pusat Amartha menargetkan 50% sampah sudah di daur ulang. Misi keberlanjutan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat akar rumput di dalam ekosistem Amartha tetapi juga mendorong keberlanjutan bisnis itu sendiri.